4. Bukan Dokter spesialis!

29 9 1
                                    

Keep reading!

||••||


Sultan membuka pintu kusam itu dan masuk kedalam rumahnya diikuti Lisa dibelakang, dengan kaki teratih berusaha untuk duduk diatas karpet yang baru saja digelar.

Menarik satu-satunya kursi disana dengan tangan kanan dan memberikan pada Lisa dengan wajah menunduk "Ini, kau bisa duduk disini."

"Aku ingin disini." Balas Lisa, duduk dibawah karpet bersama Sultan dengan enteng. Ia telah melepas masker dan segala aktribut ninjanya sehingga wajah mungil itu tampak jelas.

Sultan terlihat panik, "Tidak, Tidak, dibawah kotor. Kau diatas saja."

Lisa mengacuhkan itu, ia malah mendekat pada Sultan, melihat kaki Sultan dan menarik paksa celana kain itu keatas. Sultan jelas menjerit takut Lisa melakukan apa-apa pada tubuhnya sebelum bibir itu di geplak kasar.

"Aih, aku sudah berusaha menahan sikap baikku sejak tadi tapi di depanmu itu sangat sulit," melirik Sultan dengan ekor mata "Lihat aku apa adanya aja ya. Lagian, aku pikir kau bukan orang-orang aneh seperti mereka."

Mereka yang Lisa maksud adalah para haters yang pura-pura menjadi fansnya, selalu menginginkan Lisa untuk terlihat sempurna tanpa celah meski pada kenyataannya seorang idol tetaplah manusia.

Dan Manusia yang tak pernah luput dari namanya kesalahan, tapi entah kenapa. Orang-orang aneh seperti itu malah semakin marak. Apalagi saat melihat berita dari idol sebelah, hanya karena ia memiliki seorang kekasih. sekarang orang-orang yang menyukainya menjadi bumerang dan mencaci-maki hingga membuatnya depresi.

"Maksudmu?"

"Aish, tak usah dipikirkan!" Menatap kaki membengkak biru itu khawatir "Kakak yakin tidak akan pergi ke dokter?"

Sultan mengangguk "Uhm."

"Tapi, aku pikir ini cukup parah" Menyentuh bengkak itu pelan namun jeritan Sultan langsung kembali terdengar memenuhi ruangan yang  tidak terlalu besar sehingga Lisa segera mengangkat tangan.

"Shhh, jangan ditekan!" Menarik kaki itu agar menjauh dari Lisa yang menatap dengan wajah polos, sial sekali ia hari ini. Presentasi gagal, Jatuh dari sepeda, harus tetap bersikap cool dan chill dihadapan gebetan saat kakinya bengkak padahal diri Sultan ingin menangis dan merengek-rengek sekarang.

Ini sangat, sangat sakit. Tapi kenapa Lisa tak juga pergi agar ia bisa meluapkan segalanya.

"Kak, kau menangis?" Aduh. Maafkan aku, aku tidak tahu kalau menekan ini-

"Arrgggg!!!"

- bisa sesakit ini"

Sultan berusaha menarik paksa senyuman di bibir, mencoba terlihat tulus meski pada akhirnya terlihat aneh "Tapi jangan sambil kau sentuh juga Lisa..." Ujarnya gemas, sedikit memelas membuat Lisa malah terbahak.

"Hahahaha..."

Apa, apa arti dari gelak tawa itu saat ia berada dalam kesakitan. Sultan hanya menatap bagaimana gadis itu memegang perutnya dengan tangan lainnya mengusap air yang keluar diujung mata.

Ia memberengut, mencoba acuh dan mengipas-ngipas kakinya dengan tangan sembari meniup kecil. Berharap dapat meredakan sakit.

Lisa mencoba menghentikan tawanya, kira-kira sudah berapa lama ia tidak tertawa lepas seperti ini. Menatap Sultan yang tengah meniup kakinya, beberapa kali bertemu dengan orang ini Lisa bisa menilai bahwa dia cukup lucu.

"Jadi, siapa Pak Nur yang kau maksud kak, apa dia dokter spesialis tulang atau otot?"

Sultan meringis mendengarnya, dokter spesialis? Yang benar saja! Jerit Batinnya. Ia tidak punya uang untuk memanggil mereka secara pribadi datang ke rumahnya. Apa semua orang kaya seperti ini. Sakit sedikit langsung panggil dokter spesialis?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Light In the sky // Sehun X Lisa //Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang