Superhero Galak

10 4 0
                                    

Sementara di tempat lain, ada jeva yang sedang merutuki dirinya sendiri karna lebih memilih untuk belok ke kamar mandi dibandingkan ikut berlari bersama kinan

“apa yang harus gw lakuin kalo udah kek ginii!! Ah zombi sialan” mencoba untuk membuka pintu kamar mandi berbekal gayung yang sengaja dia bawa

“semoga gw ga ketemu jombi aminn” berjalan perlahan hingga sampailah dia di sudut kamar mandi, mencoba bersembunyi dibalik tong sampah yang lumayan besar

“gilaa!! Zombienya banyak cuy lagi pada jajan” ucapnya sambil melirik kesana kemarii

“oke jeva, tarik napas, gw yakin gw bisa! Dalam itungan ketiga gw harus larii nerobos semua zombie disana” monolognya sambil memegang gayung dengan erat

“1....”
“2....”
“3...”

Namun nihil, jeva malah jatuh tersungkur karna tersandung kakinya sendiri sehingga menimbulkan suara dentuman yang cukup keras membuat atensi para zombie pun tertuju padanya, sambil telungkup dia pun menutup mata

“pliss gw gamau matii dulu, gw belom confess ke satyaa!”

Hingga tarikan kencang yang membawanya berlari membuatnya tersadar, jeva melihat seorang pria memakai masker yang tengah membawanya berlari

Sehingga tercatat, di tengah kerumunan zombie jeva dapat merasakan tangannya digenggam erat oleh pria di depannya

“Masuk kelas ini, BURU!” mereka berdua masuk ke salah satu kelas, sambil terengah jeva pun mulai menatap pria itu

“pahlawan dari mana kah engkau?”

“najis ga usah deket-deket, gw alergi orang bego” pria itu mendorong jidat jeva dengan telunjuknya

“sebentar! Gw kek pernah liat lu dah, ohhhh yang di kantin! Heh kenapa lu belaga nyelametin gw?? Mau soksokan jadi pahlawan kesiangan gituu? terus berakhir bikin gw baper cenah, ehh malah nanti-

“shhttt! Ga usah banyak omong! gw nyelametin lu karna gw masih punya rasa kehewanan ngerti?” ucap pria itu kemudian memilih duduk di salah satu kursi

Jeva yang tersadar karna omongannya pun langsung mendekat
“maksut lu apa?? Kehewanan?” bentaknya

“iya, lu kan anjing”
Mendengar kalimat ituu membuat jeva tersulut emosi, baru saja dia ingin memukul pria didepannya namun dia mengurungkan niatnya saat melihat tatapan datar dari pria tersebut

“apa?”

“gajadi! males, dah sana lu pergi jauh!! gausah ada disini” setelah mengucapkan itu jeva berjalan kesudut tembok dan duduk sambil menatap sinis ke arah pria yang sedang duduk jauh dari dirinya, hening sejenak hingga pria itu kembali bersuara

“gw Aksa”
Jeva menatap sang empu yang sekarang duduk dengan jarak yang cukup jauh darinya

“Aksa Putrawan” sambungnya

Mendengar itu, jeva menurunkan sedikit gengsinya dan memilih untuk kembali mendekat dan menarik kursi sehingga duduk tepat di depan aksa

“kalo gw jeva, nama panjangnya jevasyi xaviera, ortu gw kadang manggil asyi, ayang satya manggil gw ga pake nama, guru2 manggil gw jeva juga sih tapi dahlah ayo temenann!!” mengulurkan tangan namun aksa hanya menatapnya tak minat membuat jeva kembali menarik tangannya

“ga asik lu”

“mending kita cari cara buat keluar” mengalihkan topik membuat jeva langsung teringat kepada teman2nya

“sebelum itu, bantu gw nyari temen2 gw dulu ya?”

“emang apa hubungannya sama gw?” aksa berdiri kemudian mengambil sapu yang telah patah dan membuatnya menjadi senjata sederhana

“pliss bantuinnnn..gw gatau mereka dimana, hp gw juga ilang pokokknya gw janjii kalo udah bebas dari sini gw bakal traktir lu seblak, atau mau baso?” jeva mengekori di belakang aksa yang tengah berjalan ke arah pintu

“emang yakin bisa bebas?” Tanya aksa

“YAKIN!!”
aksa sedikit terlonjak saat mendengar suara jeva yang sedikit memekakkan telinga, hingga jeva pun kembali memelankan suaranya sambil menggaruk kepala doa berkata
“1 persen sih keyakinan gw buat bebas”

Aksa diam lalu menggangguk kemudian mengeluarkan suaranya setelah sesaat berfikir

“gw bakal bantu lo” jeva tersenyum hingga tanpa aba2 aksa kembali menggenggam tangannya

“tapi inget, kalo lo mau selamet! Jangan pernah lepasin genggaman tangan gw”

“ay ay kapten!! Eh bentar buka dulu itu maskernya, gabaik kalo lo lari sambil pake masker” mendengar itu aksa pun mulai membuka maskernya

“udah yok” membiarkan aksa menariknya jeva hanya mengikuti dari belakang

“muka lo kek rubah di kartun fing-fong”

“bacot! Udah ga usah banyak ngomong”
Mendengar itu jeva hanya bisa menahan tawanya


>>>>

School Attack (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang