-//-
Suara deburan ombak terdengar saling bersahutan, dibawah langit biru gelap dan cahaya bintang, pantai itu meski terdengar ganas namun tampak tenang. Membawa sebuah afeksi yang tidak bisa digambarkan. Mungkin semua beban tidak akan tiba-tiba hilang,terangkat atau waktu berubah menjadi hal-hal membahagiakan saja dalam hidup.
Namun setidaknya, dibalik kerasnya dunia yang terkadang kejam ini selalu ada disi baik, sisi lembut yang mungkin saja menjadi sisa-sisa kekuatan dalam diri, menjadi obat penenang saat pikiran ruwet oleh segala hal.
Sultan mengeratkan jaket variety hitam putihnya, mengeratkan kepalan tangan di dalam kedua saku juga tatapan yang tak pernah lepas ke depan sana. Beberapa menit terlewati begitu saja hanya dengan keheningan, atau barang kali keheningan itulah yang menjadi penyembuh bagi jiwanya yang tak pernah sekuat baja.
Sejak dulu, Sultan tidak pernah menemukan alasan untuknya hidup, meski semua orang disekelilingnya terlihat bahagia bersama pasangan atau keluarganya. Dirinya masih tetap sama, berharap masuk dunia Isekai dan mendapat sembilan Harem.
Menjadi pecandu manga dan anime terkadang dianggap aneh atau menjijikkan, hei padahal dirinya tak pernah melakukan apapun yang membuat orang susah, hidup hanya untuk diri sendiri namun entah mengapa selalu saja ada orang yang berkomentar.
"ARGGGGG!!!!!!!!!!"
Sultan melirik dengan ujung mata, mendapati seseorang diujung sana yang berteriak keras di malam hari.
"ARGGGGHHHHHHHHH...BRENGSEK! CHARLIE BRENGSEK. AKU MEMBENCIMU BAJINGANNNNN!!!!!"
"....."
Perempuan itu membuka topinya membuat surai panjangnya langsung diterpa angin malam, ia mengacak-ngacak poninya sambil berusaha menyeka air mata yang turun dengan kasar.
"Hiks, sialan! Dasar sialan!!! Semua orang sialan!!!!"
Sultan merasa agak terganggu dengan teriakan-teriakan itu, padahal niat ia datang ke pantai untuk menenangkan pikiran tapi malah bertemu dengan orang gila yang tengah prustasi. Apalagi sekarang sudah menunjukan pukul sepuluh malam, apa dia tak merasa bahwa suara kerasnya itu bisa menganggu orang?
Melempar batu krikil dengan keras hingga membuat sebuah suara dalam hening ini. Perempuan itu langsung terkesiap, segera memakai lagi topi dan maskernya kemudian menoleh kanan kiri.
Sultan melambaikan satu tangan ke atas dan ikut berteriak. "Berhentilah jadi gila! Jika kau benar-benar prustasi langsung bunuh diri saja!!"
Lisa mengerutkan alis, saat samar-samar wajah pria itu terlihat, meski tak sepenuh jelas ia cukup yakin bahwa orang itu adalah orang yang sama yang beberapa hari lalu ia peluk karena mendapat kejaran dari fans. Dengan wajah memerah dan jengkel Lisa turun dari jembatan, berjalan mendekat pada orang itu.
"Kau menyuruhku bunuh diri?!" Tanya gadis itu.
Sultan menghendik, dengan mata lurus ke depan.
"Memang jika aku mati kau bisa membereskan pekerjaan ku?"
Sultan tak membalas, meski dalam hati merasa aneh dengan ucapan itu. Enak saja, hidupnya saja sudah susah apalagi untuk mengurus hidup orang lain.
"Kalaupun benar aku mati, aku tidak yakin kau akan tetap hidup baik."
"Hah, apa maksudmu? Aku berkata seperti tadi karena aku terganggu oleh suara cempreng..." Mengedipkan mata, lalu menoleh ke samping untuk menatap wajah perempuan aneh itu sampingnya ini "Mu itu...." Lirihnya diakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Light In the sky // Sehun X Lisa //
أدب المراهقينBarata Sultan adalah seorang mahasiswa di universitas AnG, sepanjang hidup hanya diisi oleh otakku dan sangat nolep, ia juga tidak mempunyai cita-cita yang berarti selain bisa memasuki isekai dan menjadi big boss disana dengan sembilan selir Harem...