part six

607 42 0
                                    

Hari ini Mingyu resmi adopsi kucing British Short Hair yang dia namain King Julian. Wonwoo juga ada menemaninya selama beberapa hari terakhir ini.

Atas dasar mengucapkan terima kasih Mingyu mengajak Wonwoo ke salah satu cafe kesukaannya.

Mereka berdua duduk di bangku dekat jendela saling berhadapan. Mingyu tersenyum lebar terus sedari tadi. Wonwoo juga memasang senyuman manisnya.

"Mau pesen apa nih kak?"

"Samain aja deh sama lu"

"Gue beli croissant cokelat nih"

"Ih! Jangan cokelat. Stroberi aja"

"Tadi katanya samain"

"Ya jangan cokelat Dip"

Mingyu tertawa. Memanggil waitress dan memesan dua buah croissant cokelat dan stroberi lalu minuman macha latte dan kopi.

"Makasih ya kak, serius lu padahal sibuk banget belajar tapi gue malah maksain lu buat bantu gue nyari kucing"

"Santai aja. Gue suka kok ketemu kucing kucingnya"

"Kucingnya doang? Ketemu gue suka gak kak?"

Wonwoo terkekeh dan memperbaiki letak kaca matanya. Dia mencubit lengan kiri Mingyu dan mengerucutkan bibir. Mingyu berusaha sekuat tenaga agar tidak khilaf.

"Abis ini ada kegiatan apa kak?"

"Beli buku"

"Kak Dava rajin banget ya, buku apa kak? Buku hukum mencintai? Atau buku hukum mencuri hatiku?"

"Gembel deh"

Mingyu tertawa senang. Tak lama pesanan mereka datang. Mingyu dan Wonwoo pun langsung melahap croissantnya masing masing.

Saat sedang makan Wonwoo tidak henti hentinya tersenyum menatap layar hp. Membuat Mingyu sedikit kesal dan sedih namun dia sadar diri kalau belum jadi apa apanya Wonwoo.

"Ehem! kak?"

"Iya Dip, ada apa?"

"Enggak. Cuma mau ngasih tau kakak mau nyimpen sampe lebaran?"

Mendengar perkataan Mingyu, Wonwoo buru buru menaruh hpnya diatas meja dan melap sudut bibir kanan kirinya cepat.

Mingyu terkekeh gemas melihat Wonwoo. Karena diketawai oleh Mingyu, Wonwoo langsung cemberut.

"Adipati~ jangan ketawain gue deh"

"Haha sori kak. Lu lucu"

"Serius! Masih ada gak?"

"Masih"

"Mana?! Ih tunjukkin kek"

"Sini"

Mingyu mengulurkan tangannya. Wonwoo diam saja karena menunggu Mingyu menunjuk bagian mana yang belepotan.

Namun hal selanjutnya yang Mingyu lakukan malah membuat Wonwoo sedikit kesal dan ingin mengubur Mingyu hidup hidup. Dia melap sudut kanan bibir Wonwoo, lalu membuat tanda hati dari jari telunjuk dan jempolnya.

"Gak lucu Dip"

"Hahaha"

Melihat wajah datar Wonwoo, Mingyu malah semakin jadi tawanya.

"Udah ih jangan ketawa terus"

Diam diam sudut bibir Wonwoo terangkat dan membentuk senyum. Mingyu lalu meminum kopinya untuk menenangkan diri.

"Sori kak gue suka liat eskpresi lu. Gemes"

"Iya emang gue ganteng"

"Dih? Lu ganteng kak? Gue harus beliin kaca buat lu besok"

"Maksud lu?! Gue jelek gitu?!"

"Eh eh gak gitu kak. Maksud gue lu cantik, manis, imut, gemes, semua yang bertolak belakang dari ganteng. Jelek itu gak termasuk ya, cuma buat kaum buluk kaya temen temen gue"

"Siapa temen temen lu?"

"Soonyoung, Vernon, Seokmin, Dino, Jeonghan, Aditya. Pokoknya semua orang kecuali lu sama gue kak"

Wonwoo tertawa. Iya aja deh daripada ribet ribet. Wonwoo pikir Mingyu orangnya abstrak. Lebih abstrak dari abangnya- Seungcheol, dan lebih abstrak dari Jun.

Wonwoo gak tau hal itu lebih baik atau gak. Ya intinya Mingyu menghibur sedikit.

Setelahnya mereka cuma ngobrol ngobrol soal kucing yang mereka liat di tempat adopsi. Sempet ngobrol juga tentang kenapa Wonwoo mau kuliah dan kenapa Mingyu milih jadi freelancer. Pokoknya topik omongan mereka ngalir gitu aja karena Mingyu yang selalu berhasil menemukan topik baru.

...

Disisi lain Seungcheol dan Jeonghan juga lagi di cafe. Bukan cafe biasa karena ini ternyata cafe omnya Jeonghan yang baru buka.

Mereka berdua dikasih gratisan dalam hari pertama open ini.

"Ini enak om cheesecakenya"

"Itu om buat resep baru loh, dibantu mamih kamu juga"

"Emang mami the best sih masakannya"

"Kamu kapan masak buat aku?"

Pertanyaan Seungcheol bikin Jeonghan berhenti ngunyah cheesecake dimulutnya. Sedikit informasi orang dalam, Seungcheol dan Jeonghan lebih suka ngobrol pake gue-lu kayak biasa. Mereka pake aku-kamu kalau di deket keluarga mereka aja. Jaim biar alim.

"Pengen banget dimasakkin ya pak?"

"Iya dong, gimana kalo kita udah nikah nanti?"

"Omongannya kejauhan"

"Lah Emang kamu gak mau nikah sama aku? Ohh gitu ya, cukup tau"

Seungcheol bangkit dan duduk di tempat duduk yang lain. Ngambek ceritanya.

Jeonghan ngehela napas sebelum nyamperin Seungcheol. Omnya ngegeleng pelan sambil ketawa. Lucu liat mereka.

"Dit~"

Jeonghan duduk di pangkuan Seungcheol. Beruntung cafe omnya ini belum terlalu banyak yang dateng. Coba kalo rame, yaudah viral mereka.

"Yang~ apaan sih ngambeknya jelek"

Seungcheol diem aja. Buang muka gak mau natap Jeonghan. Dalem hati sebenernya seneng.

"Adit ya ampun jelek ih tokeknya aku! Jangan ngambek. Iya deh gue masak nanti di rumah lu"

Seungcheol langsung nengok.

"Beneran? Php ah"

"Dih bener. Kata siapa gue php?"

"Kemaren siapa yang ngejanjiin pengen pok pokin gue waktu tidur? Lu kan. Terus lu pok pokin gue gak? Enggak! Php dasar"

Seungcheol ngedengus. Buang muka lagi gak mau natap Jeonghan.

Demi apa Jeonghan kesel. Tokek gantengnya kalau ngambek ada ada aja. Sebenernya kemaren Jeonghan inget pengen pok pokin Seungcheol. Cuma berhubung cowoknya itu gak ngungkit, jadi Jeonghan diem aja. Malu.

"Yaudah gue pok pokin lu malem ini"

"Gak usah. Pok pokin Adipati aja sana"

"Adipati serem, gede kayak buto ijo badannya. Lu aja yang imut kayak tokek manusia"

"Mbung lah"

Jeonghan mencet kedua pipi Seungcheol gemas dan kesal.

"Plis ya tokek lu jangan sok ngambek. Gue ambekin balik baru tau rasa lu. Mau minum apaan? Gue pengen bikinin nih"

"Gak usah lah"

"Tai. Gue bikin iced tea pake rasberry ya dikit. Awas gak diminum, gue jejelin"

Jeonghan pergi ke bagian dapur cafe. Ijin sama omnya kalau dia mau bikinin Seungcheol minuman. Omnya ngangguk dan senyum aja.

Seungcheol yang ditinggal udah senyum lebar. Seneng mau dibikinin minum sama Jeonghan.

Tbc

[✔] Bangsat ✗ Meanie + JeongcheolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang