Kayla bercermin sambil mengepang rambutnya menjadi dua. Mengikatnya dengan pita merah muda yang mempermanis tampilannya hari ini. Tak lupa, Kayla memoleskan sedikit lipstick pada bibirnya untuk membuat dirinya terlihat lebih fresh. Setelah dirasa cukup, Kayla bangun dari duduknya dan membereskan tempat tidurnya yang belum sempat ia rapikan seusai bangun tidur.
Setelah semua selesai, Kayla bersiap untuk berangkat ke sekolah. Dengan membawa tas tosca andalannya, Kayla berpamitan kepada orang tuanya yang sedang berbincang di ruang tamu sambil menyeruput teh manis panas.
Pak Tito, supir pribadi keluarganya, sudah siap mengantar Kayla ke sekolah. Ia mentap rumah disebelahnya berharap Rama keluar dan mengajaknya untuk berangkat sekolah bersama. Namun yang terdengar hanyalah hembusan napas panjangnya. Kayla mendesah kecewa. Karena yang ditunggu tak kunjung menampakan dirinya. mungkin sudah berangkat duluan?
"Neng, berangkat sekarang?"
Teguran Pak Tito membuat Kayla menyudahi lamunannya. Ia hanya mengangguk dan masuk ke dalam mobilnya tersebut.
Sesampainya di parkiran sekolah, Kayla berpapasan dengan Adam yang baru saja memarkirkan motornya juga. Adam tersenyum kepada Kayla di kala ia kedapatan memperhatikannya. Kayla buru-buru memalingkan wajah dan berjalan meninggalkan Adam.
"Ini gue yang dateng kepagian atau orang-orang yang pada kesiangan sih?" gumamnya seraya mengedarkan pandangan keseliling kelas nya yang nampak sepi.
ponsel Kayla bergetar tanda ada pesan masuk. Ternyata LINE dari Anit.
Anit: Kay, lo ke kelas Rama buruan! gue tadi gak sengaja liat dia sama cewe....
Kayla: lo dimana?
Anit: lagi di UKS, lagi minta obat diare. heeheeee
Kayla: ZZZzzzz -_-
Setelah membalas pesan dari Anit, Kayla langsung menuju kelas Rama yang lumayan jauh dari kelasnya. Kayla adalah siswa kelas 12 MIPA 1 sedangkan adam kelas 12 MIPA 7.
Kayla berusaha menenangkan hatinya, berharap omongan Anit hanya gurauan semata. Sesampainya di sana, Karena pintu kelasnya tertutup rapat dan terbuat dari kayu serta tidak tranparan, membuat Kayla tidak bisa mengintip dan menemukan jawaban dari rasa penasaranya. Alhasil mau tak mau Kayla harus mengintip lewat jendela kelasnya yang cukup tinggi membuat dirinya harus berjinjit karena tubuhnya yang kelewat pendek dan kecil.
Kayla tidak bisa melihat dengan jelas karena ia kesulitan untuk memposisikan tubuhnya.
Tak lama, tiba-tiba saja Kayla dikejutkan dengan tangan kekar yang sudah melingkar di pinggangnya dan menariknya keatas. kayla refkleks mencubit tangan orang itu dengan keras agar dirinya dapat dilepaskan. "Aw!" suara rintihan itu membuat Kayla langsung menolehkan pandangannya. "Adam?! Lo ngapain?"
"yang ada lo yang ngapain? udah tau pendek, maksain pingin ngintip jendela segala."
Adam menggeser tubuh Kayla yang masih terdiam di tempatnya. Sambil mengangguk dan tersneyum ia berkata, "Oh, Rama ya," sambil menyenggol lengan Kayla. "Kok lo tahu?" ucap Kayla sambil menoleh reflek kearah Adam.
Adam memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Kayla. Ia hanya mengedikkan bahunya sambil tersenyum.
"Sini, biar gue bantu lo liat dia." ucapnya. Adam lalu mengangkat tubuh Kayla yang kecil agar bisa mencapai tinggi jendela sehingga ia bisa melihat Rama lebih jelas.
Matanya langsung tertuju pada Rama yang duduk pada barisan paling depan bersama dengan seorang gadis cantik. Ternyata benar, Rama sedang berbincang dengan seoarang perempuan. Mereka terlihat begitu akrab dan... senang? begitulah kira-kira. Wajah Rama sangat bersinar penuh tawa. Kayla menyipitkan matanya berusaha menangkap jelas siapa wanita yang sedang duduk bersama Rama itu. Ternyata perempuan itu adalah, Dira. Sebetulnya sudah banyak gosip tentang Rama yang sedang dekat dengan Dira, namun Kayla berusaha untuk tidak memperdulikannya. Hati Kayla terasa sesak. Cemburu kah? Kayla tidak mau tahu itu. Ia langsung memukul pelan tangan Adam mengisyaratkannya untuk segera menurunkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbreak
Teen FictionKayla dan Rama telah bershabat sejak mereka berumur 8 tahun. Keduanya tumbuh bersama hingga remaja membuat Kayla menyimpan perasaan lebih pada Rama. Hingga suatu tragedi yang mengubah persahabatan diantara keduanya menjadi renggang. Datangnya sosok...