Sudah seminggu Gabriella bersekolah di sekolah barunya dan ia semakin akrab dengan teman sekelasnya termasuk guru guru yang ada disekolanya.
Kini saatnya jam pulang sekolah Gabriella sedang menunggu pak Bobi di pos satpam namun tidak ada orang disana hanya Gabriella sendiri seorang dan guru guru sedang ada urusan sehingga tidak bisa mengawasi murid yang belum dijemput.
Pak Bobi belum juga datang Gabriella sudah menunggu hampir 30 menit lamanya sehingga Gabriella memutuskan untuk keluar dari pos satpam dan menuju ke pintu gerbang sekolahnya.
Disebrang sekolah Gabriella ada supermarket yang cukup besar dan ramai pengunjung. Gabriella bisa mendengar ada suara mobil yang berhenti di sebrang jalan tersebut ia mengira itu adalah mobil pak Bobi ternyata pelanggan supermarket tersebut.
Didalam mobil tersebut ada anak kecil yang ingin membuka kaca mobilnya dan saat ia membukanya ia bisa melihat Gabriella. Ternyata anak kecil itu adalah Isabella yang bersama Soraya untuk berbelanja namun hanya Soraya yang turun.
Isabella terus memperhatikan Gabriella dari atas hingga bawah ia teringat sesuatu bahwasanya itu adalah anak kecil yang pernah ia temui di dekat sekolahnya dan juga ia tak lupa kalau Gabriella sangat mirip dengannya.
Isabella membuka pintu mobilnya untung saja tidak dikunci oleh Soraya, Isabella mulai turun dan menyebrangi jalan yang sepi.
"halo" sapa Isabella pada Gabriella saat ia sudah sampai di hadapan Gabriella.
Gabriella perlahan mundur karna ia tidak pernah mendengar suara itu dan Gabriella mulai merasa takut tapi Gabriella terus saja merasa seperti punya ikatan batin terhadap Isabella.
"kamu jangan takut" sahut Isabella mendekati Gabriella.
"i-iya kamu siapa?" tanya Gabriella.
"aku Isabella kalau kamu namanya siapa?" tanya Isabella balik.
"aku Gabriella" jawab Gabriella.
"kamu kenapa sendirian disini? kamu belum dijemput?" tanya Isabella.
Gabriella menggelengkan kepalanya.
"muka kamu kenapa sama kaya aku ya" ucap Isabella keheranan.
Gabriella mulai meraba wajah Isabella perlahan-lahan ia pun bisa merasakan hidung yang mancung dan kulit mulus sama seperti dirinya.
"kamu kenapa pakai ini? ini tongkat kan namanya?" tanya Isabella.
"iya ini namanya tongkat putih untuk membantu orang yang tidak bisa melihat" jawab Gabriella.
Gabriella berbicara dengan sopan dan lembut.
"aku boleh pinjam gak?" tanya Isabella.
"gak boleh dong nanti Gabrielle jalannya gimana" jawab Gabriella sambil menggelengkan kepalanya.
"yaudah deh..eum kamu mau ikut main ke rumah aku gak" ajak Isabella.
"engga deh lain kali aja ya" balas Gabriella.
"gak papa dirumah aku banyak permen sama mainan kamu mau gak?" Isabella terus menawarkan segalanya pada Gabriella agar Gabriella mau ikut bersamanya.
Gabriella mulai berpikir ia tertarik pada mainan milik Isabella karna ia tidak ada mainan dirumahnya.
"yaudah deh aku mau tapi nanti aku pulangnya gimana?" tanya Gabriella.
"kamu tenang aja nanti diantar sama papa aku" jawab Isabella.
Gabriella mengangguk.
"jangan sampe ketauan sama mama nanti pasti ga diijinin" batin Isabella.
KAMU SEDANG MEMBACA
KITA KEMBAR [ON GOING]
Teen FictionMengisahkan anak kembar yang terlahir berbeda dengan saudara kembarnya. kisah perjalanan gadis tuna netra.