Unwanted Destiny #11

1.9K 105 17
                                    

So Eun mengedarkan pandangan ke arah lain, dia tampak gelisah dan tidak nyaman karena hampir lima belas menit dirinya hanya duduk di sofa dan menjadi objek pandang Kim Bum. Keterkejutan gadis itu sudah habis namun rasa takut dan salah tingkah kentara jelas di wajahnya. Pasalnya tak sedetik pun Kim Bum mengalihkan pandangan dari gadis itu. Seolah ingin meminta penjelasan dari semua masalah di antara mereka yang belum usai hingga sekarang.

Saat ini keduanya sudah ada di salah satu kamar paling mewah yang ada di penginapan tersebut. So Eun berada di sana karena tadi ibu Bima menyuruhnya mengantar Kim Bum ke kamar yang dipesannya. Akhirnya setelah empat bulan, penginapan itu kembali memiliki pengunjung yang menginap meskipun hanya satu orang. Itu pun korban jebakan Bima.

"Jika tidak ada lagi yang anda perlukan, sebaiknya saya permisi," kata So Eun hendak beranjak pergi namun urung ketika Kim Bum membalasnya dengan pertanyaan yang mematikan.

"Kamu merasa tidak perlu menjelaskan apa pun padaku?"

So Eun mengepalkan tangannya untuk mengumpulkan kekuatan, dia tidak ingin tampak lemah di depan Kim Bum.

"Apa yang harus dijelaskan?"

"Semuanya, semua hal yang selama ini kamu sembunyikan dariku. Aku masih menunggu penjelasanmu."

So Eun berdiri, "Bukankah semuanya sudah tuntas sejak dua tahun lalu? Bagaimana, kamu menikmati kemerdekaanmu setelah lepas dariku?"

Itu adalah kalimat yang cukup menyakitkan untuk didengar. So Eun tidak bermaksud menyindir Kim Bum, dia hanya ingin Kim Bum segera pergi dari sana dan tak mengusiknya lagi. Tanpa ada raganya saja pria itu sudah terlalu menjajah hati So Eun, apalagi sekarang, ketika raganya kembali hadir di depan gadis itu. Sudah pasti So Eun tidak akan pernah bisa lepas darinya.

"Kamu masih marah padaku So Eun?"

Kim Bum berbicara dengan lembut, membuat So Eun kembali menggigit bibir. Tidak, dia tidak boleh terpengaruh oleh laki-laki ini lagi. Dunia mereka sudah sangat berbeda sekarang.

"Apa maksudmu bertanya seperti itu? Kamu mau mengolokku karena sekarang bisnis keluargaku hancur? Kamu ingin mengatakan bahwa nasib buruk yang menimpa keluargaku sekarang adalah karma, begitu?"

Kim Bum masih duduk sambil memperhatikan dalam So Eun yang enggan beradu tatap dengannya.

"Kau tahu dengan pasti bukan itu maksudku. Kenapa kau berpikir seolah aku puas melihat kehancuran keluargamu?"

"Karena aku tahu kamu menginginkan hal itu sejak dulu. Kamu ingin terbebas dariku dan keluargaku. Katamu kami adalah pembawa masalah dalam hidupmu. Itu kan yang kamu katakan dulu? Jadi sekarang kenapa kamu masih di sini? Seharusnya, saat kamu tahu aku ada di sini, kamu pergi menjauh. Aku bisa kembali membawamu pada kesialan asal kamu tahu."

Kim Bum mendesah berat, dia tahu So Eun sedang bersandiwara. Bukannya marah, pria itu justru merasa iba karena So Eun harus menekan perasaannya sendiri seperti ini. Dia tahu bahwa gadis itu saat ini sedang menangis dalam hatinya.

"Sampai kapan kamu mau bersikap seperti ini?"

"Sikap seperti apa yang kamu maksud?" balas So Eun datar.

"Bersikap seolah kamu adalah orang jahat, berhentilah So Eun, aku tahu kamu lelah."

"Cih, menggelikan, jangan sok tahu! Aku tidak sedang bersandiwara, sejujurnya aku memang tidak suka melihatmu ada di sini. Maka dari itu sebaiknya kamu segera pergi. Jangan buat masalah di sini."

"Kamu sudah mendengarnya tadi bahwa kedatanganku ke sini sama sekali tidak disengaja. Semuanya adalah takdir. Mungkin ini salah satu cara Tuhan mempertemukan kita agar semua masalah di masa lalu bisa segera tuntas."

Unwanted DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang