Jangan lupa vote dan komentarnya!^^
-HAPPY READING-
"Nenek! Aksa pulang!"Aksa memasuki rumah sederhana milik sang nenek. Rumah ini terletak di pesisir pantai, sebuah rumah sederhana yang penuh kehangatan.
Kaki jenjangnya melangkah dari matanya terlihat siluet sang nenek yang membelakanginya itu tengah memasak di dalam dapur membuatnya tersenyum lega.
"Nenek~" rengekan manja itu terdengar. Membuat wanita lanjut usia itu berbalik dan tersenyum hangat sang cucu kesayangan.
"Nenek~" Aksa masuk kedalam pelukan sang nenek "Aksa, bagaimana hari ini? Baik-baik saja?"
Sebuah pertanyaan sederhana, namun tidak semua orang dapat merasakan.
"Baik! Oh iya nek, nanti Angkasa, Sagara, dan Biru bilang mau nginep disini. Boleh kan?" Ucap Aksara sambil melepas sepatunya dan menaruhnya dengan rapi disamping pintu masuk.
Nenek yang melanjutkan aktivitas memotong sayuran mengangguk pelan "Tentu saja boleh. Nenek malah senang jika mereka datang, rumah menjadi ramai. Kalau begitu nenek akan membuatkan sup jagung untuk kalian nanti ya"
Aksara tersenyum senang "Terimakasih nek, aku sangat menyayangimu"
•••
Pukul 17.06
Sabiru sudah berdiri didepan rumah minimalis keluarga Hito. Dengan posisi badan yang bersandar pada mobil mewahnya, mata sipit itu menatap datar Sagara yang berlari kecil kearahnya.
"Gue udah disini sejak 30 menit yang lalu" ucapnya dengan nada yang sangat datar mengundang ringisan kecil dari sang sahabat.
Sagara menggaruk kepalanya yang tidak gatal "Sorry, tadi ada panggilan alam hehe"
Sabiru memutar bola matanya malas "Udahlah cepetan masuk. Kita jemput Angkasa"
Mobil mewah itu mulai menjauh dari kawasan perumahan minimalis itu dan melaju kearah perumahan elit yang berada tak jauh dari sana.
Mobil itu berhenti saat traffic light yang berada di perempatan itu menampilkan warna merah membuat Sabiru berdecak kesal karena durasinya yang sangat lama baginya.
Sabiru menatap Sagara, aneh. Tidak biasanya sahabatnya itu diam dan melamun seperti ini.
"Saga, dibelakang ada beberapa cemilan. Lo bisa makan" ucap Sabiru.
Sagara tidak menghiraukan ucapannya dan masih tetap melamun. Hingga mata sipit sabiru menatap luka lebam didaerah leher dan pipi Sagara. Ada tiga lebam disana.
Tanpa bertanya apapun lagi, ia melajukan mobilnya kearah apotik yang berada tak jauh dan menepikannya "Lo tunggu disini"
Sagara yang baru sadar dari lamunan panjangnya menatap bingung kearah Biru. Hingga tak lama kemudian, Biru datang dengan plastik kecil ditangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lengkara [00line skz]
Fanfiction[discontinued] ft. 00line skz Dalam sastra, lengkara itu artinya semu, mustahil, dan tanpa kejelasan sama seperti bahagia yang tak kunjung datang dan tanpa kepastian. Dan ini adalah kisah tentang Angkasa, Sagara, Aksara, dan Sabiru yang terus men...