Dengan mata yang berkaca-kaca, hidung yang sudah memerah, dan juga bibir yang sudah beberapa kali dibasahi oleh lidahnya. Reza berjalan pelan menuju kelasnya dengan langkah gontai. Ia seperti tidak mempunyai semangat hidup hari ini. Ia sangat ingin izin sekolah untuk hari ini saja. Sebelumnya Reza sangat bersemangat ingin pergi ke sekolah karena akan bertemu dengan Alvaro tentunya. Tetapi setelah Reza mendengar tutur kata Alvaro dijalan tadi, ia menjadi lemas.
Apa salahnya? mengapa Alvaro berperilaku seperti itu?
Reza menduduki kursinya dan menelungkupkan kepalanya di lipatan kedua tangannya. Ia tidak tertidur, tapi ia ingin mencoba menenangkan pikirannya dan berusaha agar berpikiran positif tentang perkataan Alvaro tadi. Mungkin Alvaro akan mampir dulu ke suatu tempat? bisa jadi kan.
Tapi tiba-tiba ada yang menepuk bahunya. Reza tidak membuka lipatan tangannya, karena ia tahu pasti itu Kurnia. Tapi ada yang berbeda, mengapa tangan itu sedikit lebih besar? bukankah tangan Kurnia kecil seperti tangan dirinya? kalau bukan Kurnia lalu siapa? tidak mungkin teman sekelasnya karena kelas masih sepi bahkan baru ada dirinya dikelas itu dan pintu masih tertutup rapat.
"Hey ini gue"
Ucapan berat itu terdengar oleh gendang telinga Reza. Reza membuka matanya tetapi belum membuka lipatan tangannya di meja.
Ia tahu, bahkan sangat tahu pemilik suara berat dan khas seseorang yang ada disampingnya itu.
Bahkan aroma mint yang keluar dari mulutnya tercium, dan sangat hafal ini siapa.
Lama tidak ada tanda-tanda Reza akan menyahuti perkataan Alvaro.
Lalu tiba-tiba sesuatu disodorkan dihadapan Reza.
Akhirnya Reza membuka lipatan tangannya dan melihat benda yang ada didepannya yang ia yakini dan semua orang tahu itu sebuah cokelat.
Ia mengambilnya, tapi tidak untuk disimpan maupun untuk dimakan, melainkan memberikannya kepada sang pemberi cokelat itu.
Ia sedang tak ingin menerima pemberian siapapun, meskipun itu dari Alvaro.Mengingat hal apa yang sudah terjadi tadi pagi, ia kembali murung dan matanya kembali berkaca-kaca.
Alvaro yang melihat itu sedikit iba, ia berniat untuk memeluk Reza. Karena kelas masih sepi, meski hanya 1 atau 2 siswa yang sudah masuk kelas, tapi tidak mengentikan niat Alvaro untuk memeluk Reza.
Reza yang diperlakukan seperti itu bukannya berhenti terisak, malah semakin menangis kencang. Reza membalas pelukan itu dengan erat seolah itu adalah pelukan terakhirnya dengan Alvaro.
Alvaro seperti tergelitik ketika Reza membalas pelukannya. Seperti ada yang menggelitik perutnya dan tidak ingin melepaskan pelukan hangat itu.
Setelah beberapa menit berlalu, Reza mulai melepaskan dekapan hangat itu, meksipun masih sedikit terisak. Ia mengeluarkan sesuatu dari dalam tas nya lalu menggunakan ke hidung yang basah itu.
Alvaro tiba-tiba mengambil alih tissue yang pegang Reza yang ingin mengusap hidungnya.
Mata Alvaro melihat Reza yang sedang menatapnya intens. Alvaro terenyuh melihat tatapan kecewa bercampur lelah itu. Dan sialnya, mengapa disaat seperti ini junior Alvaro malah berdiri?
Tapi sungguh, melihat Reza yang berderai air mata dengan sebagian jejak air mata yang sudah mengering, hidung yang merah merona yang sedikit ada ingus yang keluar dari salah satu lubang hidung itu, dan terakhir yang membuat penglihatan Alvaro tidak fokus yaitu, bibir kecil yang sekarang bertambah sedikit bengkak habis menangis dan berwarna merah merona serta sedikit air liur menetes di sudut bibir itu.
Shit!
Alvaro menggeram rendah dan menggelengkan kepalanya pelan, menghilangkan pikiran kotor itu menjauh dari otaknya untuk saat ini.
Ia sekarang tengah fokus membersihkan wajah Reza yang berantakan.
Reza hanya diam saja diperlakukan seperti itu oleh Alvaro. Didalam hatinya, ia sangat berbunga-bunga ketika Alvaro memperlihatkan sisi perhatiannya kepada Reza.
"Gue balik kelas dulu ya"
Lamunan Reza buyar karena ucapan Alvaro itu, ia tersenyum lalu mengangguk dan membiarkan Alvaro pergi dari kelasnya.
Sangat sederhana, tetapi itu membuat hati Reza kembali menghangat, dan melupakan kejadian tadi pagi. Ia mengambil tissue di atas meja lalu memasukkannya ke dalam tas. Ia mengernyit bingung, kenapa ada cokelat di dalam tasnya? huh dasar Alvaro. Reza terkekeh kecil.
TBC..
vote atuh kawannnn 🤗🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
AlRez 🔞 [HIATUS]
Teen FictionReza memendam perasaan kepada seseorang yang notabenenya seorang pria?! dan Alvaro yang penasaran hubungan sesama pria itu seperti apa. Percayalah penyesalan itu terletak di akhir- Alvaro Pengecut adalah kata yang tepat untuk menggambarkan diri ku...