♪prolog♪

13 4 2
                                    

☘Promise☘
✩☆✩





Di tempat yang terlihat hangat itu, terlihat seorang anak laki-laki yang sedang menatap seorang wanita yang berjongkok dan memegang bahunya. Mata anak itu terlihat berbinar dengan senyuman yang setia terpatri di wajahnya.

'Theo kamu tahu tidak.....menjadi seorang kakak bukan sesuatu yang mudah loh...'

Suara wanita itu terdengar lembut, Theo anak laki-laki itu tidak bisa melihat dengan jelas wajah wanita di depannya. Dia hanya bisa melihat sebuah senyuman di wajah wanita itu, sisanya dia hanya bisa mengingat bahwa wanita itu memiliki warna rambut yang sama dengannya.

Theo menatap wanita di depannya bingung, memangnya ada apa dengan peran seorang 'kakak'?

'kamu harus bisa menjadi contoh yang baik bagi adikmu...'

Anak beriris mata zamrud itu menatap bingung, sesaat dia memiringkan kepalanya. Dia merasa dia mengenal wanita di depannya, di saat yang bersamaan pula dia tidak sanggup untuk mengingat kembali siapa wanita ini.

Perlahan angin lembut berhembus, membuat rambut panjang wanita itu terbawa angin lembut. Wanita itu tersenyum lembut, mengelus pelan rambut anak laki-laki di depannya dan berkata pelan.

"Kamu—"

DUAK!!

Wanita itu menyundul kepala Theo sampai terjatuh, anehnya Theo merasa ada sesuatu yang empuk tapi berat menimpa wajahnya.

"HMP!!! AAAKKHHH!!!"

Theo terbangun dari tidurnya dengan nafas tersengal-sengal, wajahnya memerah hampir saja kehabisan nafas. Matanya melihat seekor kucing gembrot berwarna putih yang dengan santainya sedang duduk di pangkuannya karena jatuh saat Theo terbangun. Iyap, kucing itu menimpa wajah Theo saat pemuda itu tengah tertidur, biadab sekali memang.

"Ah...bubu...kamu menimpa wajahku lagi ya? Bukankah aku sudah bilang kalau kamu bisa tidur di tempatmu sendiri? Ayolah bubu...kasur mu lebih nyaman daripada wajahku..." Theo menghela nafas pelan, tangannya terulur untuk mengusap lembut bulu halus kucing berwarna putih itu.

Pemuda itu mengusap pelan wajahnya, menetralkan nafasnya yang memburu karena tidak bisa bernafas di bawah gumpalan empuk perut kucing gembrot itu.

"Bubu lain kali aku akan mengunci kamarku saja ya..."

Sontak setelah mendengar ucapan pemuda itu kucing bernama Bubu itu menatap Theo tajam dan mencakar tangannya.

"MEONG!!!"

"A-Aduh! Bubu! Kok aku di cakar sih!!" Theo langsung menarik tangannya yang memerah karena di cakar, tidak berdarah hanya sedikit perih saja.

"Meong!!!" Kucing itu mengeong keras kau pergi dengan santai dari kamar Theo, meninggalkan pemuda dengan netra zamrudnya yang menatap bingung.

"Haah...."

*****

"Dasar manusia rajin, kapan kau bisa bangun telat?"

Cibiran di pagi hari bukan apa-apa bagi Theo, pemuda itu berbalik dan melihat saudara kembarnya yang sedang berjalan malas. Pemuda itu sudah menduga akan mendengar cibiran 'pedas' lagi, ah itu sapaan selamat pagi di telinga Theo asal kalian tahu.

Theo tersenyum hangat, menebarkan auranya yang ceria. "Selamat pagi! Adikku yang manis ternyata bangun telat lagi ya!" Sapa Theo lembut.

"Kakak menyindirku ya?" Ucap Tio sambil menarik kursi untuk duduk.

"Apa itu terdengar seperti sindiran?"

"...menyebalkan." Theo tertawa pelan saat mendengar saudara kembarnya yang kehabisan kata-kata.

"Kamu sudah mencuci wajahmu?" Tanya Theo, dia terlihat tersenyum kecil.

Pemuda yang merupakan kembaran Theo itu bernama Tio, anaknya agak bermulut pedas dan tidak pedulian. Walau begitu dia masih manusia normal yang punya perasaan.

"Pertanyaan bodoh macam apa itu?" Lihat, dia secara terang-terangan berkata seperti ini kepada kakak kembarnya sendiri.

"Kakak cuma bertanya Tiooo....kamu ini sensitif sekali ya, ayah sudah bangun?"

Tio mendengus pelan lalu bertopang dagu menatap kakaknya Theo yang sedang memasak sarapan untuk Mereka, ayah mereka sepertinya masih tertidur karena lelah.

Theo sudah biasa mengerjakan pekerjaan rumah seperti memasak, membereskan rumah, dan membeli bahan-bahan untuk keperluan di rumah. Dia juga seringkali mengurus adiknya yang kadang acuh dengan hal-hal yang bersangkutan dengan sekolahnya.

Kalau bertanya di mana ibu mereka, lebih baik jangan bertanya.

"Kak.....dasar mantu idaman."

"Hah?"




☘Promise☘
✩☆✩

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang