Algerio Alexander [On Going]

BAB 2 Memalukan

Hallo back to algerio'story

Hari ini author kembali update

Karena sudah sekian lama nggak update hehe mianhe yeorobun😁

Maklumin karena tugas sekolah

Author juga numpuk jadi nggak sempet update.

Biasalah guru² kalo ngasih tugas nggak tanggung²

Sebelum masuk ke ceritanya Jangan lupa buat vote dan komen nya oke😉

Thank you and happy reading....

Setelah rapat osis selesai Algerio pun memutuskan untuk segera menuju ke kelasnya untuk menghampiri papanya yang hampir ia lupakan. Ia takut pak tua itu akan tersesat di sekolah yang lebarnya hampir mencapai 2000 hektar.

Saat Algerio sedang berjalan di koridor untuk menuju ke kelasnya, tiba tiba Algerio melihat papanya yang sedang duduk di kursi depan kelas 11 IPA 2. Bersama dengan seorang pria yang tampak memakai Jaz hitam dan berdasi layaknya CEO.

"Papa sama siapa tuh?" tanya Algerio yang tampak penasaran dan langsung menemui papanya.

"Pah," panggil Algerio saat sudah sampai di depan dua pria paruh baya itu.

Sontak keduanya pun menoleh ke arah Algerio secara bersamaan. "Eh Al, kamu dari mana aja, sini Salim dulu sama pak William," perintah pak Burhan.

"Oh halo om," sapa Algerio sambil bersalaman dengan pak William. Pak Wiliam membalas nya dengan senyuman hangat.

"Pak William ini bos papa di kantor, kebetulan dia juga lagi ambilin raport buat anaknya. Papa nggak nyangka bisa ketemu di sini, akhirnya kita ngobrol dulu bentar," terang pak Burhan.

Algerio hanya mengangguk kan kepalanya paham. Ia tidak tahu harus meresponnya dengan bagaimana selain tersenyum dan mengangguk.

"Anak om kelas 11 juga?" tanya Algerio akhirnya untuk sekedar ber basa basi.

"Iya dia cewek namanya Alea clarabell. "jawab pak William. "kamu pasti nggak kenal ya? Soalnya anak nya lumayan pendiem sih."

"Oh nggak pernah liat orangnya sii tapi kayaknya pernah sekedar denger namanya kalo dipanggil di aula," jelas Algerio.

Pandangan pak Burhan beralih menatap almamater Algerio yang sedikit bercampur dengan bercak berwarna pink. "Almet kamu kenapa Al?"

"Ah ini tadi Alge nggak sengaja numpahin susu," terang Algerio sedikit membersihkan sisa noda pink itu menggunakan tangannya. Sebenarnya sebelum rapat osis ia sudah mencoba untuk membersihkannya, walaupun hasilnya tidak sebersih sebelumnya setidaknya nodanya jadi samar.

"Lain kali hati hati dong, jadi kotor gini kan almet nya, kasihan mama yang samar Al," omel pak Burhan menggebu-gebu.

"Iya nanti Alge cuci sendiri kok pah," sesal Algerio.

Selang beberapa menit tiba-tiba seorang gadis berambut panjang dengan rok selutut itu muncul menghampiri ketiga orang yang sedang mengobrol. Dari kejauhan wajah Alea juga nampak seperti kebingungan.

"Siapa itu kok kayak nggak asing," batin Alea yang seperti pernah melihat cowok itu.

"Papahh," Alea pun menghampiri papanya dan langsung memeluknya erat.

Pak Wiliam membalasnya dengan senyuman seraya mencium rambut anak gadisnya itu. "Anak papa dari mana aja sii?"

"Halo om," sapa Alea dan langsung bersalaman dengan pak Burhan dengan senyum yang mengembang.

Saat Algerio melihat anak dari bos papanya itu ia pun langsung terkejut begitu pun sama halnya dengan Alea. Ia bahkan tak berhenti membelalakkan matanya tanpa berkedip.

"mati gue," batin Algerio

"Kamu yang-"

"Hai lo pasti Alea kan? gue Algerio, biasa dipanggil Alge," potong Algerio mengambil tangan Alea untuk berjabat tangan. Sebisa mungkin kedua pria itu tak boleh tau kalau tadi sempat terjadi konflik di antara mereka berdua.

"Kalian kayaknya sudah saling kenal ya," tebak pak Wiliam saat melihat interaksi mereka berdua.

"Tadi kita emang sempet ketemu om sebentar, pas masih di kantin tapi belum sempet kenalan jadi kaget aja," Algerio pun menjelaskan yang sebenarnya.

"Emm. Om, Alge boleh bicara sebentar nggak sama anak om?" tanya Algerio dengan lembut kepada pak Wiliam

"Oh boleh silahkan," jawab pak William mempersilahkan.
Algerio mengangguk setelah diizinkan, ia pun berjalan lebih dulu membiarkan Alea mengekorinya di belakang. "Kita ngobrol nya di kantin aja," Algerio melirik sekilas ke belakang, mendapati Alea yang langsung mengangguk pelan.