01

952 60 0
                                    

Apa yang terjadi?

Haruto membuka matanya, mencerna yang telah terjadi pada dirinya. Menatap sekeliling, ini adalah kamarnya. Haruto sangat mengenali ruangan ini.

"Sudah bangun?"

Suara berat itu berhasil membuat Haruto terkejut

"Kaget?" Orang tersebut terkekeh.

"Lo!" Haruto ingat, kejadian kejar-kejaran dan dirinya telah dibius paksa oleh orang yang saat ini berada di hadapannya.

"Bangsat"

Umpatannya sembari melayangkan bantal yang tadi dijadikan tumpuan kepala kepada orang menyebalkan di hadapannya

Bukannya mengenai, bantal tersebut hanya lewat seperti angin.

Orang yang Haruto punya dendam selama ini tersenyum menatap Haruto kemudian mendekatkan dirinya pada Haruto.

Haruto yang menyadari hal tersebut segera memundurkan dirinya hingga tidak ada ruang lagi. Kepalanya sudah menyender pada headboard!

"L-lo mau ngapain?!"

"Takut dengan saya?"

"Gausah sok formal!"

"Nakal juga ya, perasaan kamu dulu tidak senakal ini. Melainkan sangat polos dan menggemaskan"

Haruto menepis tangan yang telah mencoba menyentuh pipinya tersebut

"Singkirin tangan lo! Gausah pegang-pegang."

Lagi-lagi pria di depannya ini hanya terkekeh dan menggelengkan kepalanya.

"Haruto.. Haruto.. kamu ini"

"Tenang saja, kamu tidak akan saya sakiti. Saya akan berjanji. Akan selalu menjaga dirimu, tidak akan saya biarkan dirimu lecet sedikitpun. Oh iya, nama saya Park Jeongwoo."

"Bacot!" "Kenapa mama bisa percaya sama lo?! Atau jangan-jangan lo hipnotis kedua orang tua gw ya!"

"Tidak, saya tidak mengerti hal begituan"

Tanpa sadar, air mata Haruto menetes. Membuat jeongwoo terkejut. Segeralah ia memeluk Haruto, mengusap-usap kepala itu dengan lembut.

"Kenapa... Kenapa lo datang lagi..."

Isakan demi isakan terus terdengar di telinga jeongwoo. Pria yang memiliki badan besar lebih dari Haruto itu terus mengusap dan mulai mengecupi surai Haruto tanpa ragu.

"Dan kenapa orang tua gw bisa nerima lo disini!"

Jeongwo hanya diam, membiarkan Haruto menangis dan mengeluarkan semua emosinya.

"Huaaaa mama..."

"Jahat, lo jahat!"

"Kenapa lo bisa ada disini!?"

"GW TANYA!"

Haruto mendongak, dengan tidak sengaja tatapan mereka pun bertemu.

Dua ingsan yang selama ini sudah tidak bertemu kini dipertemukan kembali.

"Saya gak ada maksud buat mencelakakan kamu, Haruto."

***
"Eh Haruto, gimana keadaan kamu nak? Gapapa kan?"

Sang mama memasuki kamar dan langsung mendekati putra satu-satunya yang dimilik itu. Haruto hanya menoleh lalu diam kembali menatap kosong ke arah tv yang tidak menyala.

Mama Haruto mendudukan dirinya tepat di samping Haruto kemudian memeluknya erat

"Maafkan mama"

"Kenapa mama minta maaf?"

Kakak Pengasuh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang