Chapter 1: The beginning.

161 22 2
                                    

Happy reading!

.

SMA Pelita. Tulisan besarnya tercetak dengan jelas tepat pada bundaran yang baru saja mobil Adelyn lewati. Ia mulai memasuki kawasan SMA tersebut. Gedung-gedung menjulang tinggi menjadi pemandangan pertama nya, hingga mobilnya berhenti tepat di kawasan parkir. Murid-murid sudah berdatangan, setidaknya mereka akan melirik kan matanya pada mobil tesla tersebut untuk beberapa detik, mereka tau dengan jelas siapa di dalamnya. Jenan adalah alumni SMA Pelita yang terkenal pada masanya —mungkin hingga saat ini, sekaligus kakak laki-laki bagi Adelyn.

"Dadah Abang!" Adelyn melambai pada lelaki bernama Jenan yang berada di kursi supir itu, berniat kabur sebelum Abang tercintanya meminta cium di pipi. Sedangkan Jenan hanya menggeleng pelan sembari terkekeh, adik kecilnya sudah dewasa.

Adelyn mulai berjalan santai begitu dirinya memasuki gedung kelas sebelas. Ini adalah hari pertamanya sebagai anak kelas sebelas. Sembari berjalan Adelyn memindai ruangan-ruangan kelas yang dilewatinya. Tidak jauh sih seperti kelas sepuluh. Terdapat sekitar kurang lebih tiga puluh bangku tunggal dan lima belas meja untuk dua orang serta loker di setiap ruang kelasnya.

BRUK



Lelaki dengan seragam tak beraturan menabrak bahu Adelyn. Adelyn menatapnya balik menunggu permintaan maaf, jelas lelaki itu yang menabraknya. Namun, lelaki tersebut malah balik menatapnya dari ujung rambut hingga ujung sepatu. Ia memberhentikan tatapannya pada nametag Adelyn. Kemudian dengan santai si lelaki kembali berjalan berlawanan arah sembari memutar-mutar kunci di jemarinya tanpa menghiraukan tatapan Adelyn.

"Apaan sih,"

Adelyn memilih untuk tak memperpanjang masalah sepele tersebut dan kembali berjalan mencari keberadaan kelasnya.

---

"Adeldel cintakuu gue kangen banget sama elooooo!"

Adelyn baru saja memasuki kelas barunya dan langsung diberi sambutan oleh Julia alias sahabat karib embrionya yang kebetulan kali ini sekelas dengan gadis itu.

"Lebay ah lo,"

Julia mendelik, "Lo mah gak romantis," cibir gadis kelinci tersebut.

Setelah itu, Julia menggiring Adelyn menuju bangku yang akan ditempati mereka berdua.

"Btw kak Eric—

Ucapan Julia terpotong oleh kedatangan guru. Adelyn tebak beliau adalah wali kelas siswa 11 MIPA 3 untuk satu tahun ke depan.

"Stop mentioning Kakak gue karena gue gak bakal kasih lo restu,"

Julia menatap kesal, "Lo mah gitu dih dasar calon adik ipar durhaka!"

"Eh gue gak kasih restu ya anjir enak aja calon adik ipar!"

Selanjutnya mereka memberhentikan percakapan keduanya dan mulai memperhatikan guru yang berbicara di depan.

"Selamat pagi anak-anak,"

"Pagi pak,"

Bapak guru mulai memperkenalkan dirinya sebagai wali kelas. Sebagai awalan, Sir Richard, guru yang sedang berbicara di depan itu, memberitahukan bahwa dirinya mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris, sekaligus salah satu guru yang bertanggung jawab mengenai bimbingan konseling.

Tak terasa sudah hampir satu jam Sir Richard memperkenalkan dirinya. "Any question about me?" tanyanya mengakhiri sesi perkenalan.

BRAK

Beloved Enemy [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang