7

216 17 1
                                    

jangan lupa untuk vote dan comment





Nana yang sedang menunggu taksi sedari tadi merasa ada yang mengikuti nya dari belakang. Nana yang sadar langsung berjalan secepat mungkin untuk menghindari orang misterius yang mengikuti dirinya.

Mengingat perkataan Dion yang tadi, takut ada yang benar-benar ingin menculik dirinya.

Semakin Nana berjalan cepat, orang itu juga semakin mengikuti Nana. Nana yang benar-benar ketakutan kemudian berlari dengan sekuat tenaga nya.

Byann tolongin gue, gue takut

Orang itu juga semakin mengejar Nana yang berlari ketakutan. Tiba-tiba orang itu menepuk bahunya Nana.

Byan POV :

Byan yang melihat jam dinding sudah pukul 5 sore berpikir harusnya Nana sudah ada di rumah sekarang.

Gue ke rumahnya kali ya, kangen

Byan langsung siap-siap hanya menggunakan kaos hitam, celana pendek, dan sneakers putih. Tidak lupa memakai parfum. Karena hanya ke rumah Nana jadi Byan memakai pakaian yang santai saja.

Byan keluar dari kamar dan menuruni tangga, tidak lupa untuk berpamitan ke Bunda dan adiknya, Cici.

Byan langsung keluar dan menuju garasi. Byan mengambil helm dan memakainya lalu menyalakan motor dan pergi menuju rumah Nana.

Setelah Byan sampai di rumah Nana, dia langsung memakirkan motornya. Lalu mengetuk pintu, tapi yang keluar malah Leon.

"Lah kok lo anjir, Nana mana?." Tanya Leon yang heran Byan hanya sendirian datang sambil mencari Nana yang ternyata tidak bersama Byan.

"Hah? emang belum pulang." Tanya Byan sambil membulatkan matanya.

"Lah gue kira masih sama lo by."

"Shit, gue tadi ga masuk, ini udah mau gelap masa belum pulang." Byan yang emosi lalu memukul tembok hingga tangan nya lecet.

"Lo kabarin anak-anak suruh bantu cari, gue gamau tau." Ucap Byan dengan penuh penekanan sampai-sampai Leon susah menelan ludahnya sendiri.

Byan yang panik takut Nana kenapa-kenapa mencoba menelfon yang sudah ke berapa kali tapi nomor Nana tidak aktif.

"Woy Byan gue dapet info, kata Devan terakhir liat Nana di depan gerbang sama Dion."

Byan yang mendengar perkataan Leon mengepalkan tangannya dan langsung menuju motornya dan pergi. Leon yang tau Byan mau ke markasnya Dion langsung mengikutinya dari belakang menggunakan motornya.

Setelah sampai Byan langsung melepaskan helmnya dan mencari keberadaan Dion di markasnya yang penuh dengan anak buahnya.

"DION MANA LO BANGSAT??" Bentak Byan yang emosi.

Dion yang mendengar Byan mencaci maki dirinya langsung menemui Byan di tengah kerumunan anak buahnya.

"Lo semua keluar biar gue hadepin ni bocah tengik."

Di ruangan itu hanya tersisa Leon, Byan dan pemiliknya Dion.

Byan langsung menarik kerah seragam Dion dan bertanya "Di mana Nana?." Tanya Byan dengan penuh penekanan sambil menatap matanya Dion.

"Hahahaha lo cowo nya aja gatau apalagi gue." Jawab Dion menertawakan pertanyaan konyol Byan.

Byan yang mendengar jawaban Dion langsung mendorong bahunya yang membuat Dion terjatuh. Leon langsung menahan Byan dengan sekuat tenaga nya agar tidak terjadi keributan disini. Apalagi mereka hanya berdua bakal kalah telak sama anak-anak buahnya Dion.

"Udah by udah mending kita balik, Dion gatau apa-apa."

Byan yang tidak mendengarkan perkataan Leon langsung menarik kerah Dion lagi.

"Lo yang terakhir bareng Nana, jawab jujur atau gue habisin lo disini."

"Oke oke gue jujur, gue emang yang terakhir bareng Nana buat ngajak dia pulang bareng tapi dia gamau terus lari dan bilang mau naik taksi, setelah itu gue gatau lagi." Jawab Dion panjang lebar sambil menatap matanya Byan.

Byan yang melihat matanya Dion yang berkata jujur saat ini langsung melepaskan kerah Dion dan hendak pergi.

"Gue terakhir ngobrol sama Nana dia bilang liat orang dia kenal lagi nungguin, yang gue tau pake masker hitam sama topi hitam, gakeliatan mukanya."

Byan yang mendengarnya semakin mengepalkan tangannya, pikiran nya sudah benar-benar kacau sekarang.

Byan langsung pergi dari markas Dion dan pergi mencari Nana diikuti dengan Leon. Sudah berapa jam dia mencari Nana keliling namun hasilnya nihil. Dan tidak ada kabar lagi dari teman-teman nya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 9, sudah mau tengah malam. Tapi belum ada kabar juga dari Nana. Byan yang benar-benar pasrah langsung menuju rumah Leon, berharap Nana sudah di rumah.

Dan benar saja, dari kejauhan terlihat Nana yang seperti baru saja diantar laki-laki yang dimaksud oleh Dion. Byan yang melihatnya emosi dan langsung menuju kearah mereka.
Byan turun dari motor dan langsung mendaratkan tangan nya di wajah laki-laki itu.
Yang membuat laki-laki itu terjatuh ke tanah. Nana yang melihatnya langsung mendorong bahu Byan.

"LO APA-APAANSIH HAH?." Bentak Nana.

"Na udah Na." Ucap Leon menenangkan Nana yang tersulut emosi.

Nana jongkok dan membantu Ares berdiri "Lo gapapa kan res?." Tanya Nana yang khawatir sambil memegang pipi Ares yang merah karna ditonjok oleh Byan. Byan yang melihat perlakuan manis Nana terhadap Ares hanya bisa mengepalkan tangan nya menahan emosi.

Nana yang berpikir kali ini Byan benar-benar kelewatan langsung menarik tangan Byan.

"Pergi lo." Ucap Nana penuh dengan penekanan. Byan yang mendengar perkataan Nana mengernyitkan alisnya.

"Na?." Panggil Byan yang masih tidak percaya Nana sedang mengusirnya sekarang.

"Pergi, gue gamau liat lo lagi." Bentak Nana sambil memalingkan wajahnya menahan tangis yang membuat Byan langsung menyalakan motornya dan pergi.

Leon yang melihat Nana mengusir Byan hanya bisa pasrah dan tidak bisa berbuat apa-apa.

Byan pergi dengan kecepatan motornya yang full. Hati nya benar-benar sakit saat ini, pikiran nya juga kacau. Mengingat Nana yang mengusirnya dan lebih membela laki-laki yang entah siapa.

Gue nyariin lo Na takut lo kenapa-napa, tapi hasil nya malah gini hahahah.

Nana POV :

Nana langsung menarik tangan Ares dan masuk kedalam rumah untuk mengobati luka yang disebabkan oleh Byan. Leon juga menyusul ikut masuk kedalam rumah dan langsung masuk ke kamarnya.

Nana dan Ares hanya mereka berdua di ruang tamu. Nana yang sedang fokus mengobati Ares tiba-tiba laki-laki didepan nya ini nyeletuk "Itu cowo yang lo ceritain tadi?." Tanya Ares penasaran.

Nana yang mendengar pertanyaan Ares langsung menekan lukanya yang membuat Ares meringis kesakitan.

"Gausah dibahas."

Ares yang mendengar jawaban Nana bergidik ngeri dan hanya mematung diam.

Setelah selesai diobati, Nana menyuruh Ares untuk pulang.

"Udah kan? hati-hati udah malem, bye res." Ucap Nana dan langsung menutup pintunya.

Baru berbalik badan langsung disambut oleh Leon yang sudah menunggu Nana untuk berbicara dengan nya.

"Gue ngantuk mau tidur, besok aja." Ucap Nana dan langsung ingin pergi tapi kepala Nana ditahan oleh Leon.

"Itu tadi siapa?."


tbc

BYANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang