chapter 10

121 6 1
                                    

jangan lupa vote ya! vote itu gratis!
-
-
-
-
-

Pagi hari yang cerah, matahari sudah memunculkan batang hidung nya. Dan kedua sejoli ini pun sama, sedang bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Sudah 2 hari mereka tidak masuk sekolah karena alasan izin, padahal mereka sedang di madu asmara.

Alvaro tidak memakai dasi dan itu mengundang protes Reza. Meskipun hari ini bukan hari Senin tetapi Sekolah nya adalah sekolah elite yang tata tertib nya harus di taati. Salah satunya mewajibkan seluruh siswa maupun siswi memakai dasi setiap harinya. Tapi tidak untuk Alvaro.

"Pakai Al dasinya" gerutu Reza sambil membawa dasi Alvaro di lemari Alvaro.

Pakaian seragam  Reza dan Alvaro tertata rapih di lemari Alvaro. 1 hari yang lalu Alvaro menyuruh orang bawahannya untuk membelikan baju Reza. Karena Reza mulai saat itu akan tinggal se-atap dengan Alvaro. Reza awalnya menolak. Tapi Alvaro yang keras kepala dan tidak mau dibantah, sekalipun itu guru yang menolak perintahnya.

"Hmm" Alvaro hanya berdehem lalu mendekatkan diri kepada Reza untuk memudahkannya memakai dasi.

Kalau ada temannya Alvaro disini dan melihat ia mau dipakaikan dasi, dan itu oleh Reza, pasti sangat terkejut dan menatapnya tak percaya.

Reza fokus memakaikan dasi Alvaro. Dasi yang diberikan pihak sekolah adalah dasi tali yang harus memasangnya sendiri, seperti dasi orang kantoran.

Tanpa sadar posisi keduanya sangat dekat, bahkan rambut Reza sedikit berterbangan karna terkena hembusan nafas Alvaro.

Tiba-tiba Alvaro menundukkan kepalanya kearah telinga Reza dan meniupnya pelan.

"Hufftt"

"Eungh.. apa yang kamu lakukan Al?" lenguh Reza setelah Alvaro meniup pelan telinganya dan sedikit menjilatnya. Itu membuat ia meremang dan tanpa sadar melenguh pelan. Dan itu terdengar oleh Alvaro dan menurut Alvaro itu suara yang seksi dan membuat benda pusaka nya yang tadinya tertidur, sedikit terbangun.

"Gue pengen.." ucapan pelan Alvaro di samping telinga Reza membuat bulu kuduk Reza berdiri.

"Gak! kita ke sekolah, udah 2 hari gak sekolah" ucap Reza. Reza membantah karna ia tau jika sudah melakukan nya mereka tak akan pergi ke sekolah karna Alvaro akan bermanja-manja dengannya.

Tapi di lain sisi ia sangat senang selama 2 hari jni Alvaro melakukan sikap seperti itu. Reza seperti bermimpi bahwa yang bersama nya kini adalah orang yang ia suka selama 2 tahun belakangan ini.

Tetapi terbesit pertanyaan di hati Reza. Mengapa Alvaro tiba-tiba perhatian kepadanya? dan mengapa Alvaro tiba-tiba menghampiri nya? apakah Alvaro benar-benar jatuh cinta kepadanya atau hanya kepura-puraan?

****

Alvaro dan Reza menaiki motor. Reza menumpang di motor sport Alvaro karna paksaan Alvaro. Awalnya Reza menolak, ia akan naik gojek ke sekolah.

Selama perjalanan tidak ada percakapan yang keluar dari mulut keduanya. Masing-masing menikmati pagi hari yang cerah nan sejuk itu. Reza melingkari pinggang Alvaro dan memeluknya dengan erat. Meskipun Alvaro menjalankan motor nya tidak cepat, mungkin ini hanya alasan Reza saja yang takut jatuh, jadi ia memeluk Alvaro.

Alvaro hanya diam saja dan tidak protes ketika Reza melingkari pinggang nya dengan tanggal lentik nan mungil milik Reza. Melihat tangan itu tidak ada bedanya dengan tangan perempuan lainnya. Terlihat cantik.

****

Ternyata benar, jangan terlalu berharap berlebihan pada seseorang karna akan sakit hati berlebihan nantinya. Dan saat ini itu terjadi pada Reza.

Gerbang sekolah sudah terlihat di depan mata, tetapi motor yang ia naiki tiba-tiba terhenti. Ia mencondongkan wajahnya untuk berbicara.

"Kenapa Al?" tanya Reza

"Lo turun. Gue gak mau liat lo dibonceng gue"

Deg

Perkataan itu membuat hati Reza sakit. Seperti ada pisau-pisau tajam tak kasat mata yang menancap di hatinya.

Ia tersenyum miris. Apakah selama ini ralat selama 2 hari ini Alvaro tidak memiliki perasaan apapun kepada Reza? apakah ia hanya alat pemuas nafsu Alvaro saja? apa hanya ia yang memiliki perasaan lebih dari teman kepada Alvaro tapi Alvaro tidak?

Pertanyaan-pertanyaan konyol itu terngiang-ngiang di kepala Reza. Membuat wajah Reza terlihat seperti tak mempunyai semangat hidup.

Tanpa mengucap sepatah kata pun Reza turun dari motor Alvaro dan langsung bergegas ke gerbang sekolah nya yang sudah terlihat itu.

Dari belakang, Alvaro melihat punggung kecil itu berjalan sembari menunduk.

Ia sedikit merasa bersalah telah menurunkan Reza. Niat awalnya ia hanya ingin pergi ke warung belakang sekolah tempat teman-teman nya berkumpul. Tetapi melihat punggung itu entah kenapa ia sedikit merasa sakit dihatinya.

TBC.. VOTE YA KAWAN KAWAN!!







AlRez 🔞 [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang