Hai hai!
Finally setelah sekian lama aku menghilang, aku bisa update lagii (╥﹏╥)
Makasi banget buat kalian yang masih nungguin cerita iniii huhuu❤️—Happy Reading—
Dunia itu penuh dengan kejutan. Hari ini kita bahagia besok bisa saja kita berduka. Setiap hari selalu ada warna baru dalam hidup.
Hari ini langit terlihat gelap, birunya tertutupi oleh awan hitam menandakan sebentar lagi hujan deras akan turun untuk membasahi bumi.
Sabiru—duduk dihalte sambil memeluk sebuah buku tebal, mata bulatnya menatap langit diatas sana yang sepertinya tidak lama lagi akan mengguyurkan hujan yang lebat.
Ting!
Sebuah pesan masuk membuatnya menatap layar persegi itu, wajahnya tetap datar namun jika dilihat lebih dalam lagi terdapat guratan sedih yang terlukis didalamnya.
Mama
: Pulang.
: Makan malam keluarga besar akan diadakan dirumah
: Jangan membuatku maluSabiru menutup kembali ponselnya tanpa membalas pesan itu.
Apa yang bisa dirinya harapkan dari sebuah pesan yang dikirimkan kedua orang tuanya?
Ucapan sayang? Mimpi.
Matanya kembali menatap jalanan yang tampak ramai hari ini, entahlah, namun beberapa hari ini tubuhnya mudah sekali lelah. Sepertinya Sabiru harus meminta tips kebugaran tubuh pada Angkasa.
•••
“Lo kerja part time lagi?” Angkasa menatap sahabatnya yang kini sibuk mengerjakan makalah jokiannya.
Saat ini mereka tengah berada di cafe milik ibu Sagara.
Aksa mengangguk “Iya, mau gak mau gue harus nambah part time. Minggu depan uangnya harus ke kumpul, sa. Apalagi kondisi nenek gak se-stabil dulu, jadi ini saatnya gue yang berkorban” ucapnya tanpa mengalihkan pandangan dari laptop milik Sagara.
“Kita bisa bantu kalo lo mau” suara lain yang pemiliknya tak lain dan tak bukan adalah Saga membuat keduanya mengalihkan pandangan.
Angkasa melirik julid sahabatnya itu “Katanya sibuk. Cewe mana lagi yang lo gebet”
Saga tersenyum remeh “Gebetan lo”
“Anjing”
Saga tertawa “Ganjen ternyata. Gue aja gak betah, apalagi lo”
“Tapi montok”
“Si anjing”
Obrolan random itu membuat Aksa menggelengkan kepalanya, lelah.
Kemudian Sagara kembali menatap Aksa serius “Gue gak bohong, Ak. Lo bisa pake duit gue dulu, kemarin abis menang balapan”
Aksara tersenyum kemudian menggeleng tidak setuju “Lo simpen aja dulu, lagipula gue masih bisa kok. Masih sanggup. Jangan kasihani gue, kalian tau kan gue gak suka dikasianin”
Angkasa menghela nafasnya “Oke. Tapi lo harus tetep cerita sama kita dan inget kita selalu bersedia bantuin lo lahir batin. Paham?”
Aksa tersenyum “Pasti”
Saga merebahkan tubuhnya pada sofa “Oh btw, Biru gak ada kabar. Kemana tu anak”
Angkasa mengangkat kedua bahunya “Paling belajar”
Saga menggeleng pelan “Enak banget ya jadi Biru. Keluarga ada, uang ada, otaknya juga ada”
Mereka diam.
Nyatanya sifat alamiah manusia adalah iri hati.
Makan malam keluarga.
Hanya sebuah pencitraan yang dilakukan rutin oleh keluarga terpandang seperti mereka. Sabiru menatap semua senyum dan tawa yang tercipta dari ibu, ayah, bibi, paman, bahkan kakeknya.
Palsu.
Mereka adalah kumpulan manusia-manusia munafik dengan ambisi yang tinggi.
Sabiru sadar dari lamunannya, matanya menatap heran kearah sang kakak yang baru saja meletakkan sepotong ayam pada piringnya yang kosong.
“Makanlah yang banyak” ucap singkat Alaska.
Sabiru menatap datar si sulung “Menginginkan sesuatu dariku…kakak?” Dengan menekankan kata ‘kakak’ Sabiru menatap tajam wajah tampan itu.
Alaska tersenyum tipis kemudian menatap Biru tak kalah tajamnya.
“Jadilah adik yang baik dan penurut, Sabiru”
Nyatanya mereka hanya menilai apa yang mereka lihat.
•
•
•
•Semoga cerita ini bisa tamat ya😭
Thank you udah bacaa
See youuu~
KAMU SEDANG MEMBACA
Lengkara [00line skz]
Fanfiction[discontinued] ft. 00line skz Dalam sastra, lengkara itu artinya semu, mustahil, dan tanpa kejelasan sama seperti bahagia yang tak kunjung datang dan tanpa kepastian. Dan ini adalah kisah tentang Angkasa, Sagara, Aksara, dan Sabiru yang terus men...