Prolog

53 10 10
                                    

Erlico Laengga orang no-9 terkaya di dunia, seorang yang memegang banyak perusahaan dan ayah dari Efrhiel Carlle Laengga seorang anak yang dianggap jenius dan mulititalenta.

Efrhiel tumbuh di lingkungan yang sangat kaya dan sukses. Ayahnya, Erlico Laengga adalah seorang pengusaha sukses dan pemilik banyak perusahaan besar. Meskipun ibunya meninggal dunia ketika melahirkan Efrhiel, ayahnya tidak pernah berhenti mendidik putranya dengan keras agar menjadi orang yang sukses seperti dirinya.

Sejak usia dini, Efrhiel telah diberi pelajaran tentang bisnis dan bagaimana mengelola perusahaan. Ia juga diberi pelajaran tentang teknologi dan dunia digital, sehingga ia sangat pintar dalam hal tersebut. Selain itu, Efrhiel juga mulai menunjukkan bakat dalam berbagai bidang seperti musik, seni, dan olahraga. Erlico tidak mengabaikan bakat-bakat anaknya dan semakin mengasahnya dengan lebih keras lagi.

Setiap harinya yang Efrhiel lakukan adalah belajar dan berlatih mati-matian. Erlico selalu menuntut yang terbaik dari Efrhiel, memaksa Efrhiel agar selalu melakukannya dengan baik. Efrhiel tentu saja tersiksa dengan tuntutan ayahnya.

Ketika Efrhiel berusia 14tahun, Erlico memberikan kepercayaan padanya untuk menjadi CEO dari salah satu perusahaan miliknya. Tidak diragukan lagi bakat dari Efrhiel, dia mampu melakukannya dan dalam waktu singkat, perusahaan tersebut berkembang dan menjadi perusahaan terkemuka di industri tersebut.

Tidak hanya sukses dalam bidang bisnis, Efrhiel juga menjadi seorang atlet yang sangat handal dan pemain musik yang terampil. Ia berhasil meraih medali emas dalam Olimpiade dan menghasilkan beberapa lagu yang menjadi hits di seluruh dunia.

Ketika Efrhiel mulai menyukai musik, menggambar, bola, basket, badminton, seni beladiri dll bahkan memasak yang dulu dia pikir menjengkelkan sekaligus menyiksanya, sayangnya ayahnya memberikannya satu perusahaan lagi membuatnya hanya memiliki sedikit waktu luang untuk melakukan hal yang disukainya.

Setiap hari bagi Efrhiel begitu menyiksa dan menjengkelkan, jika dia memiliki seorang anak nantinya dia tidak akan menjadi seperti ayahnya yang menurutnya sedikit tidak waras.
---

Kali ini adalah kali pertama Efrhiel melakukan hal yang diinginkannya sejak lama.

Efrhiel memutuskan untuk menerima ajakan teman-teman kuliahnya berlibur diluar kota sekaligus mengadakan pesta ulang tahun Efrhiel yang ke-17 tahun.

Selama libur panjang biasanya selalu Efrhiel habiskan untuk belajar dan mengurus perusahannya, namun kali ini dia menyerahkan perusahaannya kepada seseorang yang sebenarnya tidak dia percaya, namun tidak ada pilihan lain untuknya.

"Selamat ulang tahun, Efrhiel!" ucap mereka serentak lalu memberikan hadiah tentu saja.

"Makasih haha ..." Ucap Efrhiel ketika menerima hadiah dari teman-teman kuliahnya.

"Efrhiel, kamu sudah 17 tahun kan?" Ucap salah satu teman Efrhiel, Avino Mouleto.

"Hm ... Ada apa kak Avino?" Jawab Efrhiel sopan.

"Panggil aku Vino aja, kamu kan bukan adikku" Ucap Avino menepuk-nepuk punggung Efrhiel.

"Haha baiklah"

"Nah, karena kamu sudah 17 tahun kenapa tidak mencoba ini?" Ucapnya sembari menunjukan sebuah botol minuman ditangannya.

"Alkohol? Maaf aku gak minum alkohol" Tolak Efrhiel sopan.

"Membosankan, sudah coba saja toh umurmu dah legal buat minum ini hehe ..." Avino memberikan botol minuman itu ketangan Efrhiel.

"Vino jangan aneh-aneh" Ucap salah seorang teman Efrhiel, Kelly Emina Neoni.

"Wah, Vino kamu berani macam-macam sama seorang CEO?" Ucap Dillan Roycore salah satu teman Efrhiel.

"Dasar, seharusnya yang lebih tua mengajarkan yang benar dong Vino!" Marah Amiya Lemoniloe, teman dekat Efrhiel.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EfrhielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang