2

84 11 4
                                    

Kayla baru saja keluar dari rumahnya dan mendapati Rama yang sudah nangkring bersama motor ninja hitamnya di depan rumah Kayla. Kayla menghampiri Rama dan baru saja hendak bertanya sedang apa dan sejak kapan ia diam di depan rumahnya. Namun, Rama lebih dulu menyodorkan helm yang sedari tadi dipegang ditangannya.

"Pake," ucapnya sambil menyodorkan helmnya itu.

Kayla masih menatapnya bingung. Kayla menaikkan salah satu alisnya sebagai respon.

"Udah, pake dan cepet naik! kalo gak gue tinggal," lanjut Rama sambil memakai helmnua dan sudah bersiap menyalakan motornya.

"Eh-eh, ya gue naik. Sabar dikit dong!" balas Kayla ketus.

Rama tak membalas ucapan perempuan itu. Ia langsung melajukan motornya. Kayla yang sedari tadi diam, langsung memegang pinggang Rama. Tentu saja ia kaget. Ia lupa, kalo Rama bisa kaya kesetanan kalo lagi ngendarain motor. Bisa dibilang sebelas dua belas dengan Valentia Rosi. Setidaknya, begitu bagi Kayla.

"Sarap lo ya!" ucap Kayla. Rama masih diam. Kayla melepas tangannya yang sedaritadi sudah memegang pinggang Rama. Ia lebih memilih untuk pegangan pada jaket Rama. Ini lebih baik. Batinnya. Sepanjang perjalanan, tidak ada satupun dari mereka yang memulai pembicaraan. Mungkin karena memang, ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan hal-hal yang ada di pikiran Kayla atau hal konyol sekalipun.

****

Sesampainya di sekolah, Kayla buru-buru turun dari motor dan melepas helm yang ia kanakan tadi dan memberikannya kembali kepada Rama.

"Thanks ya Ram," ucap Kayla.
"By the way, ada angin apa lo tiba-tiba udah nongkorng aja depan rumah gue, terus nganterin gue ke sekola?" lanjut Kayla panjang lebar dengan semangat.

"Atau jangan-jangan lo..."
"Aw!" ucapan kayla terputus saat Rama menjitak kepalanya. Kayla merintih sambil memegang kepalanya.

"Terserah, apapun, yang lo pikirin, anggep aja jawabannya iya." balas Rama. Dengan begitu, Rama berlalu meninggalkan Kayla yang masih bengong di tempatnya.

Kayla POV

'Terserah, apapun, yang lo pikirin, anggep aja jawabannya iya.' Apa maksudnya? emang dia tau apa yang aku pikirkan tadi? sejujurnya, aku berpikir mungkin Rama sudah terlalu lelah untuk mengacuhkanku selama ini? dan ia merindukanku? mungkin terdengar cheesy, tapi itulah yang aku pikirkan dan ingin aku ucapkan padanya jadi. Ya, walaupun hanya untuk bercanda. Tapi, mana mungkin seorang Rama seperti itu? cowo so cool dan hampir mirip patung yang ada di Bunderan HI merasakan seperti itu? Gakmungkin.

"Mikir apaan sih gue," ku lihat jam, pada jam tanganku.
"Anjir, udah jam segini! gara-gara si Rama nih ah!" rutukku. Lalu cepat-cepat aku berlari menuju kelasku.

untungnya, saat aku masuk kelas, guru yang mengajar pada jam pertama hari ini belum masuk.

"Kaylaaaa! Lo ngapain aja jam segini baru kesekolah?" Cecer Ayla, saat Kayla baru saja masuk ke kelasnya.

"Santai dong bos. Alay banget si lo! Kaya yang sendirinya gapernah telat aja," balas kayla.

"Tapi serius, ini tumben banget heh!" "Iya, gue bangun telat terus si Rama tiba-tiba ada depan rumah gue, abis tu dia nganterin gue kesekola, yang berujung akhirnya gue makin telat nyampe sekola. Eh, kalo dipikir-pikir itu tandanya dia nunggu--" belum sempat kayla menyelesaikan ucapannya, ucapannya sudah terpotong oleh jawaban antusias dari Alya.

"Anjir itu mah udah pasti nunggiun elo! Yakali dia sengaja telat kesekola. Secara Rama kan anaknya rajin banget walaupun rada sengklek sih," balas Alya sambil mengangguk-anggukan kepalanya memastikan.

HeartbreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang