BAB 2

16 2 0
                                    

Vanilla terus melirik arloji yang melingkar di tangannya, sudah dua jam berlalu dan Azriel tak kunjung keluar dari ruang terapi, apa yang sebenarnya dilakukan laki-laki itu di dalam? Vanilla bukan tak ingin menemani Azriel sampai selesai, hanya saja hari ini ia begitu sibuk dengan jadwalnya sebagai pengacara, belum lagi pacarnya minta bertemu nanti malam, rasanya Vanilla ingin membelah dirinya menjadi tiga bagian sekarang, untuk Azriel, pekerjaan, dan terakhir untuk Xavier.

Vanilla menoleh saat pintu ruangan terapi terbuka, Azriel telah selesai rupanya, Vanilla bangkit dan mulai memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar terapi yang telah dilakukan Azriel selama dua jam di dalam. Lalu tiba-tiba, mereka berdua dikejutkan oleh kedatangan seseorang.

"El, Nila, kalian ngapain di sini?"

Vanilla dan Azriel saling berpandangan, kedatangan Mama Azriel di rumah sakit itu cukup tak diduga oleh Azriel. Keduanya sama-sama diam, bahkan saling menyenggol lengan agar salah satunya memberikan jawaban, tapi tidak ada satupun dari mereka yang menjawab pertanyaan dari Mama Azriel.

"Kalian berdua kenapa sih, cacingan?"

"Ini Ma, El nganterin Vanilla berobat, dia lagi nggak enak badan."

Vanilla melotot ke arah Azriel, ia tak terima dirinya dijadikan tumbal hanya karena masalah si Jamal yang butuh direparasi itu. Gadis itu menginjak kaki Azriel, berharap laki-laki itu mau memberikan revisi untuk perkataannya.

"Nila sakit apa?" ucap Mama Azriel menatap Vanilla dengan cemas.

"Oh ini Tante, apa namanya, demam. kayaknya Nila kurang istirahat."

"Ya ampun sayang, jangan terlalu gila kerja, kamu udah sukses, uang juga udah banyak, apalagi yang mau kamu cari?"

Jodoh Tante, Vanilla segera mengenyahkan isi hatinya, tapi tidak menuntut kemungkinan Xavier akan menjadi pengacara atau bahkan seorang jaksa. Lagi pula Vanilla mengenal Xavier dari wawancara yang dilakukan Xavier terhadapnya, di dunia ini apa saja bisa terjadi bukan? Buktinya ia dan Xavier bisa berpacaran walau beda umur.

"Iya Tante, abis ini Nila langsung istirahat."

"Mama sendiri ngapain ke sini?" tanya Azriel mencoba mengalihkan topik pembicaraan.

"Emily sakit makanya Mama harus jemput dia di sekolah."

"Selebgram bisa sakit? Sakit apa dia?"

"Kecapekan, dia kan lagi giat-giatnya belajar buat masuk kuliah. Kalian berdua ikut pulang ke rumah ya bareng Emily, biar sekalian Mama masakin sup buat Nila."

Vanilla menyenggol lengan Azriel, gadis itu menatap Azriel seolah meminta pertolongan agar bisa menolak permintaan dari Mamanya. Hari ini jadwal Vanilla padat, ia memiliki konferensi pers bersama kliennya dan janji untuk keluar bersama pacarnya, tapi Vanilla juga tidak enak hati menolak ajakan Mama Azriel.

"Ta-tapi Nila ada konferensi pers nanti sore, Tante."

"Masih sore kan? Masa sekarang nggak ada waktu buat istirahat, ayolah istirahat di rumah Tante aja."

Azriel menepuk pundak Vanilla pelan, membuat gadis itu menoleh ke arahnya, "Iyain aja, lo juga jarang main ke rumah gue. Soal konferensi pers biar gue yang antar nggak perlu khawatir."

Tidak ada pilihan lain, Vanilla harus mengikuti keluarga Azriel pulang ke rumah. Mama Azriel bahkan percaya jika Vanilla benar-benar sakit, gadis itu dilayani bak ratu di rumah Azriel hanya karena pertemuan mereka tanpa sengaja di rumah sakit. Apakah mereka benar-benar tidak melihat bahwa Vanilla baik-baik saja?

Vanilla merasa resah di tempat tidurnya, ia memikirkan berkas-berkas kliennya yang masih di apartemen, juga baju yang akan ia gunakan nanti, tidak mungkin Vanilla berangkat menuju konferensi pers dengan baju santai layaknya orang bangun tidur. Vanilla hendak beranjak dari kasur ketika seseorang membuka pintu kamarnya, lalu munculah seorang gadis cantik dari belakang pintu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY POSSESSIVE CAPTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang