Seoul, 2009.
2 hari yang lalu terjadi pembunuhan satu keluarga di unit apartemen 201. 3 orang tewas dan pembunuhnya berhasil melarikan diri.
Keluarga tersebut terdiri dari 4 orang. Suami, istri, dan 2 orang anak. Namun anak bungsu mereka berhasil selamat karena tidak ada di rumah saat kejadian.
Mereka tinggal jauh dari kerabat dan tidak ada siapapun yang bisa dihubungi.
Jadi, Jung Younju, ibu tunggal dengan 3 anak sekaligus tetangga dekat keluarga tersebut menawarkan diri untuk menjadi kepala pelayat dalam upacara pemakaman keluarga yang malang ini.
"Bagaimana keadaan Taehyun?? Apa dia sudah lebih tenang sekarang??".
Tanya nenek Mija, penjual hotteok yang biasa mangkal di dekat toserba tak jauh dari apartemen.
"Dia masih sering menangis namun sudah lebih tenang sekarang. Kai selalu menemaninya".
"Benar, anak malang itu memang harus sering didampingi untuk sementara waktu. Astaga, kasihan sekali. Anak se kecil itu harus menjadi yatim piatu secepat ini".
"Aku akan memastikan Taehyun tidak akan kekurangan kasih sayang meskipun kedua orang tuanya sudah tiada".
"Huh? Apa kau berencana untuk merawatnya??".
"Ya. Aku akan merawatnya".
"Kau yakin? Younju-ssi, membesarkan 4 orang anak sendirian di era seperti ini tidak semudah yang kau bayangkan".
"Aku tau. Aku akan bekerja keras dan menjadi ibu yang baik untuk ke 4 orang anak ini. Aku akan memastikan mereka tumbuh dengan baik tanpa kurang apapun walaupun mereka tidak memiliki ayah".
Tegas Younju, dengan keyakinan dan penuh percaya diri.
*****
"Taehyun sementara tidur satu tempat tidur dengan Kai dulu ya?? Nanti bulan depan akan bibi belikan tempat tidur yang baru".
Taehyun mengangguk senang, sementara Kai sejak tadi tak henti mengulas senyum karena baru saja mendapatkan saudara baru.
"Taehyun-a, jangan segan memakai barang-barang ku ya? Mulai sekarang semua yang ku miliki di rumah ini juga milikmu. Kita sekarang bersaudara". Ucap Kai dengan perasaan senang.
"Hey, panggil aku kakak ya! Jangan kurang ajar seperti Kai! Aku lebih tua 2 tahun darimu! ". Ucap si sulung Lea yang mendapatkan anggukan dari Taehyun.
Sementara si bungsu yang baru berusia 5 tahun itu nampak malu-malu untuk menyapa Taehyun lebih dulu.
"Dia hanya sok malu saja! Nanti juga dia akan memintamu menemaninya bermain. Hie, cepat sapa kakak baru mu". Kai menyenggol lengan sang adik dengan siku nya.
"Taehyun, anggap saja ini rumah mu sendiri ya? Karena keadaan rumah ini juga pasti tidak jauh berbeda dengan rumah mu sebelumnya. Jika butuh sesuatu jangan malu bertanya dan jika butuh bantuan jangan malu untuk meminta bantuan. Mulai hari ini Taehyun sudah menjadi bagian dari keluarga bibi".
Taehyun tak banyak bicara, ia hanya tersenyum dan mengangguk. Tenang saja, ia tidak bisu. Hanya bingung harus bicara apa.
"Kai, bantu Taehyun memasukkan pakaiannya ke dalam lemari ya. Ibu harus segera memasak untuk makan siang".
"Eum. Taehyun-a, ayo kita ke kamar".
Kai berusaha menarik tangan Taehyun dan bu Jung akan pergi ke dapur, namun Taehyun tiba-tiba bersuara.
"B...bibi. B...boleh tidak aku memanggil bibi dengan sebutan ibu???".
Bu Jung terdiam sesaat, lalu senyuman mengembang diwajahnya.
"Tentu. Panggil bibi dengan sebutan ibu mulai sekarang dan seterusnya".
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Gonna Run Away
Fiksi PenggemarIs it a big sin to love you? I'm not gonna run away