4•{hah?}•

487 56 2
                                    

VOTE+COMMENT!

Happy Reading~

Author POV
Kau terperangah melihat Taehoon dan seorang pria paruh baya yang berdiri di samping nya.

Matamu melirik Dowoon yang hanya tersenyum Kikuk bingung menjelaskan seperti apa situasinya saat ini.

"Om kita izin ngomong berdua dulu yah" Pamit mu dengan suara yang di lembut kan agar memberi kesan Sopan pada Ayah Taehoon.

Tangan mu dengan cepat menarik Dowoon dan membawanya untuk menjauh dari kedua pria itu.
"Oi! Kok nggak bilang kalau pelatihnya itu Taehoon?!" Bisik mu panik di telinga Dowoon.

Dowoon hanya memasang telinga nya mendengarkan setiap ocehan yang keluar dari mulut mu dengan senyuman pasrah darinya. Sebenarnya dia ingin memberitahu bahwa orang tuanya juga sudah mengizinkan tapi sepertinya percuma.

Nanti nya kau justru Misuh-misuh tentang or7 Dowoon:v

"Untung aku ikut! kalau nggak kamu bakal abis sama si Monster kaki itu!" Lanjut mu memegang kedua Bahu Dowoon.

"Sudah selesai pacarannya? kalian datang kesini ingin meledekku ya?!" Tanya Taehoon di hadapan kalian berdua tangannya mencengkram Dobok yang di kenakan Dowoon dengan kuat.

"Taehoon! Jangan begitu pada teman!" Tegur Ayahnya berusaha menghentikan Taehoon saat ini.
Sedangkan kau kaget dengan Taehoon yang datang tiba-tiba dan membentak kalian.

"Lho? Apa maksud mu?" Ujar Dowoon dengan air muka yang kebingungan.

"aku datang kan karena kau suruh...?" Lanjut nya, Matamu menatap nyalang kearah Taehoon lalu beralih lagi pada Dowoon.

Tidak heran jika anak ini akan mengikuti perintah dari Taehoon dia tidak akan pernah bisa menolak kecuali itu sesuatu yang berhubungan langsung dengan ayahnya.

"Jadi kau di paksa orang ini?" Tanya mu memastikan dan di jawab gelengan dari si surai Coklat.

"Aku datang karena kelihatannya Taehoon meminta Tolong..." Jawab Dowoon.

Kau menghela nafas lelah ini
'Dia terlalu baik' batin mu mencoba mengikuti alur saat ini walaupun di buat bingung dengan keadaan.

"Siapa kau? Kenapa tahu namaku?" Tanya Taehoon penuh esmoci sedangkan yang di tanyai hanya memasang wajah bengong.

"Karena kita sekelas?"

"Aha!"

BUGH!

···

Setelah beberapa drama panjang yang telah kalian lewati dari Taehoon dengan perilakunya yang tidak sopan dan Ayahnya memukul kepalanya akhirnya kalian (Dowoon) sepakat untuk tetap belajar Taekwondo di Dojang milik Taehoon (bapak nya).

PUK!

Taehoon dengan sengaja melemparkan satu set Dobok di wajah mu, yang entah darimana dia temukan.

"Pakai. Itu milikku waktu SD" Ujar nya menatap mu datar. Kau tersenyum kecil menerima pakaian itu lalu segera mencari tempat untuk mengenakan nya.

Setelah keluar dari tempat ganti, Dowoon dan Taehoon terhenyak melihat mu yang sangat cocok dengan Dobok itu, sebab paras cantik yang kau miliki siapa yang tidak bisa mengalihkan pandangan nya hanya untuk melihat mu saja?

Ahh kau benar-benar sempurna memang marga Kang tidak bisa di ragukan, mari beri tepuk tangan untuk ayah dan Ibumu karena Hasil collab mereka yang sukses.

"E-ehm." Kau mencoba memecah suasana ini, kurang nyaman di lihat terus menerus.

"B-baiklah! Kalian berdua, mulai sekarang panggil aku Saboeum-nim!" Ujar Taehoon sedikit terbata-bata degupan jantung membuat nya sedikit gugup.

Setelah pemanasan kalian di suruh untuk latihan ringan saja contohnya seperti melakukan lompat tali dan berlari jarak dekat (muter-muter Dojang aja)

Itu di lakukan untuk mempersiapkan sepasang kaki kalian.

"Hosh... hosh... I-ini melelahkan!" Ujarmu yang mengeluh, sontak saja Taehoon melempar tatapan mengejek jangan lupa dengan senyum miring nya.

"Kalau tidak sanggup lagi berhenti saja." Ujarnya santai.

Kau melirik Dowoon yang mengelap kaca, rasa khawatir pun memenuhi relung hati, kau menggelengkan kepala bertekad harus tetap berada di samping si Surai Cokelat.

Padahal kalian membayar tapi Saboeum-nim kalian ini menyuruh kau dan Dowoon untuk membersihkan Dojang itupun hanya berdua saja!

Kau menatap Taehoon jemu apakah dia tidak ada niatan untuk membantu kalian? Ah sepertinya tidak, dia sibuk dengan game yang ada di Ponsel genggam nya.

Di samping mu ada Dowoon yang terkekeh ringan mengetahui bahwa Sang Puan sedang kesal.

'pel nya nanti hancur...' batinnya agak ngeri melihat tangan mu yang memeras Pel dengan perasaan Dongkol.

"Nak (Name) ayo ikut kami saja" ajak Ayah Dowoon yang ingin mengantar mu pulang yang kau tolak secara halus.

"Terima kasih om, tapi rumah saya lumayan dekat dengan Dojang ini" ujar mu sedikit membungkuk yang akhirnya Ayah Dowoon mengingatkan mu untuk hati-hati di jalan kau pun hanya tersenyum dari jauh melihat kepergian Mobil itu.

Kau berbalik pada Taesoo dan meminta Izin untuk segera pulang yang tentunya di Izinkan.

"Tunggu sebentar, Taehoon kau antar (Name)" titah Taesoo yang di balas lirikan malas dari anaknya siapa lagi kalau bukan Taehoon kan?

"Merepotkan." Kesal Taehoon yang awalnya ingin bermain di game center sekarang harus mengantar mu pulang.

Kau mengerutkan kening tak senang dengan ucapannya.
"Lagi pula aku tidak mengemis ingin di antar oleh mu." Jawab mu tak kalah kesal segera pergi dari sana.

Taesoo melirik anaknya lalu memberi isyarat untuk menyusul mu yang di balas hela'an nafas oleh Taehoon.

"Jika wanita sedang marah kau harus bisa mengejar nya" Ujar Taesoo. Sedangkan yang di nasehati memasang wajah heran.

"itu langkah pertama untuk membuat hati seorang Wanita luluh" lanjut Taesoo wajah Taehoon langsung memerah hebat.

"Ayah! Hentikan..." Kesal nya langsung kabur dari sana tak tahan dengan Ayahnya dan hanya mengikuti mu secara diam-diam. Gengsinya whuoosh tinggi banget kaks

"Dasar. Kok bisa ayah tahu...?" Gumam Taehoon yang malu setengah mati menutup seluruh wajahnya.

Gitu-gitu bapak mu mantan pakboy nakk.

To be continued

Ayee akhirnya, setelah sekian lama nampung chap berkedok writer block saya Update juga ahhaa(⁠●⁠♡⁠∀⁠♡⁠)

Yaudah cepetan di Vote jangan cuma lihat note saya yang nggak penting ini>:(

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐀𝐫𝐚𝐛𝐞𝐥𝐥𝐚ˋ‧₊ Sung Taehoon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang