Bab 1

2 0 0
                                    

Akira berdiri mencoba meninggalkan sekretarisnya yang sedang menjelaskan laporan pekerjaan hari ini. Sekretaris yang biasa di panggilnya Bas itu adalah sahabat karibnya sendiri namun, bukan berarti Akira bisa seenaknya dengan dia. Bas menarik lengan Akira mencegah dia untuk kabur.

"Mau kemana lagi sih? Duduk dulu sebentar bisa gak lo!" tegasnya.

Akira Kembali duduk di kursi nya kemudian menarik nafas Panjang.

"Gue kan cuma mau ke toilet." Ucap Akira dengan nada kesal.

Bas menepuk jidatnya sendiri tak habis pikir dengan kelakuan sahabatnya sedari SMA yang sekarang menjadi atasannya itu. Bas menggelengkan kepala kemudian kembali menjelaskan laporan yang sedari tadi masih dipegangnya.

Hanya butuh waktu 5 menit Bas pun sudah selesai menjelaskan laporan tersebut kepada Akira.

"Itu aja laporan buat hari ini, gue gak berencana lembur jadi gue langsung pulang" Bas menatap Akira yang mengangguk sambil tersenyum kepadanya.

"Lo mau langsung pulang kan?"

"Langsung pulang gue," ucap Akira dan hanya dibalas anggukan oleh Bas, kemudian dia berjalan keluar meninggalkan ruangan Akira.

_

Akira duduk di dalam mobil dan sedang berkutat dengan kemacetan lalu lintas, di jam pulang kerja seperti ini sudah pasti jalanan akan macet. Mobil di depannya terus saja mengklakson, padahal sudah jelas jalanan sedang sangat padat.

Tak disangka pengemudi di depannya keluar dari mobil, seorang pria paruh baya dengan wajah garang berjalan kedepan mencoba protes kepada mobil di depannya. Akira mencoba untuk tidak peduli karena dirinya sendiri sudah sangat lelah.

Dia terkejut saat sesuatu menghantam mobilnya, ternyata itu adalah pria paruh baya tadi yang sedang baku hantam dengan pengemudi lain. Akira bergegas keluar dari mobil untuk merelai perkelahian itu namun, saat dia membuka pintu, BRAKKK. Sebuah motor yang di kendarai seseorang menabrak pintu mobilnya dengan keras, Akira sangat terkejut melihat pengendara motor yang sudah jatuh di aspal dan memeringis kesakitan. Beberapa pengemudi turun dari kendaraannya dan mencoba menolong pengendara motor tersebut. Akira yang sadar bahwa itu salahnya, segera menelpon ambulance untuk meminta bantuan.

_

Disini lah Akira sekarang, duduk di ruang tunggu menunggu korban yang di tabrak nya tadi, sudah cukup lama dia menunggu namun, baik dokter maupun perawat tidak segera keluar. Akira menjadi sedikit tenang karena dari kejauhan dan melihat Bas yang berlari kearah nya.

"Siapa yang lo tabrak sih? Gila lo kalo dia mati gimana!" Bas terlihat marah.

"Ya gue gak sengaja mana tau waktu buka pintu ada yang bakal nabrak, dia gak mungkin mati kali, di ambulance tadi dia masih sadar kok. Gak tau aja ini kenapa lama banget di tanganinya," jelas Akira.

"Laki apa perempuan yang jatuh?" tanya Bas.

"Perempuan, anak SMA mungkin, tapi gak pakai seragam sih tadi,"

"Gila lo bikin bocah jatuh, umur aja yang tua lo tapi masih bikin orang celaka," geram Bas

"Iya iya, sorry," sesal Akira. Bas menarik nafas panjang kemudian duduk di samping Akira dan mencoba menenangkan dirinya sendiri.

"Udah coba buat hubungi orang tuanya?" tanya Bas yang sudah mulai tenang.

" Udah, lagi perjalanan kesini,"

"Nama bocah yang lo tabrak siapa?"

"Eh siapa ya? Bulan?" Bas mengangguk.

"Kenapa manggil-manggil?" Akira dan Bas terkejut mendengar pemilik nama menyahut di belakang mereka. Sepontan mereka berdua berdiri menatap Bulan yang sudah dengan kondisi pipi di plester dan tangan kirinya di gips.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MOONLIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang