Basah adalah Satu kata yang mendeskripsikan keadaan Kayla sesaat sampai di rumahnya.
Setelah Rama mengantar Kayla pulang, Kayla langsung pergi meninggalkan Rama tanpa mengucapkan kata-kata apapun. Nyali Rama tidak cukup besar untuk memberhentikan langkah Kayla. Ia masih belum mampu melawan egonya itu. Akhirnya mereka memilih berpisah dengan membawa perasaan bersalah dan bimbang.
"Assalammualaikum Ma, Yah,"
Ardi dan Rani yang sedari tadi sedang menonton televisi di ruang tengah langsung menyaut ketika mendengar suara anak gadisnya itu.
"Wa'alaikumsalam, sayang..."
Rani langsung menghampiri Kayla yang masih berdiam diri di depan pintu rumahnya itu Kerutan keningnya menyatu ketika melihat anaknya dengan kondisi yang sudah basah kuyup. "Kamu kenapa Kay? yaampun!"
"Ala, kamu kenapa? pulang sama siapa tadi?" Ardi, ayahnya, ikut menyeru ketika melihat kondisi anaknya itu. Nadanya terdengar begitu khawatir.
"Sama Rama Yah,"
Merasa ada yang tidak beres, Rani memperhatikan wajah anaknya itu karena sedari tadi Kayla berusaha untuk membuang muka. "Mata kamu kenapa sembab?"
Kayla hanya menggeleng dan melongos begitu saja meninggalkan kedua orang tuanya yang masih mengkhawatirkan keadaanya.
"ALA!" suara bentakan keras dari Ardi tak cukup mampu membuat Kayla memberhentikan langkahnya untuk masuk kedalam kamarnya. Maafin Kayla Yah, Ma. Ucapnya dalam hati. Ia terlalu lelah untuk menceritakan semuanya kepada kedua orang tuanya itu Belum saatnya mereka untuk tahu dan terlibat dengan masalah yang sedang ia hadapi.
"Udah yah, biar dia tenang dulu," ucap Rani kepada suaminya.
"Apa terjadi selama ayah pergi, Ma?"
"Mama rasa juga begitu yah, sikap Kayla belakangan ini aneh," Ucap Rani.
Ardi menggelengkan kepalanya. "Dasar anak muda. Sudah pasti masalah hati ini Ma,"
Rani hanya terkekeh mendengar ucapan suaminya itu.
***
Kayla menenggelamkan wajahnya ke dalam bantal. Ia ingin menangis sekali lagi malam ini. Ia masih ingin meluapkan kekesalan, kerisauan, kesedihan dan kerinduannya kepada sosok sahabatnya itu.
"Tapi satu hal yang harus lo tau, gue gak pernah menyesal pernah kenal sama lo." ucapan Rama masih terngiang di telinga Kayla. Hatinya kembali mencelos. sesak. Itu yang ia rasakan
Getaran ponsel Kayla sukses membuatnya meredakan tangisannya. Diambilnya ponsel dalam tasnya itu dan terlihat jelas tulisan 'Rama is calling' dalam layarnya itu.
Kayla buru-buru membenarkan duduknya. Ia bimbang antara harus mengangkatnya atau tidak. Akhirnya Kayla memutuskan untuk mengangkannya karena Kayla pikir mungkin saja Rama mau menjelaskan semuanya kepadanya.
"Hai Kay..."
Jantung Kayla berdebar hebat. Suara sesenggukan akibat tangisan tadi tidak bisa ia tahan membuat Kayla harus menutup mulutnya berkali-kali sebelum menjawab sapaan Rama.
"Kay, lo masih nangis?" ucap Rama dengan nada khawatir.
"Enggak kok. Ada a..pa Ram?" Kayla menjawbnya terbata-bata.
Kayla bangun dari kasurnya mencoba untuk menenangkan dirinya.
"Lo bisa ke balkon bentar?"
Spontan Kayla langsung keluar menuju balkonnya yang langsung berhadapan dengan balkon kamarnya Rama.
Kayla terkejut melihat Rama yang sudah berdiri di depan balkonnya sambil memegang ponsel ditelinganya. Senyuman di bibirnya merekah ketika melihat Kayla keluar dari kamarnya. Kayla hanya terdiam. Mata keduanya bertemu membuat semburat merah muncul di kedua pipi chubby Kayla. "Jadi.. ada apa Ram?" ucap Kayla pada akhirnya memecahkan keheningan diantara keduanya.
"Gue cuman mau mastiin lo gak nangis lagi,"
"Gue, nggak nan-"
Rama melanjutkan ucapannya dengan memotong kata-kata Kayla,
"Gue gamau liat lo nangis lagi," tegasnya.
Rama menatap Kayla dengan tatapan yang begitu tajam. Entah mengapa hal itu membuat perut Kayla terasa menggelitik. Seperti ada kupu-kupu yang berterbangan disana.
Kayla menurunkan ponsel dari telinganya dan menundukan kepalanya.
"Kalo lo gamau liat gue nangis lagi, stop acting like you don't know me Ram,"
"Stop acting like we're just stranger but we're not!" ucap Kayla pada akhirnya.
Rama menurunkan ponselnya dan mematikan sambungan telfonnya. Ia tersenyum kecut mendengar ucapan sahabatnta itu. "I know it's all my fault Kay,"
"NO! enggak Ram. Please... semua yang udah terjadi itu takdir. Lo gabisa terus-terusan nyalahin diri lo!" ucap Kayla sedikit berteriak. Matanya sudah kembali berkaca-kaca.
Rama menggelengkan kepalanya dan tersenyum. Menatap mata Kayla dalam penuh arti. Jauh di dalam lubuk hatinya ia ingin mengakhiri ini semua. Tapi ini semua terasa sulit baginya. Yang ia dapat lakukan hanyalah menyalahkan dirinya. Semuanya sudah benar-benar berantakan setelah ibunya meninggalkannya. Kayla tahu selama ini Rama hanya bersembunyi dibalik topengnya karena ia tidak mau terlihat lemah di mata orang-orang khusunya keluarganya yang kini menilai Rama sebelah mata.
"Gue yakin lo, bisa lewatin ini semua. Bareng gue Ram,"
Kayla menyeka air matanya yang mulai bercucuran. Ia tidak mau menangis di depan Rama. Kayla mencoba tersenyum dan melanjutkan ucapannya, "Gue selalu ada buat lo, Ram,"
"Thankyou so much, Kayla." ucap Rama.
"I... i-i..-" bibir Kayla kelu ketika ingin mengucapkan tiga kata yang selama ini ia pendam.
"I miss you too, Kayla." ucap Rama tiba-tiba.
deg. Seperti dapat membaca pikirannya ucapan Rama membuat Jantung Kayla kembali berdebar hebat. Rasanya seperti mimpi. Sahabat yang ia rindukan selama ini merindukannya juga. Ah Rama!
"Jangan pernah berubah lagi Rama, gue bener-bener... kangen sama kita,"
"Gue sayang sama lo Rama, I miss us a lot,"
Akhirnya kata-kata itu bisa Kayla ucapkan juga. Rasanya begitu lega. Kayla hanya ingin jujur dan Kayla hanya ingin tahu bahwa dirinya benar-benar merindukan persahabatan diantara keduanya seperti dulu. Ia tidak peduli dengan perasaannya pada Rama yang bertepuk sebelah tangan, yang ia butuhkan saat ini hanyalah pertemanan yang membaik diantara keduanya. Karena bagi Kayla Friendship is everything. Love can't destroy anyone friendship.
Rama pun mengangguk lalu tersenyum kepada Kayla.
Today was full of bitter and sweet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbreak
Teen FictionKayla dan Rama telah bershabat sejak mereka berumur 8 tahun. Keduanya tumbuh bersama hingga remaja membuat Kayla menyimpan perasaan lebih pada Rama. Hingga suatu tragedi yang mengubah persahabatan diantara keduanya menjadi renggang. Datangnya sosok...