Prologue

304 32 3
                                    

— prologue.
.

.

Pair: Sasuhina, slight: sasusaku, narusaku, gaahina, tonehina.

.

.

"B-berhenti, kumohon.." rintihan terdengar, suara lembut sang gadis melirih menatap penuh mohon ke arah kedua manik onyx yang menatapnya tajam. Membuat tubuhnya terkunci oleh lelaki pemilik mata onyx tersebut, menekan kedua tangannya dan sesekali menampar pipi sang gadis.

"Cih, berhenti kau bilang?" Sasuke tersenyum miris masih menatap hinata yang kini menangis tertahan di depan wajahnya. Pipinya memerah bukan karena blushing, tetapi karena tamparan keras yang sasuke berikan dengan segan-segan.

Untuk apa sasuke berhenti melakukan hal ini jika hinata tak bisa mengembalikan nyawa ibunya? Apa dengan berhenti menyiksa gadis sialan ini akan membuat ibunya bernafas kembali? Atau dengan membebaskannya, dengan begitu ibunya akan bangkit dari kubur dan langsung memeluk putranya erat? Ia kehilangan ibunya.. karena hinata..

"Kau!" Sasuke menaikkan oktafnya, menundukkan wajahnya seraya menggeram marah.

Kemudian ia melepas tubuh hinata membiarkan gadis itu terduduk diatas lantai dingin dan memegangi kedua tangannya yang membiru karena tekanan darinya. Sasuke membenturkan punggungnya ke tembok bersih gudang sekolah dan membiarkan dirinya merosot ke bawah.

"U-uchiha-san.." hinata menangis, menatap pemuda yang kehilangan arah karena ibunya yang sudah tiada.

"Hyuuga keparat! Jika saja.." sasuke menutup wajah tampannya dengan kedua tangan kekar miliknya, menyembunyikan perasaan sakit hati, marah, kesal, sedih dan bulir bulir air mata yang mulai jatuh membasahi kedua tangannya.

Benar.. jika saja.

"Jika saja waktu itu kau tidak menyebrang dengan ceroboh! Ibuku tidak akan mati.. menghilangkan nyawanya yang berharga dan meninggalkanku yang masih 12 tahun hanya untuk menyelamatkan gadis bodoh sepertimu! Kami-sama, dia bakan tidak mengenalmu hyuuga, mengapa dia harus kehilangan nyawa hanya karena orang sepertimu? Jawab aku!"

Mendengar itu reflek Hinata terdiam dan membekap kedua mulutnya sendiri dengan rasa terkejut, Membulatkan kedua manik amethyst pucatnya menatap sasuke yang memukul mukul kepalanya sendiri dengan tangannya.

"Uchiha-san hentikan, kumohon.." hinata mendekat ke arah sasuke, memeluk tubuh pemuda yang kini nampak pasrah dan membiarkan dirinya di dekap oleh hinata.

Hinata mendekap sasuke erat, ikut menangis merasakan penderitaannya. "Aku minta maaf, aku minta maaf.." hinata makin mengeratkan pelukkannya mengelus surai raven tersebut dengan penuh kelembutan, sasuke terbuai.. ia diam tak melanjutkan aktivitas menyakiti dirinya sendiri.

"Kami-sama, maafkan aku sudah memberimu penderitaan berat seperti ini uchiha-san.." hinata membenamkan wajahnya di surai raven sasuke, mengelusnya erat, mendekapnya erat, seakan akan sasuke tidak boleh pergi kemana mana.

Bergantian, hinata yang mengunci sasuke dalam kenyamanannya, Sasuke benci mengatakan jika pelukan ini.. pelukan nyaman yang ia rindukan semenjak ibunya tiada. Pelukan dengan tiadanya hawa nafsu, hanya dengan perasaan dan kenyamanan. Sasuke memang tidak berniat untuk membalas pelukkan yang diberikan gadis ini, tidak sedikit pun. Namun.. ia juga tidak berniat untuk melepaskan pelukan ini.

Rasa kantuk mulai menyerangnya dan sasuke tidak lagi punya tenaga untuk melawannya.

"kaa-san.." gumam sasuke saat ia mulai memejamkan matanya dan terlelap di dekapan hinata.

"Uchiha-san?" Hinata menghapus jejak air matanya menatap sasuke yang tertidur di dalam dekapannya.

Mengapa kami-sama begitu jahat pada anak ini? Mengapa hinata tak mengingat apa-apa tentang hal ini.. mengapa kami-sama memberi cobaan yang anak ini tidak kuat untuk menahannya sendiri. Dan mengapa.. hinata lebih merasakan sakitnya padahal ia sendiri adalah anak yatim piatu dan hidup hanya bersama 1 kakak laki-laki dan 1 adik perempuan. Ia tak ingat pernah kecelakaan.. dan ayah ibunya meninggal disaat usianya yang menginjak 14 tahun.

Malangnya nasib mereka berdua..

— End.

Hohoho tanganku geli pgn buat ff baru lagi heheeheh, ini satu satunya cerita yang gak bikin pegel otakku.

Anu delete or lanjut aja yaa?

Jaa kutunggu jawaban kalian.

RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang