Aku berusaha untuk berdiri dan berjalan menuju bathtub. Aku memutuskan untuk melahirkan disana. Begitu berhasil masuk kedalam bathub aku segera masuk kedalamnya dan mengisinya dengan air hangat. Setelah siap aku segera mengatur posisiku dan mulai bersiap mengejan. "Enggh sakit sekali ngggh eeenggh ngggh ngggh eeenggh. Nggh ngggh eeenggh nggh uuh uuuh nggh ayoo nak nggh bantu Daddy nggh eeenggh ngggh eeenggh ngggh eeenggh aaaaaagh ngggh. " Aku mendorong dengan kuat sambil satu tanganku memegangi bayiku dan satu tanganku memegang pinggiran bathub dengan kuat. "Nggh bagus nggh badan bayiku mulai keluar nggh eeenggh ngggh eeenggh ngggh ayoo kamu bisa nggh eeenggh ngggh eeenggh ngggh uuugh. " Aku sambil menarik badan bayiku yang sudah keluar sedikit itu. " Nggh bagus nggh eeenggh ayoo Elang nggh eeenggh sebentar lagi ngggh anak kamu lahir ngggh eeenggh ngggh eeenggh ngggh ngggh ngggh. " Aku terus mendorong dan menyemangati diri sendiri.
Hingga akhirnya aku berhasil melahirkan bayi perempuan yang sangat cantik. Aku segera menyusui bayiku dan memandikannya lalu memberinya pakaian dan kembali menyusuinya hingga terlelap. Setelah dia tertidur aku menidurkannya di kasur. "Putriku sayang biar besok papamu ya yang memberimu nama nak. " Aku mencium kening putriku.
Akupun kembali menuju kamar mandi untuk membersihkan diriku dan berganti baju lalu setelah selesai aku berjalan menuju kamar Rendra untuk tidur sambil memeluknya. Keesokan harinya aku terbangun dengan Rendra dipelukanku. "Mas kamu sudah melahirkan? Kok perutmu masih besar ya mas? " Tanya Rendra. "Aku tersenyum. "Iya semalam aku sudah melahirkan bayi yang canti sayang.. Hmmm tolong beri nama untuk bayi kita sayang... " Rendra tersenyum lalu mencium bibirku. "Oke mas.. Terimakasih ya sudah memberiku bayi perempuan yang cantik. " Aku balas menciumnya dengan manis.
Aku mengajak Rendra menuju kamar anak kami untuk melihat bayi perempuan yang baru lahir. Ternyata Rehan dan Revan sudah bangun kami segera memeluk Rehan dan Revan bergantian dan memberikan ciuman jangan di kening serta pipinya, setelahnya aku mengajak Rendra melihat bayi kami yang ternyata juga sudah bangun aku segera menggendongnya dan menyusuinya sedangkan Rendra mengamati wajah cantiknya. "Cantik banget mas. Mas hmmm apa aku boleh menamainya Tiara? " Aku mengangguk. "Boleh sayang. Lihat dia cantik sekali kan sayang.. Hmmm sayang aku boleh minta tolong buat mandikan Revan dan Rehan?" Tanyaku penuh harap. "Tentu mas..." Aku tersenyum saat melihat Rendra menghampiri Revan dan Rehan.
Singkat cerita setelah sarapan pagi aku dan Rendra membawa anak anak kekamar khusus untuk mereka bermain. Setelah memastikan mereka aman, Rendra mengajakku kedalam taman dalam rumah disebelah kamar tempat bermain anak anak.
Di situ juga terdapat kolam renang kecil. Mas Rendra langsung membuka baju dan celananya tidak lupa menaruh hp nya di sofa panjang lalu kemudian membuka milikku dan mengajakku masuk kedalam kolam. Disana mas Rendra langsung mencium bibirku dan memainkan putingku lalu kemudian Rendra menyusu padaku dan kedua tangannya memainkan juniorku yang sudah tegang. Aku hanya bisa mendesah keenakan sambil sesekali aku mencium pundak Rendra. Setelah puas menyusu dan memainkan juniorku Rendra membalikkan badanku hingga aku membelakanginya kemudian Rendra mulai memasukkan Juniornya kedalam lubangku.Aku hanya bisa mendesah keenakan dan menikmati setiap permainan Rendra. "Aku sangat mencintaimu sayang aaaah aaah Rendra. " Kataku. "Hmmm benarkah? Jadi kamu mencintai penculikmu ini. Syukurlah kalau begitu. " Setelah itu yang terdengar hanya suara desahan kami berdua. Setelah puas bermain aku dan Rendra duduk dipinggiran kolam. Rendra bersandar dibahuku. "Mas... apa benar mas mencintaiku? Bukan membenciku? Aku kan sudah menculik mas... aku sayang sama mas aku cinta sama mas dan aku nggak mau mas pergi dariku... terus aku sadar mas juga berhak buat bahagia dan hidup normal... mas udah melahirkan anak anak aku dan memberiku keluarga... hiks hiks tapi aku nggak mau mas pergi dari sisiku." Rendra menangis.
Aku langsung membawa Rendra turun lagi kekolam dan memeluknya dengan erat disana juga mencium bibirnya dengan manis dan lembut. Aku menghapus air matanya. "Sayang mas mencintaimu... awalnya mungkin aku membencimu karena sudah menculikku tapi kemudian perasaan itu berubah jadi cinta apalagi sejak anak kita lahir sayang. Aku mencintaimu dan anak anak kita. Aku bahagia disini bersamamu dan anak anak kita mas." Aku kembali mencium Rendra kali ini dengan panas dan bergairah. Rendra juga memainkan putingku juga tangannya memainkan juniorku. Aku merasakan mulas diperutku namun aku abaikan.
Namun akhirnya aku menghentikan ciumanku saat aku benar benar sudah tidak kuat menahan rasa mulas diperutku. "Nggh sayang nggh sepertinya nggh aku akan melahirkan nggh Rendra ngggh eeenggh ngggh. " Rendra langsung menghentikan kegiatan menyusu dan memainkan juniorku. "Astaga mas... ayoo mas kita ke sofa panjang itu dan melahirkan disana. " Aku menahan tangan Rendra. "Ngggh eeenggh sayang nggh mas mau coba melahirkan disini nggh nggh eeenggh ngggh ngggh eeenggh uuh apalagi nggh eeenggh ngggh Rendra nggggh ennngh kepalanya ngggh sudah nggh keluar ngggh eeenggh sakit sekali. " Kepala bayiku sudah menyembul keluar. " Rendra mencium keningku. "Baiklah mas sekarang dorong yang kuat aku akan memegang bayi kita. "
"Ngggh eeenggh Rendra ngggh eeenggh ngggh eeenggh sakit sekali ngggh eeenggh ngggh eeenggh. Ngggh ngggh. " Terdengar suara hp Rendra yang terus berbunyi. "Ayoo sayang dorong yang kuat. Bahunya sudah mau keluar sayang. " Aku memegang bahu Rendra. "Sayang nggh eeenggh telponmu ngggh terus berbunyi ngggh eeenggh angkatlah ngggh siapa tau penting sayang ngggh eeeeengggh Rendra ngggh eeenggh. " Rendra mengangguk dan keluar dari kolam lalu mengangkat telponnya.
Saat Rendra berbicara di telpon aku bersandar di dinding kolam renang sambil terus berusaha melahirkan bayi kami. "Nggh eeenggh ngggh eeenggh ngggh eeenggh sakit sekali nggh eeenggh. Ngggh eeenggh ayo nak bantu Daddy nggh eeenggh ngggh. " Dengan satu tangan aku memegangi kepala bayiku. Rendra menepuk bahuku. "Mas aku harus bagaimana.... ayahku jatuh sakit begitu juga dengan kakakku Rafael... mas Rafael membutuhkan donor ginjal secepatnya mas... dan ginjalku cocok dengannya... aku disuruh pergi ke rumah sakit secepatnya tapi aku nggak bisa ninggalin kamu sekarang mas. Aku harus bagaimana...." Aku memegang tangan Rendra.
"Nggh eeenggh sayang ngggh pergilah ngggh ayah dan kakakmu membutuhkanmu ngggh eeenggh ngggh aku bisa melahirkan bayi kita sendiri ngggh eeenggh tapi berjanjilah sayang setelah ngggh urusanmu selesai ngggh pulanglah dan ngggh eeenggh lihat anak kita ngggh eeenggh karena ngggh hanya kamu ngggh yang boleh kasih nama ngggh eeenggh Rendra ngggh ngggh eeenggh bahunya ngggh besar sekali ngggh eeenggh ngggh eeenggh Rendra ngggh. " Rendra mencium keningku. "Aku tau kamu kuat mas. Mas tapi aku nggak tau bisa pulang kapan... karena begitu dirumah sakit aku akan segera operasi untuk mendonorkan ginjalku. Hmmm apa aku kerumah sakit besok saja. Setelah kamu melahirkan anak kita. " Aku menggeleng.
"Jangan sayang ngggh eeenggh perjalanannya jauh ngggh butuh nggh waktu Berjam jam untuk sampai kekota ngggh eeenggh ngggh tidak apa nggh eeenggh. " Akhirnya setelah dibujuk agak lama Rendra mau untuk pergi. Setelah Rendra meninggalkan taman sambil membawa handphone, baju dan celananya aku kembali mendorong dengan kuat sambil menarik sedikit badan bayiku yang mulai keluar sedikit itu. "Eeeeengggh ngggh eeenggh ngggh aku harap ngggh kamu segera pulang ngggh Rendra ngggh eeenggh ngggh uuugh sakit ngggh eeenggh ngggh. "
Setelah beberapa lama aku mengejan lahirlah bayi laki-laki dan memang badannya agak besar. Aku segera menggendongnya dan menyusuinya. "Eeenggh nggh apa ini ngggh eeenggh apa aku akan melahirkan lagi nggh eeenggh astaga ngggh apa aku nggh hamil kembar tiga nggh eeenggh ngggh sakit ngggh eeenggh ssssh sayang ngggh Daddy disini nak ngggh eeenggh ngggh eeenggh nggh uuugh ngggh. " Sungguh aku berharap Rendra disini.
"Eeenggh aku harus ngggh segera keluar dari kolam ngggh eeenggh ngggh aku tidak bisa ngggh melahirkan dua bayi disini ngggh eeenggh ngggh ngggh eeenggh. " Aku berjalan pelan pelan sambil menggendong bayiku menuju tangga untuk keluar dari kolam. "Nggh eeenggh nggh ooh tidak nggh eeenggh kepala bayinya nggh eeenggh sudah keluar ngggh ngggh eeenggh ngggh eeenggh Rendra nggh eeenggh. " Namun sialnya adek bayinya tidak sabaran karena kepala bayiku sudah menyembul keluar dari lubangku.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Mpreg birth alone
FantasyKumpulan cerita laki laki melahirkan sendirian. cerita 18+ jangan salah lapak. yang ada pasangannya di cerita sebelah 100% imajinasi dan khayalan aku jadi pasti jauh dari realita. if you like read if you not just go away