Four date (angan-angan)

14 2 0
                                    

Hadnan melihat lidya yang tengah duduk menatap keluar jendela, hadnan berinisiatif untuk mendekat lalu duduk tepat di sebelah lidya

“ga usah dipikirin, anggep aja kalo lo lagi di dalem mimpi, anggep semua ini akan berakhir besok setelah lo bangun” ucapan hadnan membuat lidya seketika langsung menatapnya
Namun mirisnya bukan jawaban dari lidya yang dia dengar melainkan jawaban dari mulut jeva yang masuk ke dalam telinganya

“heh mimpi ndasmu! ini kan-

“diem nyet, sini tidur” aksa menarik baju belakang jeva dan menuntunnya untuk duduk di sebelahnya

(Emang aksa temen terbaik gw) gumam hadnan dalam hati saat melihat aksa menjauhkan jeva dari mereka berdua

Aksa menepuk bahunya pela. “sini nyender,
kalo sampe lu ngiler! gw bantingin lu kebawah” dengan kasar menempatkan posisi kepala jeva ke bahunya, tangan satunya ia tempatkan untuk melingkari tubuh jeva dan memberi tepukan agak kencang di bahu jeva membuatnya mendelik malas

“heh gw lagi gamau ribut ya anjing, kalo gw lagi ga ngantuk! pasti udah gw smekdon lu” ucap jeva yang langsung ditutup mulutnya oleh aksa

“diem! Tidur atau gw sumpel mulut lo pake kaos kaki hadnan” hening sejenak, jeva memilih untuk menulikan telinganya dan memejamkan matanya perlahan, aksa yang melihat itu hanya diam dan kemudian ikut menyusul jeva dengan memejamkan matanya

“kalo misal mimpinya panjang dan gw ga bangun-bangun gimana?” Tanya lidya kepada hadnan yang tengah menatapnya lekat

“ga masalah, selagi ada gw di mimpi lo, semua akan fine fine aja” ucap hadnan membuat lidya tertawa kemudian berenti sejenak

“nama lu siapa tadi? Hadnan?” melihat anggukan dari hadnan membuat lidya tersenyum

“kalo lo?” hadnan balik bertanya

“lidya”

“pantes nama lo cantik, orangnya juga ga kalah cantik”

“dih? udah berapa cewe yang lu gituin?” lidya kembali bertanya diselingi kekehan

“banyak, tapi yang kali ini gw serius”

****
Vino tidur di paha satya, dia lebih memilih untuk memejamkan matanya daripada melihat satya tengah menatap kinan yang tengah duduk bersandar dengan rayna

“vin, kinan ga peka atau pura2 ga peka ya?” satya mengoyangkan kepala vino yang sejak tadi berusaha untuk tidur

“gimana mau peka, orang lu aja lambat banget progress nya” jawaban dari vino membuat satya kembali termenung

“gas aja sat, keburu diembat ama gw”
Dugh

“goblok kepala gw sakit” bangun dari tidur dan mengusap kepalanya saat satya menggeser kakinya yang membuat kepala vino mencium lantai

“makannnya jangan macem2, mau gw tumbalin lu ke jombi di depan?”
Menatap sinis satya kemudian beralih menatap ke depan

“gw becanda, itu si kinan buat lu aja, gw udah punya bidadari yang tuhan titipin buat gw” menatap lurus ke arah rayna yang tengah tertidur pulas

“pfftt rayna mana mau ama lu, cewe lu kan banyak, bukan cuma satu” berbanding terbalik sekarang ucapan satya yang mampu membuat vino termenung

“gw bakal berenti jadi playboy demi rayna”

“tetep aja, benteng kalian terlalu kuat, lu harus jadi mualap dulu biar bisa bareng ama rayna”  Tutur satya yang kemudian terpejam meninggalkan vino yang seketika menjadi galau di tengah malam

School Attack (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang