"gue lihat sejak lo pacaran sama si Rasi nih, lo jadi jarang pake motor deh."
Hardan hanya mendengarkan segala ocehan teman-temannya mengenai dirinya tanpa berniat memberi tanggapan atau penjelasan.
"kenapa dah selalu mobil padahal dulu lo males banget?" imbuh yang lain.
"ya paling si Rasi ya mau kan? dia pasti yang nyuruh lo pake mobil kan, Dan?"
teman-teman yang lain saling melempar pandangan sementara Hardan fokus pada tugasnya, "bener Rasi yang nyuruh lo bawa mobil? kenapa? dia takut kepanasan kalo naik motor lo? atau dia matreㅡ"
"Hardan!"
obrolan teman-teman Hardan terhenti secara paksa karena seruan dari ambang pintu ruang kelas mereka, selain terhentiㅡ teman-teman Hardan juga berdecak sarkas karena melihat Hardan beranjak dari kursi dan menghampiri pemuda manis yang sayangnya sinting itu.
melihat sepasang kekasih itu sudah meninggalkan area kelas, teman-teman Hardan menghembuskan nafas kasar.
"kalo gue pikir sih Rasi bukan matre, ya karena dia sendiri kaya." celetuk salah satu dari mereka, Yavian Madinataㅡsekretais OSIS.
"terus apa? ya lo mikir lah, Yav. Lo pada tau kan Hardan itu paling males naik mobil kalo cuma buat sekolah." saut pemuda yang duduk disebelah Yavi, Nalen Nawasenaㅡketua PMR sekaligus sie jasmani OSIS.
kedua pemuda berstatus submissive itu terdiam sembari melirik dua pemuda berstatus dominan yang saat ini juga diam dibangku masing-masing.
"menurut lo gimana, Han?" tanya Nalen.
Jehano Althayaㅡketua PKS sekaligus sie OSIS bidang akademik itu menggeleng seolah tidak tau ingin memberi tanggapan apa mengenai wakil ketua OSIS-nya. "Ya, nanti kita lihat kedepannya aja." ujarnya seadanya namun bukan berarti ia tidak peduli tentang Hardan, tetapi ia tau batasan jika itu adalah urusan hubungan pribadi antara Hardan dan Rasi.
Nalen mendengus, salahnya juga sih mempertanyakan hal itu pada kekasihnya yang benar-benar tidak begitu mempermasalahkan mengenai hubungan Hardan dengan submissive sinting seperti Rasi.
"kalau menurut lo?" celetuk Yavi pada pemuda yang merupakan seatmate sekaligus partner OSIS Hardan.
"apa? Hardan atau hubungan dia sama Rasi?"
"dua-duanya lah, Vel." sambar Nalen.
"gak gimana-gimana sih, selagi Hardan gak ada kesulitan sama Rasi yaㅡ"
"gak ada kesulitan apanya? hampir tiap hari Rasi buat masalah sama siapa aja yang deket sama Hardan loh! even adek kelas cuma nanya jadwal ekskul ke Hardan aja dibikin nangis sama Rasi!" omel Nalen dengan nada tidak terima.
"udah deh, jangan kan itu, Len. Orang gak dikenal yang gak sengaja nubruk Hardan aja dipelototin sama Rasi karena mau minta nomor Hardan buat ganti jaket Hardan yang ketumpahan es." tambah Yavi sembari menggeleng heran, "dia itu posesif apa obsesi sih?"
"dia sinting sih, Yav."
"mending kita udahan bahas Rasi-nya, kasian telinga dia panas." lerai Mavel Radevanㅡketua OSIS sekaligus seatmate Hardan, sosok yang selalu tanpa sengaja melihat roomchat Hardan ketika membalas pesan dari Rasi bahkan ketika jam pelajaran dimulai.
"biarin aja sih, Vel."
"lagian kita kan gak tau apa yang ngebikin Rasi kayak se-over-protective itu sama Hardan kan?" celetuk Jehano yang langsung diangguki Mavel, "bisa aja dia trauma karena sesuatu.. bisa aja kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Thantophobia (onhold)
Short Story"Instead of me losing you, wouldn't it be better if you lost me?"