Misi Kedua

216 43 25
                                    

Andai kau tahu ku tak pernah mampu ku tuk lupakanmu

Tak bisa kupaksa hati ini tuk membencimu

Tak sadarkah dirimu ku selalu rindu

Dua insan yang sedang memadu kasih di dalam sebuah kamar kecil berukuran tiga kali tiga meter itu sedang bergelung dibawah selimut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua insan yang sedang memadu kasih di dalam sebuah kamar kecil berukuran tiga kali tiga meter itu sedang bergelung dibawah selimut. Baru saja sampai di kontrakan mungil Sultan, hujan langsung mengguyur kota dengan lebatnya. Pria berumur dua puluh sembilan tahunan itu memiliki alergi dingin. Sedangkan sang wanita memang tidak punya kebiasaan begadang, sehingga disinilah mereka berakhir. Hanya menghabiskan waktu dengan mimpi masing-masing dan melupakan apa yang sudah mereka rencanakan.

Sudah dua jam lebih mereka terlelap di atas kasur berukuran king size. Padahal sepasang kekasih itu masih memakai pakaian lengkap tanpa berganti dengan yang lebih nyaman. Rasa lelah yang mendominasi membuat mereka menyerah akan melakukan rutinitas sebelum tidur. Pemandangan seperti ini menjadi hal yang sudah biasa. Kali ini mereka masih cukup normal untuk menjadi dua sejoli yang memadu kasih, tapi belum tentu untuk besok. Kisah mereka sebelumnya juga ... belum bisa dijabarkan untuk saat ini.

Winaria terbangun karena merasa ingin buang air kecil. Saat kesadarannya terkumpul, ia menyadari bahwa hujan mulai reda. Dalam hati ia berkata bahwa, sebaiknya ia pulang saja. Ayahnya mungkin saja akan mencaci maki dirinya jika belum pulang. Lagi Pula ia bisa beralasan bahwa ia terjebak hujankan?

Winaria menoleh ke samping dimana sang pujaan hati masih saja terlelap. Winaria ambil ikat rambutnya yang ada di atas nakas dan menyepolnya asal. Tiba-tiba ia teringat bahwa, di acara wedding expo tadi ia belum makan sama sekali. Rasa perih di dalam perut ratanya mulai menggerogoti dirinya. Setelah menuntaskan panggilan alamnya dengan toilet ia bergegas ke dapur mini. Tentu saja dapur yang dihuni oleh seorang pria tidak memiliki kitchen set, Di dapur tersebut hanya ada panci, teko, katel dan kompor tentunya. Saat melihat kulkas isinya hanya kue tart untuk dirinya merayakan hari jadinya yang ke dua puluh sembilan. Gagal sudah surprise yang seharusnya Sultan berikan kepada Winaria. Wanita itu hanya bisa menatap kue itu dengan raut wajah datar dan bertanya pada dirinya sendiri. Mengapa manusia bisa mempertaruhkan waktu dan tenaganya untuk cinta yang tidak tahu bahkan ujungnya bagaimana?

Saat melihat jam di dinding, waktu sudah menunjukan jam dua pagi. Jika ia meneruskan untuk makan rasanya sudah seperti makan untuk sahur. Lantas ia raih ponselnya yang ada di dalam saku dressnya. Rupanya Jeri—sang manajer sudah mengirimkan schedule untuk hari ini. Rupanya, hari ini Winaria hanya harus hadir di acara reuni Abang - None 2011 di Metro Hall. Setiap acara berlangsung biasanya ia hanya di temani Jeri atau bahkan sendiri, ia tidak mampu membawa Sultan kedepan publik dan dijadikan santapan empuk oleh para fansnya yang mungkin juga akan ikut melting saat melihat rupawannya sang kekasih. Tapi itu bukanlah poin penting utamanya. Ia sudah bisa menduga bahwa Sultan mungkin akan mendapatkan ancaman dari orang tuanya. Padahal orang tuanya seharusnya bersyukur bahwa, untung saja anak perempuannya yang sudah ternodai ini ada yang mau. Sekali lagi orang tua tetaplah orang tua, mereka hanya ingin yang terbaik untuk putra putrinya.

Winaria menghela nafas panjang, ia tekan tombol panggilan cepat untuk menghubungi Jeri. Setelah panggilan ke lima mendapat jawaban dari orang yang nampaknya baru bangun tidur membuat dirinya tanpa basa-basi lagi mengatakan tujuannya.

"Jemput aku sekarang di tempatnya Sultan. Aku tunggu," Setelah memutuskan panggilannya, ia bergegas untuk bersiap-siap dan mencium kening sang kekasih tanpa berniat membanunkannya untuk berpamitan.

*****

Seorang pria yang sedang memainkan lato-lato sambil terlentang di atas sofa, tidak membuatnya jadi mengantuk. Dia kira dengan memainkan lato-lato, dia bisa secepatnya tertidur seperti yang ada di tv—Hipnotis maksudnya. Chakra langsung pulang saja setelah mengetahui apa saja isi tas hasil jambret nya. Ia tidak ingin teman-temannya tahu dan menertawakan bahwa hasil tangkapannya hari ini tidak bernilai harganya. Belum lagi ia tidak mau Winaria menjadi bulan-bulanan Red Evil.

Chakra berniat untuk mengembalikan tas tersebut pada wanita itu agar bisa bertemu dengan sang mantan kekasih. tidak ada salahnya bukan jika masih ingin menyambung tali silaturahmi dengan mantan pacarnya? Meskipun sudah tidak saling menghubungi hampir satu dekade tapi Chakra percaya bahwa, Winaria masih mengenalnya. Meskipun ia tidak tahu pasti bagaimana perasaan Winaria sekarang terhadapnya. Membayangkannya saja sudah membuat Chakra pusing tujuh keliling dan mabuk kepayang.

Chakra tidak akan menemui Winaria langsung ke alamat agensi yang tertera pada kartu namanya. Tapi Chakra tahu bahwa ada benang merah yang bisa ia raih untuk bisa bertemu kembali dengan Winaria seolah-olah ini semua terlihat bagai takdir dari alam semesta. Bukan hasil dari rencananya. Malam ini, Chakra akan hadir untuk mengikuti acara reuni Abang-None 2011. Bukankah sudah lama sekali dia selalu mangkir dari acara tersebut?

"Welcome back to my life, honey!"

adakah yang bertanya-tanya dan penasaran dengan kelanjutannya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

adakah yang bertanya-tanya dan penasaran dengan kelanjutannya?

Sekalian ikut ngelapak juga yah... barangkali minat aku ada novel wenyeolhun yang lain juga. kalau mau ada versi ebook dan cetaknya


Jatah Mantan [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang