Part 12 🔞

11.1K 529 106
                                    

-----

voment cok

-----






Udah tiga hari ini Renjun gak pernah diganggu Jeno lagi.




Tiap kali mereka ketemu pun Jeno cuma natap dia dengan tajam, abis itu pergi gitu aja. Seharusnya Renjun lega karena dia terbebas dari cengkraman Jeno. Tapi tetep aja rasanya aneh.




Keadaan kembali kayak awal; baik-baik aja, seolah selama ini gak ada masalah. Persahabatannya sama Haechan makin membaik, Seungmin pun udah minta maaf dan menceritakan segalanya ke Renjun. Dan sekarang Jeno gak berani ngeganggu Renjun lagi.




Dan yang lebih mengherankan lagi, kenapa Jeno gak ngeluarin dia dari sekolah? Padahal Jeno pernah ngancem begitu. Renjun khawatir Jeno bakalan jadi bom waktu yang bisa meledak kapan aja, ngehancurin hidupnya dalam hitungan detik. Waspada juga, karena bisa aja Jeno ngelakuin hal yang gak terduga lagi.




Tapi kenapa sekarang Jeno malah menjaga jarak dan mengabaikan Renjun?




Gak bisa dipungkiri kalo beberapa hari ini Renjun ngerasa gelisah karena gak ketemu Jeno. Aneh; rasanya ada sesuatu yang menghilang.




Renjun kangen sentuhan Jeno..




Cuma Jeno yang bisa bikin Renjun ngerasa begini. Setiap sentuhan kecil yang Jeno berikan, mampu bikin Renjun terbuai dan bahkan ingin lebih.




Sial.




Jeno berhasil menumbuhkan rasa baru namun memabukkan dalam diri Renjun. Sensasi yang mampu membawa Renjun terbang sampai langit ketujuh. Kenikmatan yang datang dari hal yang gak pernah Renjun duga.




Ketakutan yang perlahan berubah menjadi kecanduan.




Well, sepertinya Jeno berhasil bikin Renjun gila; karena seharusnya Renjun memanfaatkan waktu tiga hari ini untuk kabur sepenuhnya dari cengkraman Jeno, tapi dia malah ingin terjerumus lebih dalam dan lebih jauh.




Renjun membutuhkan Jeno.




Dan tiga hari tanpa sentuhan Jeno terasa seperti neraka.




...




"Lo kenapa?" tanya Haechan pelan.




Renjun tersentak, bikin ujung seragamnya ketumpahan obat merah sedikit. Sepertinya dia terlarut dalam pikirannya sampai lupa kalo dia lagi mengobati pipi Haechan yang luka.

"Gapapa Hyuck.."




Haechan menghela nafas pelan. "Gak usah mikirin Jeno. Dia gak bakal berani ngeganggu lo lagi."




Renjun mengangguk pelan, walaupun sebenernya bukan itu yang dia inginkan. Dia bener-bener pengen ketemu Jeno. Lebih baik dia diganggu terus supaya bisa ketemu Jeno, ngerasain sentuhan-sentuhan yang memabukkan lagi. Tapi semua itu gak mungkin.




Ngeliat Renjun yang masih ngelamun itu bikin Haechan maklum. Pasti Renjun terlalu banyak nanggung rasa sakit dan sedih akibat kejamnya sifat Jeno.




Langsung aja Haechan meluk sahabatnya itu, didekapnya erat namun lembut. Dengan senang hati Renjun ngebales pelukan itu.




Renjun menyandarkan dagunya di pundak Haechan; menyamankan dirinya dalam pelukan hangat mereka. Menghela nafas pelan karena pikirannya kacau, beruntung pelukan Haechan bisa bikin dia tenang.




Bossy 🔞 || NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang