Farel Part 1

26.5K 168 10
                                    

Perkenalkan namaku Farel aku berusia 17 tahun aku bekerja sebagai cleaning servis di sebuah perusahaan. Saat ini aku sedang hamil tua, seharusnya sih sudah dari 3 bulan lalu aku melahirkan namun sampai sekarang aku belum juga ada tanda tanda melahirkan. Aku memiliki 1 anak angkat berusia 12 tahun dan 2 anak kembar berusia 2 tahun mereka semua berada di rumah. Sedangkan ayah bayi yang aku kandung sudah lama pergi meninggalkanku bersama wanita lain.

Sekarang aku bekerja shift malam dan sedang menyapu lantai di ruangan bos ku di lantai 6. Saat sedang menyapu bos ku Pak Reza berkata padaku. "Farel setelah ini tolong buatkan kopi dan sup jagung. Tapi aku ingin kopi dan sup buatanmu. Selesaikan dulu menyapu mu. " Aku mengangguk. "Baik siap pak. " Aku melanjutkan menyapu sambil sesekali mengelus perutku. Entahlah sejak sore tadi aku mulai merasakan mulas tapi tidak aku rasakan.

Setelah selesai menyapu aku segera menuju dapur di lantai 3 dan segera membuat kopi dan sup jagung untuk bos. Didapur saat memasak aku mendapat telpon dari anakku Raka kalau dia sedang sakit dan memintaku untuk cepat pulang juga meminta maaf karena tidak bisa menjaga adek adeknya. Aku rasanya ingin segera pulang saja tapi ya bagaimana lagi. Akupun memulai memasak agar bisa segera pulang. Setelah selesai memasak aku segera membawa nampan berisi sup dan kopi menuju ruangan bos.

Sesampainya diruangan tersebut aku menaruh nampan berisi makanan juga minuman diatas mejanya. "Farel aku dengar kamu butuh biaya untuk anak anakmu Saya bisa memberimu yang yang cukup bahkan saya bisa kasih 10x lipatnya. Tapi syaratnya cuma satu. Bermain dengan saya hanya malam ini saja. Jujur saya ingin memiliki anak tapi saya tidak ingin menikah jadi. Cukup buat saya mengandung saja. Bagaimana? Lagian kamu juga sedang hamil kan? Pasti juga butuh biaya untuk anak itu juga." Aku berpikir tapi aku memang butuh uang untuk biaya sekolah anakku belum lagi kebutuhan untuk bayiku ini. "Baiklah pak akan saya turuti. " Kataku pada akhirnya.

Pak Reza mulai membuka baju dan celanaku lalu mencium bibirku dan tangannya memainkan putingku aku hanya bisa mendesah saja. Ciuman pak Reza turun hingga ke putingku dan mulai menyesap putingku dan meminum asiku. "Aaaah aaaah pak Reza aaah paak aaaah. " Aku hanya mendesah keenakan. Hingga akhirnya gantian aku yang membuka baju dan celana milik pak Reza aku juga mencium bibir miliknya dan tanganku memainkan putingnya. "Aaaah Farel aaaah. Ayoo masukin aku rel. " Aku membalik badan pak Reza dan memepetnya ketembok lalu aku masukkan satu jariku ke lubang miliknya. Pak Reza hanya mampu mendesah. Hingga setelah siap aku baru memasukkan juniorku. Kamipun bermain hingga 2 ronde.

Sekarang giliran pak Reza yang memasuki aku. " Wah rupanya kamu akan melahirkan Farel sudah bukaan 5. Apa mau sekalian aku pecahkan ketubanmu dengan juniorku. " Kata Pak Reza yang mengecek lubangku. "Jangan pak setelah ini saya masih harus mengepel dan pulang naik sepeda montor. " Aku mengelus perutku. Memang dari tadi aku sudah merasakan kontraksi namun aku abaikan. "Baiklah kita akan main sekarang. " Kamipun bermain hingga 3 ronde. Aku merasa nikmat juga sakit karena kontraksi yang aku alami. "Kamu masih bukaan 8 tenang saja." Aku mengangguk dan mulai memakai bajuku kembali tapi pak Reza menahannya.

"Nggak perlu pakai baju. Ini ngepel pakai kain. Setelah selama kamu boleh pulang. Ah iyaa uangnya sudah aku transfer di ATM mu kalau aku berhasil hamil nanti aku tambah lagi uangnya. " Aku menurutinya dan mulai mengepel tanpa memakai baju apapun. Sungguh rasanya perutku sakit sekali. "Uugh sabar ya sayang ayah masih harus mengepel. " Sesekali aku berhenti mengepel untuk mengelus perutku. Akhirnya aku dibolehkan pulang setelah kerajaanku selesai.

Akupun berjalan menuju lantai 1 menggunakan tangga. Baru di lantai 4 perutku sudah sangat sakit sekali sehingga aku memutuskan untuk istirahat sebentar. "Eeeengggh uugh nggh aku sudah tidak kuat nggh nggh uuh apa aku melahirkan disini saja nggh sambil menunggu ketubanku pecah. Ngggh eeenggh sakit. " Aku mengelus perutku. Aku bersandar pada tembok. Aku sempat tertidur beberapa lama namun telpon membangunkanku. Aku segera mengangkatnya dan ternyata anakku Raka. "Hiks hiks ayah dimana hiks hiks cepat pulang ayah hiks hiks aku muntah muntah hiks hiks sakit sekali yah hiks hiks ayah. " Raka menangis. "Sssh iya sayang sebentar lagi ayah pulang ya nak. Maafkan ayah nak. Ayah pulang tunggu dirumah sebentar yaa. " Aku segera menutup telponnya dan segera melanjutkan berjalan menuju lantai 1.

Mpreg birth alone Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang