8. Bully

137 16 0
                                    

Mika mengobati pelipis Raja dengan hati-hati, karena gadis itu takut dengan tatapan yang dilayangkan oleh Raja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mika mengobati pelipis Raja dengan hati-hati, karena gadis itu takut dengan tatapan yang dilayangkan oleh Raja. Laki-laki itu terlihat sangat marah, mengetahui jika luka itu lecet ketika diperiksa oleh Tim PMR.

"Lagian lo kenapa banyak tingkah si?" salah satu penjaga UKS menyalahkan Mika hingga membuatnya menunduk takut. Namun, ia tetap mencoba mengobatinya dengan cepat agar ia dapat pergi dari sini.

"Argh!" Mika melotot. "Ma-maaf gak sengaja!"

"Lo tuh ya!"

Tak lama kemudian, datang dua gadis yang salah satunya langsung menghampiri Raja dan yang satunya mendorong Mika sedikit menjauh. Mika menghela nafasnya pelan, lalu membuang kapas itu ke tong sampah.

"Baby, are you okay? Kenapa sama pelipis kamu?"

"Ohh, mungkin itu pacarnya. Aku pergi aja deh!"

Mika berjalan menjauh dari sana, namun suara seseorang membuat langkahnya terhenti. Hatinya sedikit tergores ketika ia mendengar kalimat yang bahkan selama ini ia tidak pernah mendengarnya.

"Oh, jadi anak kampung itu yang buat kamu jadi kaya gini?" Mika membalikkan badannya, lalu menatap mereka bertiga bergantian. Raja tidak menatapnya karena mungkin ia sangat marah, ketika melihat gadis itu ingin menangis.

"Mika emang anak kampung. Mika minta maaf udah buat Kak Raja luka kaya gitu, dan kalau begitu Mika pamit."

"Dasar kampungan!" ejek mereka dengan nada sengit. Mika buru-buru pergi dari sana dengan bergelimang air mata yang berulang kali ia seka. Kalau saja ayahnya tahu yang dialaminya hari ini, pasti akan sangat marah.

"Mik?" Dania, Aralea, dan Hujan yang menyusulnya ke UKS pun sangat terkejut ketika melihat Mika keluar dari ruangan itu berlari dan juga menangis.

"MIKA!" teriak Aralea lalu mengejarnya, begitupun Dania dan Hujan.

"Kayanya ini ada yang gak beres, Jan."

***

Mikayna meringkuk di kamar mandi, menahan tangis yang rasanya sangat sesak. Hatinya sangat sakit. Baru dua hari ia sekolah disini, ia pikir akan berjalan sangat baik tanpa masalah.

"Bu-bunda, kok sekolah baru Mika kaya gini?" ucapnya dengan terisak lirih. Teman-teman juga turut mencarinya namun belum juga ketemu.

"Mi-mika mau pulang, mau pulang."

Seseorang mendengar rintihan itu dengan tertawa kecil. Terbesit ide jahat yang nantinya pasti akan membuat gadis itu takut kepada mereka.

"Ini balasannya karena udah buat pacar gue luka." gadis itu menarik pintu kamar mandi yang ditempati Mika, lalu menguncinya dari luar. Berhubung diatasnya bisa dijangkau, mereka berdua mengambil ember lalu mengisinya dengan air.

RAJAWALI & MIKAYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang