Bab 1

18.7K 703 75
                                    

VOTE SAMA KOMENNYA JANGAN LUPA!!











HAPPY READING








Nyonya manis kesayangan kita sedang bergulat dengan peralatan dapur. Memasak masakan sederhana kesukaan para suaminya. Masakan yang selalu membuat kedua puluh dua suaminya tidak suka makanan di luar sana. Memang seenak itu masakan nyonya manis kita, guys.

Pikiran Jaemin menerawang beberapa bulan yang lalu. Dimana ia tiba-tiba di lamar oleh dua puluh dua lelaki sekaligus. Ia ingin menerima salah satunya. Namun batinnya meronta-ronta. Jadi ia putuskan untuk menerima semuanya. Apalagi visualisasi kedua puluh duanya sangat, waw so sexy. Rahang tegas, tatapan tajam, hidung mancung, paras yang rupawan, tubuh yang kekar dan penuh otot, tinggi menjulang seperti menara Eiffel. Nikmat mana yang akan ia lewatkan?

"Kalau bisa semua, kenapa harus satu?"

Begitulah jawaban Jaemin jika ditanya orang-orang di luar sana. Sangat singkat, padat, jelas, dan mudah di mengerti.

Pasti kalian banyak yang ingin hidup seperti Jaemin, bukan?. Ya, tentu saja. Siapa yang tidak ingin memiliki suami yang begitu mencintainya dan selalu mengutamakan istrinya daripada apapun? Huh, andai ada jiplakan seperti mereka. Pasti para submissive atau perempuan di luar sana akan beruntung, seberuntung Jaemin. Tetapi sayangnya mereka hanya ada satu di dunia. Dan lebih tepatnya sudah menjadi hak milik nyonya manis kita.

Ingat!

Milik NYONYA MANIS kita!

Hingga seruan lantang beberapa suaminya terdengar begitu nyaring di telinganya. Membuat lamunan Jaemin buyar begitu saja.

"Pasti rebutan kaos kaki lagi." Gumam si manis.

"Yak! Itu punyaku, Johnny hyung!" Seru Mark Lee.

"Hey, aku yang lebih dulu menemukan ini, Mark. Jadi ini punyaku." Johnny.

"Bagaimana bisa? Itu ada di keranjang pakaian milikku." Mark.

"Ck, pakai yang lain saja, Mark. Jangan berdebat." Lerai Taeyong.

"Tidak bisa begitu dong, hyung. Ini hadiah dari Nana dua hari yang lalu. Aku ingin memakainya sekarang." Mark.

"Nana belikan lagi, Mark hyung." Jaemin datang dengan membawa sepasang kaos kaki untuk Mark.

"Terima kasih, sayang." Mark.

"Hm, sekarang pakai itu saja dulu. Dan segera ke ruang makan. Masakan akan Nana hidangkan sebentar lagi." Jaemin pergi setelah memberikan kaos kaki pada Mark.

"Wlee, Nana akan membelikan ku kaos kaki lagi." Mark mengejek Johnny layaknya anak kecil.

Sedangkan yang tertua disana, Taeil hanya geleng-geleng kepala melihat perseteruan Mark dan Johnny. Memang ada-ada saja mereka. Jika suami yang lain berebut perhatian Nana, maka mereka berdua akan berebut kaos kaki dan dalaman. Aneh memang.

Semuanya tengah memakan masakan Jaemin yang tercium sangat wangi dan pastinya sangat lezat. Senyuman mengembang di wajah Jaemin, ketika melihat para suaminya makan dengan lahap. Namun, keningnya mengernyit ketika melihat ada satu suaminya yang tidak ikut sarapan pagi ini.

"Chenle kemana?" Tanya Jaemin.

"Ah iya, hyung lupa. Chenle sakit, Na. Badannya demam, ketika hyung membangunkannya tadi. Dan sepertinya Chenle demam dari tadi malam." Jungwoo.

"Hah? Chenle sakit? Bagaimana bisa?" Jaemin panik. Ia segera masuk ke kamar Chenle yang ada di lantai 4.

Brak!

OUR QUEEN II NANA HAREM (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang