Part 1

1 1 0
                                    

Pertama-tama aku cuma mau ingatin, bahwa ini cuma fiksi. Tidak ada sangkut pautnya dengan nama tokoh apalagi dengan keterangan tempatnya. Aku sengaja nggak bahas keterangan waktunya, biar kalian pikirin apakah ini Indonesia tahun sekarang atau Indonesia beberapa puluh tahun kemudian. So, enjoy, ya.


***

"Kamera cek!"

"Pakaian cek!"

"Alat make up cek!"

Ruth menutup kopernya setelah ia sudah selesai packing serta mengecek barang-barangnya untuk dibawa liburan ke kampung halaman ibunya, Malino.

Sekarang, ia sudah lulus SMA dan libur selama sebulan sebelum masuk kuliah. Dan ia pun berinisiatif mengunjungi neneknya serta kakaknya yang bertugas di Malino, tetapi ia juga harus membawa serta adiknya.

"Aku sudah packing nih, besok tinggal berangkat aja." Sekarang ini, Ruth sedang melakukan live di Instagram, terdapat hanya 20 orang yang menonton.

Ruth Yovela di dunia nyata aslinya pendiam tapi tomboi, ia tidak terlalu suka bersosialisasi, ia pun hanya mempunyai dua teman, yaitu Darius dan Maria. Ruth tidak mudah dekat dengan orang yang baru ia kenal. Namun, sifat Ruth di sosial media berbanding terbalik dengan ia yang ada di dunia nyata.

Ia sudah dari SMP menyukai membuat konten-konten apa pun itu, tetapi sampai sekarang followers Instagram-nya tetap di angka ratusan, tidak bertambah ataupun berkurang. Kadang itu yang membuatnya frustrasi.

Ruth mempunyai dua saudara, kakaknya Richard Yovela seorang tentara pasukan khusus yang saat ini bertugas di Malino mereka hanya bertemu setahun sekali, dan adiknya Dio Oktavian Yovela yang sudah berusia tujuh tahun.

Sedangkan kedua orang tuanya, sang ayah Matthew Yovela adalah seorang direktur rumah sakit terbesar yang ada di Makassar dan sang ibu Sandrina Yovela adalah dokter bedah saraf.

"Berapa jam perjalanan ke Malino?" Ruth membaca komentar-komentar followers-nya. "Ah, kalau tidak macet bisa sampai dua setengah jam atau sampai tiga jam-an lah, naik mobil, itu pun cuma sampai di lokasi pohon pinus doang," jawab Ruth, sudah hampir satu jam gadis itu live di Instagram.

"Rumah nenekku ada di desa, di puncak sekali."

"Besok aku akan ambil foto dan video pemandangan di sana sebanyak-banyaknya, Dio pastinya juga ikut." Ruth membalas pertanyaan followers-nya.

"Rencananya aku di sana selama setengah bulan. Sekalian mengunjungi Richard yang super sibuk itu. Aku juga udah buat list mau ke mana aja saat di sana. Oiya, sampai sini dulu ya, aku live-nya, shaloom." Ruth tersenyum seraya melambaikan tangannya di depan kamera.

Setelah mencharger handphone-nya, Ruth bergegas turun ke lantai satu untuk makan malam. Sebenarnya sudah sedari tadi gadis itu dipanggil, tetapi baru kali ini ia beranjak dengan alasan mau packing barang-barang, padahal ia sedang asik mengobrol dengan followers-nya.

"Malam, Ayah, Bunda, Dio, maaf udah nunggu lama," sapa Ruth pada keluarganya yang dibalas hal sama dari keluarganya.

Setelah Ruth mendudukkan dirinya di kursi meja makan, mereka pun memulai acara makan malamnya. Malam ini, makanannya disiapkan oleh art, biasanya Sandrina yang memasak atau kalau Ruth tidak sibuk, ia sendiri yang akan memasak.

Setengah jam kemudian, mereka sekeluarga berkumpul di ruang keluarga.

Karena kesibukan masing-masing, Ruth membuat jadwal untuk berkumpul bersama dan itu disetujui oleh kedua orang tuanya. Waktu berkumpul mereka biasanya pagi sebelum berangkat bekerja atau sekolah dan setelah makan malam. Namun, Richard hanya bisa pulang setahun sekali, antara natal dan tahun baru.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kapten Langit (Fifteen Days with you)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang