chapter 9

142 6 0
                                    

Pagi hari yang sedikit mendung membuat dua sejoli yang sedang tertidur di bawah selimut itu semakin merapatkan diri masing-masing karna cuaca yang dingin dan keduanya yang bertelanjang dada.

Reza terbangun lebih dulu karna terusik oleh angin dingin yang berhembus dari jendela kamar yang terbuka.

"Hoam.." Reza menguap kecil. Ia ingin bangun tetapi ada sebuah tangan kekar dan kaki yang begitu berat menimpa tubuhnya membuat dirinya tak bisa bangun.

Reza melihat kedepan, terlihat seorang pria yang begitu damai dalam tidurnya.

Perlahan tangan mungilnya menyusuri pahatan wajah tampan dan tegas pria itu. Mulai dari halis lalu turun pada mata yang ketika terbuka itu selalu memperlihatkan tatapan tajam dan aura mengintimidasinya, lalu hidung mancung seperti perosotan dan terakhir berhenti pada bibir tebal yang sedikit hitam itu.

Deg

Mengingat apa yang mereka lakukan kemarin malam, membuat Reza tersenyum dan pipinya merah merona seperti tomat.

Tidak kok. Mereka tidak melakukan apa yang dilakukan pasangan suami istri. Tapi mengingat begitu panas nya ciuman dan sentuhan keduanya membuat Reza sedikit meremang. Seperti ada ribuan kupu-kupu yang menggelitik didalam perutnya.

"Apa kau sudah puas memandangiku? Aku tau aku tampan"

Reza terlihat salah tingkah ketika mengetahui bahwa pria dihadapannya yang sedang dia perhatikan itu ternyata bangun dari tidurnya sejak tadi.

"K-kapan kamu bangun?" tanya Reza gugup karna salah tingkah ketika ditatap seperti mangsa yang siap diterkam oleh Alvaro.

"Sejak kau menguap. Nafas mu begitu wangi" Alvaro tersenyum kecil.

Reza yang melihat senyuman itu tanpa sadar tersenyum juga dengan pipi merah merona.

"Eungh.. aku ingin mandi"

"Sebentar, nanti saja. Aku ingin seperti ini sedikit lama"

"Eum.. o-oke"

Yah, sebenernya itu sih hanya alasan Reza saja untuk menghindari Alvaro. Karna jantungnya takut lompat dari tempatnya!

Alvaro semakin merapatkan tubuh mereka semakin erat sampai Reza merasa sesak nafas dibuatnya.

****

Hari ini mereka berdua terpaksa izin sekolah. Lebih tepatnya Reza. Karna Alvaro sedikit memaksanya untuk izin sekolah untuk menemaninya di apartemen.

Saat ini mereka sedang bermalas-malasan di atas tempat tidur. Tiba-tiba Reza menyentuh rahang tegas Alvaro. Udara yang masih dingin karna cuaca mendung, mendukung Reza untuk mengungkapkan perasaan nya pada Alvaro.

Hembusan nafas hangat  terasa bagi keduanya. Kedua pasang mata melihat satu sama lain dengan tatapan memuja.

"Manis"

Ucapan tiba-tiba dari Alvaro membuat nafas berat yang berasal darinya terasa. Tercium wangi mint dan bako berasal dari nafas Alvaro.

Reza tak menanggapinya tapi tiba-tiba ia mengecup pelan bibir Alvaro tanpa nafsu sedikitpun didalamnya.

Alvaro pun seperti terhipnotis ia memejamkan matanya dan tak menggerakkan bibirnya. Merasakan getaran aneh yang timbul di hatinya.

Reza menjauhkan sedikit wajahnya dan melihat Alvaro yang masih memejamkan matanya. Ia tertawa dalam hati. Lucu sekali.

Reza meniup pelan wajah Alvaro. Membuat sang empu membuka matanya perlahan.

Namun tiba-tiba..

"Hmpphh..."

Alvaro mencium dan melumat bibir Reza yang membuat dia kehilangan akal saat Reza mulai mengecup singkat bibirnya.

"manis" batin Alvaro.

Ciuman itu begitu intens dan membuat suasana menjadi panas. Alvaro mulai memberanikan diri mengecup pelan leher Reza.

Reza mendongakkan kepala. Seolah mendapat lampu hijau, Alvaro semakin mengecup, menjilat, bahkan menggigit sampai menimbulkan bekas  berwarna merah keunguan di sekitar leher Reza.

"Ahh.." tanpa sadar Reza mendesah nikmat.

Alvaro menyeringai lalu selanjutnya hanya ia, Reza dan author saja yang tau.

TBC

VOTE GUYS;)!

AlRez 🔞 [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang