Bab 38

181 14 20
                                    

Vote dulu sebelum baca✌

.

.

.

.

.

38. Regret?

Mendengar bel istirahat berbunyi, semua murid tak terkecuali Mikha, langsung merapikan alat tulis nya, ingin segera meninggalkan kelas untuk melampiaskan penat.

"Mikha!"

Mendengar seruan nama nya, reflek saja Mikha memberhentikan kegiatan nya sejenak. Menoleh ke salah satu siswi yang memanggilnya tadi.

"Ditunggu sama Vendra di depan"

"Davendra?" Tanya nya meyakinkan pikiran nya.

"Iya" Setelah itu siswi itu pergi begitu saja.

Mikha mempercepat kegiatan nya. Ia sedikit penasaran kenapa lelaki itu tiba-tiba mendatangi kelas nya.

Tak lama, begitu keluar kelas, tak butuh waktu lama hingga kedua nya saling bertukar pandangan.

"Gue denger Leo ga datang hari ini?" Tanya Gerald terus terang dengan nada datar nya.

"..iya"

"Pulang bareng gue" Entah itu ajakan atau perintah, Mikha bingung menanggapi nya.

"Ga usah, gue naikー"

"Kita perlu bicara" potong Gerald yang langsung memberitahukan tujuan nya. Itu cukup membuat Mikha terdiam sejenak.

"..apa lagi yang perlu kita bicarain? Bukan nya semua nya udah jelas?" Dari nada nya, Mikha terdengar cukup lelah menanggapi semua tentang itu.

"Terlalu klise mengakhiri hubungan dengan cara sepihak"

Mata Mikha membulat mendengar kalimat blak-blakan dari Gerald. Ia menatap sekeliling mereka. Untung saja koridor sedang sepi.

"Lo bisa ngomong bener dikit ga sih?!" Tegur Mikha dengan suara berbisik.

"Kalo sampe lo kabur, satu sekolah bakal tahu hubungan kita" ancam Gerald yaang langsung meninggalkan Mikha begitu saja.

Tanpa sadar mulut Mikha sudah menganga, menatap tak percaya pada punggung tegap itu.

"Kayaknya dia udah gila ya?" Gumam Mikha entah pada siapa.

•••••

Helaan nafas kembali terdengar di dalam mobil sedan milik Gerald. Padahal mobil nya sudah dihidupkan AC, tetapi lelaki itu masih merasa sesak, bahkan 3 kancing teratas nya terbuka, sedikit menampilkan dada bidang nya.

Lelaki itu tampak kacau, gelisah. Bahkan kedua telapak tangan nya kini tengah berkeringat dingin.

Ia tampak memarkirkan mobil nya di depan gang rumah Mikha.

Ya, Begitu pulang sekolah, Mikha meminta nya untuk mengatar gadis itu pulang dahulu, ada yang perlu diambil oleh gadis itu. Penting. Membuat nya semakin gelisah. Sebelum itu, ia juga sempat mengantar pulang Angel dahulu.

Sudah hampir setengah jam Mikha tak kunjung keluar.

Gerald menidurkan kepala nya pada stir mobil nya. Mencoba menenangkan diri nya.

"Kamu bilang kamu susah bahagia kan? Yaudah Mikha ga akan pernah ninggalin kamu. Sampai kapan pun! Pokoknya harus sama Mikha bahagianya" Janji Mikha yang sempat terucap padanya dulu.

Rumit.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang