Terlalu banyak sisi dalam kehidupan. Namun apakah aku masih mampu melihat sisi yang baik untukku?
" Jadi, kamu serius melakukan ini?" tanya Gea, sahabatku.
Aku kembali diam, tidak sanggup berkata-kata.
Haruskah aku melakukan ini?
Mengembuskan nafas, lalu menoleh. Aku terkesiap saat melihat bulir air mata di pipinya. Gea duduk di tempat tidur seraya menatapku lekat.
Perlahan aku menghampirinya. Langkahku sedikit terseok saat ia terisak. Semakin mendekatinya, lalu terduduk di lantai.
Ya Tuhan, aku mohon jangan membuat semua ini semakin berat!
"Aku akan baik-baik saja, Ge. Bukankah kamu sudah mengajarkanku?" ku genggam tangannya kuat. Memang, dalam hati kecilku pun aku amat tidak siap. Namun apa boleh buat, aku harus mengenyahkan semua itu. Ini semua demi Gea! Sahabatku, yang ku anggap orang satu-satunya ku miliki di dunia ini. Baiklah, memang bukan hanya dia. Karena mau tidak mau aku juga harus mencintai seorang lainnya yang Gea miliki saat ini.
Putra Gea...
"Bukan hanya itu Bee. Rasanya, amat salah jika aku menjerumuskanmu dalam kegelapan itu. Cukup hanya aku saja, Bee." ujarnya kembali seraya terisak.
Aku tahu, ia tidak ingin aku seperti dirinya. Kehidupan kami sudah sangat kelam. Gea, seorang wanita yang kini berusia dua puluh lima tahun. Di usir dari rumah karena kedua orang tuanya tidak memaafkannya ketika dia menjadi gadis nakal yang hobi berhura-hura dan pesta seks. Sedangkan aku, aku memilih kabur dari panti asuhan karena ingin hidup bebas dan tidak terkekang.
Kami bertemu lima tahun di sebuah mini market. Malam itu, adalah malam terkelam dalam hidupku. Aku yang sedang berjaga di mini market dua puluh empat jam menemukan Gea tidak sadarkan diri di lorong minuman. Darah segar mengalir di sela kakinya. Dan tubuh Gea sangat pucat. Hingga saat aku mengantarnya ke rumah sakit. Dokter mengatakan kalau Gea mengalami keguguran. Keguguran setelah ia melakukan seks kilat dengan seorang pelanggannya yang ia kenal sangat kasar.
"Aku janji, ini adalah yang pertama dan terakhir." ucapku sungguh-sunguh. Gea langsung menggeleng cepat. Aku mendengus marah. Kemana Gea yang pernah aku kenal?! Bukankah setiap hari, dia selalu membicarakan bagaimana memberi 'service' pada pelanggannya? Mengapa sekarang dia ketakutan?!
"Pasti akan ada yang kedua dan ketiga, Berlian!" sungutnya tiba-tiba. Melepas genggaman kami, lalu berdiri. Aku terbelalak, terkejut!
Lebih terkejut lagi, saat aku mendengar tangisan bayi yang tidak jauh dari kamarku. Itu tangisan Elgi! Dengan langkah cepat, Gea keluar dari kamarku. Sudah ku pastikan ia pasti ke kamarnya. Mendiamkan bayinya yang berusia satu bulan. Sudah lebih dari empat tahun kami tinggal bersama. Menjalani hidup bersama-sama, menghadapi pahit dan kelamnya kehidupan. Akibat dari tingkah laku masa muda kami. Namun bagi kami, terutama untuk Gea. Kehadiran Elgi adalah hal tersulit yang pernah kami alami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romance Of Love
Short StorySebuah Antologi Cerpen Dewasa Hanya untuk 21+ Wanita.... Sekemelut pertarungan batin dan kenyataan. "Stop, Fi... Jangan nangis lagi," Dia mengusap air mata yang mengalir deras di pipi. Namun air mata ini seakan tidak ingin berhenti, tetes demi tete...