03. ALTRUISME

107 54 110
                                    

Tengah malam, Elkairav belum juga tertidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tengah malam, Elkairav belum juga tertidur. Setelah makan malam, dirinya gelisah dan khawatir dengan saudara kembarnya. Sedaritadi ia mencoba menutup matanya untuk ke alam mimpi tetapi rasanya begitu sulit. Ia tidak bisa tertidur.

Dengan pencahayaan yang redup, Elkairav menerlentangkan tubuhnya. Memandangi langit-langit kamarnya. "El gimana ya sekarang? udah tidur apa lagi kesakitan?"

Ia menoleh menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 23:56. Anak itu bangun, perlahan menuruni kasurnya dan berlari kecil membuka pintunya. Setelah pintu terbuka, Elkairav mengendap-endap keluar agar keluarganya tidak mengetahuinya karena ruangan masih sangat terang dan dibawah sana, di ruang tengah ada Abinawa dan Lavanya yang tengah berkutat pada laptop dan beberapa berkas.

Sejak kecil, Elkaivan dan Elkairav tidak pernah diperbolehkan untuk tidur bersama. Kalaupun berada di ruangan yang sama, mereka tetap dipisahkan. Alasannya, Elkaivan mudah sakit dan Lavanya tidak ingin penyakit Elkaivan menular ke Elkairav. Terkadang jika keduanya rewel sewaktu masih bayi, keduanya akan tidur bersama orang tuanya.

Elkairav selalu tidur bersama Lavanya di kasur dan Elkaivan bersama Abinawa di sofa. Walaupun Abinawa risih dengan posisinya, ia tak pernah meninggalkan Elkaivan sendirian di sofa. Karena itulah, di umur lima tahun, Elkaivan dan Elkairav memiliki kamar tersendiri.

Dibukanya pintu kamar Elkaivan pelan-pelan lalu masuk dan menutupnya kembali. Lampunya tidak di matikan jadi Elkairav dengan mudah melihat kembarnya yang meringkuk kedinginan. Anak itu berlari mendekati Elkaivan, membenarkan selimut kembarannya dan mengecup pipi Elkaivan. Sungguh, Elkairav sangat menyayangi saudara kembarnya.

"El, cepat sembuh ya? besok kalo udah sembuh, kita main lagi tapi jangan lari-lari. Nanti kamu kecapean lagi terus sakit lagi kek gini." Ucapnya dengan nada pelan dan mengusap pucuk kepala Elkaivan.

Elkaivan tidak tidur, ia kesulitan tertidur karena sakit di kepalanya ditambah dirinya sangat kedinginan. Perlahan, matanya terbuka dan mendapati Elkairav yang tengah tersenyum menatapnya. "Kai."

Elkairav naik ke kasur Elkaivan, duduk di sisi kasur tepatnya di samping bantal saudara kembarnya. "Kenapa belum tidur? Kamu harus banyak istirahat biar cepet sembuh." Tuturnya kembali mengusap kepala Elkaivan.

"Aku gak bisa tidur, kepala aku sakit."

"Tadi udah aku cium, bentar lagi pasti sembuh. Merem lagi, El, aku usapin kepalanya sampe kamu tidur."

Elkaivan menggapai tangan Elkairav dan menjauhkannya dari kepalanya. "Jangan, kamu keluar aja. Aku sakit Kai, aku gak mau kamu ketularan nantinya."

"Gak mau, aku mau disini. Mau nemenin kamu, kamu pasti kesakitan." Balas Elkairav kembali mengusap kepala Elkaivan.

"Aku gak papa, kamu mending keluar sekarang. Kalo bunda atau ayah tiba-tiba masuk, kamu bisa dimarahin sama mereka."

Lagi, Elkairav mengabaikannya dan terus mengusap kepala saudaranya. "Aku gak peduli, aku cuman mau nemenin kamu disini."

ALTRUISMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang