penjelasan

277 47 2
                                    

Sudah hari ke dua jisoo mendatangi apartemen Jennie namun tidak pernah ada jawaban dari dalamnya entah Jennie yang tidak ada atau memang tidak ingin bertemu dengannya.

Jisoo berjalan dengan lemas keluar dari dalam lobby lalu menuju taman kecil tak jauh dari apartemen.

"Jisoo bodoh,kenapa si gak bisa tahan emosi, udah tahu dia kalau sudah ngambek bakal lama" gumam jisoo yang sedang duduk di bangku taman

"Jisoo"

Jisoo menengok kearah suara yang memanggilnya.

"Eh Irene"

"Jennie belum mau ketemu kamu ya?" Tanya Irene yang kini sudah duduk di samping jisoo

Jisoo membuang nafas dengan kasar, dia sangat menyesali sifatnya kemarin malam pada Jennie.

"Ji"

"Aku mau cerita sesuatu ke kamu" ucap Irene namun jisoo hanya menatap ke dua kakinya

"Ini tentang Jennie" mendengar nama Jennie kini jisoo melihat kearah wanita di sampingnya dengan tatapan penuh tanya

"Kenapa Jennie?" Tanya jisoo yang tidak sabar menunggu kalimat dari Irene

"Jennie sakit ji" kedua alis jisoo saling bertaut

"Sakit?"

"Dia sakit lupus, seharusnya aku tidak menceritakan ini tapi aku hanya ingin kau tidak salah paham dengan Jennie, soal dokter itu mereka hanya sekedar pasien dan dokter"

"Maksud mu dokter kai?" Tanya jisoo

Irene mengangguk "Jennie meminta merahasiakan ini karena dia tidak ingin kamu khawatir padanya" jelas Irene

Jisoo mengusap mukanya dia merasa bodoh terlalu emosional pada Jennie, jisoo menangis ternyata kekasihnya sedang menghadapi masalah kesehatan selama ini.

"Aku minta kamu juga merahasiakan ini ji"

Irene memeluk jisoo mencoba menenangkan temanya itu sembari terus mengelus punggung jisoo.

~

Jennie yang baru pulang dari minimarket melewati taman tak sengaja melihat jisoo dan Irene yang sedang berpelukan.

"Kalian"

Keduanya melihat ke sumber suara, melihat Jennie jisoo langsung melepaskan pelukan pada Irene.

"Jennie" jisoo langsung bangkit dari duduknya

"Kalian ngapain?" Terlihat kecurigaan pada wajah Jennie

"Jen aku minta maaf soal pesta itu" jisoo memegang tangan Jennie

Jennie melihat kearah mereka bergantian lalu kembali berjalan meninggalkan mereka.

"Irene terimakasih" ucap jisoo dengan sedikit berbisik sebelum mengejar Jennie yang kini masuk kedalam lobby

~

Di dalam apartemen jisoo duduk terdiam sembari melihat Jennie yang bolak balik merapihkan barang belanjaannya, jisoo tidak berani bersuara karena sebelumnya sudah mendapat peringatan dari Jennie.

Setelah selesai Jennie mengambil segelas air lalu duduk di depan jisoo meminum air itu hingga habis yang membuat jisoo ikut menelan air ludahnya sendiri.

"Kamu haus?" Tanya Jennie yang di jawab dengan anggukan oleh jisoo

Jennie ingin kembali ke dapur mengambil air untuk jisoo namun jisoo menahannya.

"Aku minta maaf" ucap jisoo sembari memegangi tangan Jennie

"Untuk apa?"

"Untuk pesta itu, aku cemburu, aku takut kamu punya hubungan lebih dengannya, aku tidak ingin kehilangan kamu" jelas jisoo

"Lalu untuk apa lagi?" Tanya Jennie yang membuat jisoo bingung

"Emang ada lagi kesalahan aku?" Tanya jisoo balik

Jennie melepaskan genggaman tangan jisoo lalu berjalan ke dapur,

"Eh tunggu" jisoo mengikuti Jennie

"Apa lagi salah aku Jen?" Tanya jisoo tapi Jennie malah memberikan segelas air minum

"Kamu baru saja melakukan kesalahan padahal" ucap Jennie lalu kembali berjalan kembali ke ruangan tamu namun jisoo langsung menarik tangan Jennie dan memeluknya

"Aku minta maaf terlah memeluk wanita lain" bisik jisoo sembari mengeratkan pelukannya

Untuk beberapa saat mereka masih pada posisi yang sama, melepas rasa rindu yang mereka rasakan.

Jennie merenggangkan pelukannya melihat kearah jisoo "bagaimana rasanya di peluk oleh wanita cantik seperti Irene" katanya meledek

"Oh ayolah Jen, kau lebih cantik dari wanita manapun di dunia ini" ucap jisoo sembari mencuri ciuman pada bibir Jennie

"Gombal, aku serius tanya ji? Terus kalian sedang membicarakan apa tadi?"

Jisoo kembali mengeratkan pelukannya pada pinggang Jennie "aku serius dengan ucapku" katanya seraya menyatu dahinya pada Jennie tak ada jarak pada mereka.

"Dia hanya menenangkan ku" jisoo mendekatkan bibirnya ke bibir Jennie, membuat sebuah ciuman lembut pada bibir Jennie.

Dan kini ciuman lembut itu berubah menjadi ciuman yang lebih sensual, jisoo mengangkat sedikit tubuh Jennie untuk naik ke meja dapur lalu menarik keatas dress pendek yang Jennie kenakan, jisoo kembali menciumi leher hingga perut rata kekasihnya itu.

Sembari terus menciumi perut rata Jennie, jisoo menurun celana dalam kini di tubuh jennie hanya tersisa bra merah jisoo membiarkan itu karena melihat Jennie mengenakan bra merah membuat diri Jennie tampak lebih sexy.

Jennie menahan kepala jisoo saat ingin menyentuh area sensitifnya, dia tampak ragu karena sudah lama mereka tidak melakukan itu namun jisoo tetap mendekatkan kepalanya pada area sensitif kekasihnya.

Lidah yang basah dan hangat itu menyentuh area sensitif Jennie membuat dia tidak bisa menahan desahannya.

"Aaaauuchhhhh"

Baru Jennie merasakan sesuatu yang enak jisoo malah menghentikannya lalu menggendong Jennie seperti koala dan masuk ke dalam kamar lalu merebahkan tubuh kekasihnya di atas kasur.

Hampir 30 menit jisoo menikmati tubuh Jennie dia melakukan begitu banyak gerakan hingga entah sudah berapa kali Jennie mendapatkan kenikmatannya.

"Ehhmmmm aaaahhhhh" desah Jennie lalu menahan kepala jisoo untuk berhenti menjilati vaginanya

"U-udah ji, cukup-p" ucap Jennie dengan nafas yang terengah-engah

Jisoo terkekeh lalu berpindah posisi di samping Jennie, "capek ya" ledek jisoo

"Kamu mau bikin aku kehabisan nafas" ucap Jennie

"Udah oke, cukup" Jennie membalik tubuhnya membelakangi jisoo

Jisoo memeluk tubuh Jennie lalu mencium pundak kekasihnya, fokusnya kini ke beberapa kulit Jennie yang terdapat ruam merah.

"Sudah berapa lama kita tidak melakukan itu" Tanya jisoo

"Entahlah, mungkin lima Minggu atau dua bulan yang lalu" jawab Jennie

"Yak pantas saja kamu seperti orang gila tadi" ucap Jennie kembali sembari terkekeh

Namun jisoo terdiam dia berpikir seperti Jennie baru-baru ini mendapatkan penyakit itu.

Jisoo menyentuh area ruam yang terdapat di lengan Jennie, "ada apa dengan kulit mu?" Tanya jisoo

Jennie ikut menyentuh area ruam itu, "ini, aku tidak sengaja terbentur meja saat sedang bersih-bersih" jawab Jennie sedikit gugup

Jisoo mengeratkan pelukannya dia tidak ingin bertanya lebih walau dia tahu Jennie sedang berbohong. Kini mereka tertidur.

champagne problem (Jensoochae)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang