Park Jihoon_Treasure

4 1 1
                                    

Dua orang wanita yang tengah berjalan bersama menyusuri jalanan untuk sekedar berjalan santai.Salah satu diantara mereka tengah mengandung yakni Jihan.

"Jika kau lelah,mari kita beristirahat terlebih dahulu"Ucapnya mengkhawatirkan sahabat seperjuangan nya.

"Eyy,ayolah aku baru saja berjalan lima menit.Lagi pula usia kehamilan ku sangat cocok untuk berjalan-jalan seperti sekarang"Jawabnya

"Aku tidak mau jika harus di marahi oleh Jihoon karena tidak bisa menjagamu"

"Aku baik-baik saja"

"Sayang!"Suara Jihoon membuat kedua wanita itu menoleh ke belakang secara bersamaan.

Terlihat Jihoon yang tersenyum manis lalu berlari menghampiri istrinya.Jihoon meski akan menjadi seorang ayah dia tetap saja terlihat menggemaskan,lihat lah rambutnya yang terlihat bergerak ke atas bawah karena larinya.

"Astaga kamu keringetan banget,duduk dulu"Ucap Jihoon khawatir melihat istrinya lalu menyuruh nya duduk di bangku dekat jalan.

"Acha,Sudah aku peringatkan jika kamu membuat istri ku terluka aku akan memberikan hukuman"Kini Jihoon menatap serius kearah Acha.

Acha menghela nafasnya.

"Jihan sendiri yang bilang kalau dia ngga kecapean,lagi pula jalan-jalan di usia kehamilannya yang sekarang ngga bahaya buat janin nya kok"Terang Acha duduk disebelah Jihan istri Jihoon.

"Udah-udah ngga usah berantem kaya gitu.Benar kata Acha aku ngga kecapean kok sayang"Ucap lembut Jihan sembari menggenggam lengan suaminya.

Jihoon menjadi lebih sensitif semenjak istrinya mengandung anak mereka.Bisa dibilang Jihoon sangatlah overprotektif,tapi Jihan selalu memaklumi itu.Dia bahkan menjadi lebih bersyukur karena suaminya ternyata benar-benar mencintainya.

🐶🐶🐶🐶🐶

"Sayang,kamu bisa bantu aku ngambil gunting di atas"Jihan kini tengah terduduk manis sembari menyiram tanaman hias miliknya.

"Jihoon?kamu denger aku ngga?"Ucap nya lagi ketika tidak mendapat respon dari sang suami.

"Park Jihoon?"Jihan sedikit lebih berteriak,takut jika Jihoon tak mendengarnya.

Tiba-tiba notifikasi pesan berbunyi di ponsel milik Jihan.Dengan cepat Jihan mengambil handphone yang berada didekatnya.Sebuah pesan dari Jihoon.

Ia pamit karena ada urusan mendadak,Jihoon bilang jika dirinya akan pulang nanti malam dan satu lagi gunting yang Jihan tadi suruh sudah ia ambilkan, namun ia tak sempat memberikannya dan malah menyimpan di meja ruang tengah.

Jihan menghela nafasnya lalu berdiri perlahan untuk membawa gunting.Gunting nya ia pergunakan untuk membersihkan tanamannya dari rumput liar.

Malam hari yang dingin ini Jihan tengah menunggu Jihoon di sofa sembari menonton acara TV.Ia juga sesekali membalas pesan dari sahabatnya Acha.

Isi pesan mereka hanya berisi candaan satu sama lain,Acha yang meledek Jihan karena mempunyai suami yang kesabarannya setipis tisu.Lalu Jihan yang meledek Acha yang masih hidup sendiri bahkan Acha sekarang tengah meminum soju sendiri di minimarket.

Suara pintu terbuka membuat Jihan mematikan handphone nya lalu berdiri menuju pintu depan.
"Maaf membuat mu menunggu,aku membawakan makanan untuk mu"Ucap Jihoon mengecup kedua pipi sang istri secara bergantian.

Jihan hanya tersenyum,sebenarnya ia sudah mengantuk.
Jihoon membawa satu paket pizza kesukaan istrinya,keduanya duduk di meja makan. Jihan yang sedikit antusias langsung melahap satu potongan pizza.Sedangkan Jihoon ia memilih untuk mandi terlebih dahulu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SHORT STORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang