05

200 21 3
                                    

Suasana di ruang kelas XII.3 sangat sunyi. Hanya ada suara goresan antara spidol dengan papan tulis dan suara dari guru yang tengah menerangkan pelajaran di depan sana.

Di meja paling belakang, Jeonghan terlihat sedang menahan rasa kantuknya. Sungguh, sejak dulu Jeonghan memang tidak suka belajar. Alasannya, ia mudah mengantuk hanya dengan mendengar seseorang membahas sesuatu yang berkaitan pelajaran.

Sementara itu, berbeda dengan Jeonghan yang tengah menahan kantuknya, Jisoo yang duduk di sebelah sang kembaran malah sudah tertidur pulas dengan kedua tangan yang dijadikan bantalan.

Jeonghan sedikit melirik kembarannya itu, kemudian matanya beralih menatap sang guru yang masih sibuk mengoceh tentang sesuatu yang dirinya sendiri tidak tahu. Dan selanjutnya, Jeonghan memposisikan tubuhnya senyaman mungkin, lalu melipat kedua tangannya di atas meja.

Gadis blonde itu sudah menyerahkan dengan rasa kantuk yang sedari tadi ia tahan. Dirinya masa bodoh dengan guru di depan sana. Dengan segera, Jeonghan menaruh kepalanya di atas lipatan tangannya lalu memejamkan mata bersiap ke alam mimpi.

Namun kegiatannya itu terusik ketika mendengar seseorang mengadukan aksinya pada sang guru, membuat guru tersebut berjalan ke arah mejanya dengan raut marah.

"Pak! Jeonghan dan Jisoo tidur di jam pelajaran pak!"

Jeonghan menatap garang ke arah Seungcheol yang baru saja mengadukannya. Sementara yang ditatap, meledeknya dengan memeletkan lidahnya, dirinya benar-benar kesal setengah mati pada laki-laki yang baru dikenalnya itu. Matanya kini beralih menatap sang guru yang sudah berada di sebelah mejanya.

"Apa lihat-lihat? Siswa baru tapi udah berani tidur di jam pelajaran saya!" Ujar sang guru.

Gadis blonde itu hanya tersenyum malu. "Maaf pak, lagian suara bapak bikin saya ngantuk" jawab Jeonghan. "Memangnya saya sedang membacakan dongeng, hah? Cepat kamu bangunin Jisoo!" Titah sang guru.

Lantas, Jeonghan menepuk kencang pipi kembarannya bermaksud membuat gadis kucing itu terbangun dari mimpinya.

Plak!

"ARGHH JEONGHAN BANGSAT!" Teriak Jisoo sembari memegang pipinya yang baru saja dipukul Jeonghan. "Maap yaa, lagian gue disuruh kok" ucap Jeonghan.

"Disuruh siapa?"

Jeonghan membuat kode dengan matanya pada Jisoo. Ia bermaksud memberitahukan keberadaan sang guru yang tengah berada di belakang Jisoo. Tapi sepertinya, nyawa kembarannya ini belum terkumpul, terlihat dari gelagatnya yang seperti orang bodoh.

"Siapa sih?" Jisoo menoleh ke belakang, dan seketika matanya membulat.

"Bagus ya omongannya... Kalian baru sehari di sini dan sudah berani berulah? Kalian harus dihukum. Hukuman kalian, hormat ke tiang bendera, SEKARANG!"

Mau tak mau, dua saudari kembar itu pergi menuju lapangan untuk menjalani hukumannya. Sesampainya di lapangan, keduanya langsung mengangkat tangannya di ujung pelipis.

"Gara-gara lo nih! Kenapa mukul pipi gue, di jemur kan jadinya!" Ujar Jisoo kesal.

"Dih? Ini juga gegara lo tidur di kelas ya!"

"Gue tidur karena gue ngantuk, emang salah?"

"Ya enggak salah sih, cuman lo tidurnya ngga tau tempat. Udahlah terima aja hukumannya" ujar Jeonghan, lalu keduanya terdiam.

To Be Continued

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hidden IdentityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang