Perjalanan itu terasa menyiksa dan panjang. Tubuh Rose dilempar begitu saja dengan kasar oleh bodyguard Jaehyun ke bagasi dan dikunci dari luar.
Rose berusaha menendang, berteriak, meronta, tetapi pada akhrnya dia kelelahan dan kehabisan oksigen. Menyadari bahwa ruang bagasi ini begitu sempit dan pengap dengan asupan oksigen yang makin menipis, Rose terdiam. Ia berusaha menenangkan jantungnya yang berdebar keras, campur aduk antara rasa takut dan ingin tahu, akan dibawa kemanakah dirinya?
Lama sekali Rose menunggu, sampai akhirnya mobil itu melambat.Terdengar suara pintu gerbang yang berat dibuka, lalu mobil itu melaju lagi, melambat, dan kemudian berhenti.
Suara pintu mobil dibanting. Dan syukurlah, ada gerakan membuka bagasi. Rose bersiap melompat dan menyerang siapa saja yang membuka pintu bagasi itu, lalu kabur. Ah ya Tuhan, semoga semudah itu.Pintu bagasi terbuka sedikit dan secercah cahaya masuk melalui celah yang hanya dibuka sempit.
“Rose...” itu suara Jaehyun dan lelaki itu memanggil namanya. Wajah Rose langsung pucat pasi. Lelaki itu sejak awal sudah mengetahui penyamarannya!“Aku akan membuka pintu bagasi ini, tapi kau harus berjanji untuk bersikap tenang dan tidak memberontak” Ada seberkas senyum di suara Jaehyun. Kurang ajar. Lelaki itu pasti dari tadi sudah menertawakan kebodohannya! “Kau ada di rumahku, dan perlu kau tahu, para pengawalku sangat tidak ramah. Ku sarankan kau turun dengan sikap penurut dan tenang, demi dirimu sendiri, karena para pengawalku mungkin akan melukaimu kalau kau bertindak bodoh” Rumah Jaehyun. Rose memejamkan matanya frustrasi. Dari informasi yang dia dapatkan, rumah Jaehyun yang terletak di atas tanah begitu luas di kawasan elite pinggiran kota. Rumah itu dipagari dengan pagar tinggi di sekelilingnya dan setiap akses masuk dijaga oleh pengawal-pengawal Jaehyun. Tidak ada seorangpun yang bisa masuk ke area rumah ini tanpa sepengetahuan Jaehyun. Begitupun, tidak akan ada orang yang bisa keluar dari rumah ini tanpa seizin Jaehyun.
“Bagaimana Rose? Apakah kau berjanji untuk bersikap baik,dan aku akan mengeluarkanmu secara manusiawi. Atau kau memilih bertindak bodoh lalu mungkin aku akan mengikatmu dalam karung dan kusekap di gudang” suara Jaehyun di luar menyadarkan Rose dari lamunannya.
“Kenapa kau membawaku kemari?” gumam Rose penuh keberanian.
Terdengar suara Jaehyun terkekeh di luar sana, “Menurutmu kenapa Rose? Apa kau pikir aku semudah itu diracuni di tempat umum? Apa kau pikir aku tidak tahu kalau kau selama ini mengendus-endus mencari kesempatan untuk membalaskan dendammu?” Suara Jaehyun terdengar dekat.
“Kau sudah bermain api” bisiknya, “Sekarang saatnya kau untuk terbakar.” Pintu bagasi itu terbuka tiba-tiba dan Rose belum siap meronta. Lagipula, percuma meronta. Di belakang Jaehyun yang berdiri dengan pongahnya, ada beberapa bodyguard dengan tubuh kekar bertampang seperti batu. Dan melihat tampang dan penampilan mereka, Rose tahu, mereka tidak akan segan-segan melukainya kalau Rose berbuat sesuatu yang sekiranya akan mencelakakan majikan mereka.
Jaehyun mundur selangkah, lalu mengulurkan tangannya setengah membungkuk “Silahkan Tuan Puteri, biarkan aku membantumu keluar”gumamnya mengejek.Rose menatap tangan itu lalu menggeram marah. Kurang ajar sekali iblis yang satu ini!
Dengan marah, ditepisnya tangan Jaehyun dan dia berusaha keluar sendiri dari bagasi sempit itu meskipun sedikit kesulitan karena kaki dan tangannya kaku dilipat di ruangan sempit dan menempuh perjalanan entah berapa puluh kilo.
Akhirnya Rose berhasil berdiri keluar dari bagasi, dengan sepenuh harga dirinya.
Jaehyun mengamati Rose dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan tatapan melecehkan, lalu senyum muncul lagi di sudut bibirnya.
“Mari, silahkan masuk. Selamat datang di rumahku” setengah memaksa lelaki itu mencengkeram lengan Rose yang kaku lalu membawanya masuk ke dalam rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleep With The Devil
RomanceRemake from 'Sleep With The Devil' by Santhy Agatha