Athanasia berada di Great Hall untuk sarapan. Namun, Athanasia tidak sedang dalam suasana hati yang baik. Makanan dalam piringnya hanya dimainkan olehnya dengan sendok.
"Kamu harus makan, Athy." Ucap Draco.
"Aku malas, Drac." Ujar Draco.
"Mau aku suapi atau makan sendiri?" Tanya Draco menggoda Athanasia.
Athanasia memutar bola matanya malas. Tapi Athanasia tetap menyuapkan makanan masuk kedalam mulutnya.
Cedric menepuk bahu Athanasia. "Nanti mau aku temani?" Cedric bertanya.
"Nanti kamu repot, Ced." Ujar Athanasia.
"Tidak masalah. Apapun untukmu" Ucap Cedric menyeringai.
Athanasia menggelengkan kepalanya. Baik Draco maupun Cedric seperti berjanjian untuk menggodanya.
"Kamu mau ke ruangan kepala sekolah kapan?" Tanya Cedric.
"Sekarang. Kebetulan jam kelas pertama dan kedua kosong," Jawab Athanasia.
"Yasudah. Ayo kita ke ruang kepala sekolah," Ajak Cedric.
"Kamu ga keberatan kan?" Tanya Athanasia.
"Tentu tidak, cantik," Ujar Cedric.
Sungguh Athanasia rasanya ingin menghilang. Pipi Athanasia bersemu, baru kali ini dirinya salah tingkah dibilang cantik. Dia menundukkan kepala berharap Cedric tidak melihat pipi nya yang memerah.
"Ayo," Cedric menggandeng tangan Athanasia menuju ruangan kepala sekolah.
Hal itu tak luput dari perhatian semua siswa Hogwarts. Pasalnya Cedric adalah pemuda populer, banyak perempuan yang berharap dekat dengannya. Kini Cedric menggandeng tangan Athanasia yang tak kalah digandrungi. Mereka akan menjadi pasangan yang sempurna, kira-kira begitu isi bisikan-bisikan yang terdengar.
Athanasia berdehem ketika sampai didepan ruangan kepala sekolah, memberi kode kepada Cedric yang belum melepaskan genggaman tangannya.
"Maaf, tak kerasa sudah sampai," Ucap Cedric melepaskan genggaman tangannya dari tangan Athanasia.
Stairwell Gargoyle, patung berbentuk burung garuda yang menjadi pintu masuk ke ruang kepala sekolah. Sebelumnya, Athanasia sudah bertanya password pintu masuk ruang kepala sekolah ke profesor Snape.
"Sherbet Lemon" Ucap Athanasia. Patung Garuda itu bergerak memutar menampilkan tangga kearah atas.
"Aku akan menunggumu disini," Ucap Cedric saat Athanasia mulai menaiki tangga.
Athanasia mengetuk pintu dan dipersilahkan masuk oleh Dumbledore.
"Good morning, Miss Ethelind" Sapa Dumbledore.
"Good morning, sir," Sapa Athanasia.
"Silahkan duduk. Mau teh atau sherbet lemon?" Tanya Dumbledore setelah Athanasia mendudukkan dirinya.
"Teh saja, sir" Ucap Athanasia.
Sepersekian detik kemudian muncullah gelas berisi teh hangat.
"Langsung saja. Kau tahu kan tindakan yang kau lakukan sangat berbahaya?" Tanya Dumbledore.
"Yes, sir," Jawab Athanasia.
"Meskipun begitu tindakan yang kau lakukan sangat luar biasa. Hanya segelintir penyihir British yang bisa melakukan sihir wandless, apalagi untuk anak seusiamu. Sebenarnya saya tidak terkejut, saya sudah menduga kau akan menjadi penyihir yang unik," Jelas Dumbledore.
KAMU SEDANG MEMBACA
TACENDA | Cedric Diggory
FanficPerjalanan kehidupan seorang gadis dari asrama Slytherin. Terlahir di keluarga bangsawan sihir, keluarga Ethelind merupakan keluarga yang menjunjung tinggi pure blood supremacy. Gadis itu seorang wandless. Namun, siapa sangka bahwa gadis itu lebih...