Part 3

159 21 2
                                    

Rasanya Irish ingin menjedotkan kepalanya agar dia bisa tiba-tiba amnesia dan melupakan kejadian memalukan yang baru saja dirinya lakukan.

Rencana hanya tinggal rencana, Irish harus mengucapkan say goodbye pada kehidupan SMA-nya yang damai dan tentram. Bagaimana tidak? Baru saja menginjakkan kakinya di gerbang SMA Cendikia Muda, ia sudah membuat sekolah heboh dan gempar dalam hitungan menit.

Bagaimana tidak? Irish baru saja mendaratkan bibirnya pada pipi ketua OSIS karena insiden menginjak tali sepatu. Irish! Kamu benar-benar celaka kali ini.

Hari pertama Irish masuk sekolah adalah hari Senin. Biasanya setiap hari Senin pagi, sebelum upacara berlangsung ketua OSIS dan jajarannya mengadakan razia untuk memeriksa kelengkapan atribut murid SMA Cendikia Muda yang dilakukan di depan gerbang sekolah.

Irish dan kecerobohannya di kehidupannya dulu, tidak bisa mengikat tali sepatu dengan benar. Itulah mengapa dulu ia sering memakai pantofel di sekolah. Namun, SMA Cendikia Muda dengan segala peraturan ketatnya tidak memperbolehkan siswanya memakai sepatu selain sepatu tali berwarna hitam-putih atau full hitam. Terpaksa Irish harus beradaptasi kembali dengan sepatu tali.

Ia terlalu bersemangat sampai-sampai berjalan dengan langkah cepat seraya melewati jajaran OSIS yang memeriksa kelengkapan atributnya. Akan tetapi, nasib baik tidak berpihak padanya saat ia dengan secara tidak sengaja menginjak tali sepatunya dan hampir jatuh tersungkur. Karena tidak ingin jatuh dengan memalukan Irish mencari pegangan dan menarik lengan seseorang sebelum akhirnya tubuh keduanya saling bertubrukan dan jatuh ke atas tanah dengan saling bertindihan.

Yang memalukan, bibir Irish dengan tidak sopan mampir di pipi orang tersebut yang baru diketahuinya adalah ketua OSIS SMA Cendikia Muda.

"Ah, maaf-maaf." Irish langsung berdiri dengan panik.

"Tidak apa-apa, lain kali tolong perhatikan langkahmu dengan baik."

Irish hanya menganggukkan kepalanya seraya menatap seseorang di depannya yang tengah menepuk-nepuk seragamnya yang terkena tanah. Dalam hati ia meringis melihat penampilan laki-laki itu yang menjadi berantakan.

"Sekali lagi maafin saya, Kak." Irish membungkukkan badannya setengah dan berlalu pergi.

Ayolah! Sedari tadi ia sudah menahan kakinya agar cepat pergi dari pandangan orang-orang yang melihat kejadian memalukan itu. Meskipun keadaan sekolah tidak begitu ramai, namun tetap saja dirinya malu luar biasa.

Bodoh! Irish mengumpat dalam hati seraya membenarkan kacamata model cat eye yang membingkai wajah miliknya yang untungnya sempat ia beli tadi malam dengan memaksa kakaknya. Tentu saja ia menolak memakai kacamata model kuno itu saat pertama kali masuk sekolah. Jelas saja ia akan menjadi korban bullying atau mungkin langsung mendapatkan cap sebagai kutu buku.

"Lebih baik gue ke kelas dulu deh," gumam Irish setelah berpikir sejenak.

Lagi pula ini masih terlalu pagi untuk berdiri di lapangan dan menunggu upacara hari Senin di mulai.

Ngomong-ngomong, ini adalah kedua kalinya Irish pergi ke sekolah barunya. Pertama, ia pergi bersama papanya setelah melakukan pendaftaran dan tes secara online di laman website sekolah. Setelah hasil tes keluar dan Irish dinyatakan lolos sebagai murid baru SMA Cendikia Muda, ia dan papanya pergi ke sekolah untuk melakukan registrasi ulang, mengambil seragam dan atribut sekolah, serta berkeliling sekolah sekaligus pengenalan lingkungan juga gedung sekolah bersama salah satu guru.  Jadi, Irish sudah tahu letak denah menuju kelasnya.

Letak gedung kelas XI berada di tengah-tengah gedung kelas X dan XII. Setiap gedung juga memiliki kantin masing-masing. Sedangkan gedung perpustakaan berada di paling belakang dekat dengan gedung olahraga indoor dan outdoor.

Irish menghela napasnya setelah duduk di kursi paling belakang. Tiba-tiba saja ia merindukan Rea. Sekarang, ia tidak memiliki teman satupun dan mencari teman yang sefrekuensi itu sulit baginya.

"Hai!"

Irish langsung mengangkat wajahnya saat suara seseorang menyapa indera pendengarannya. Terlihat seorang gadis berkuncir satu yang tersenyum Pepsodent kepadanya.

"Lo anak baru yang lagi tranding topic di akun gosip sekolah yah?" 

"Hah? Tranding topic? Akun gosip sekolah?" Irish dahinya tidak mengerti.

Gadis berkuncir satu itu lantas duduk di samping Irish dengan cepat. Ia menunjukkan layar handphonenya pada Irish, "Ini, lo harus liat."

Mata Irish terbelalak dengan lebar saking syoknya melihat headline sebuah video yang di posting pada akun sosial media CM_hits.

Guys!! Mimin dapet video dari salah satu CM yang datang pagi. Bikin syok abis! Ketua OSIS kita dicium cewek udik. Mimin bener-bener ngga terima! Ada sependapat sama Mimin? Kasih komentar kalian di bawah!

Begitulah caption yang tertera di akun sosial media itu yang membuat kolom komentar diserbu dan dipenuhi komentar siswi-siswi Cendikia Muda, meski tak jarang ada siswi dari sekolah lain juga ikut berkomentar.

Yang lebih mengerikan lagi, isi komentar itu hanya berisi hujatan dan komentar buruk tentang Irish. Ada yang mengatainya murahan, sok cantik, centil,  dan masih banyak lagi sampai-sampai rasanya Irish ingin muntah saat menscroll ke bawah komentar itu.

Irish memijat dahinya. Ia benar-benar pusing! Tidak bisa kah kehidupan sekolahnya normal-normal saja? Dahulu ia masuk jajaran cewek famous yang diincar most wanted guy sekolah, di puja-puja semua orang. Namun, berakhir buruk dan tidak memiliki banyak teman perempuan karena semuanya iri kepadanya. Sekarang? Ia menjadi terkenal dengan jalur hujatan. Apalagi ini Tuhan?

"Sabar ya. Mulut ciwi-ciwi CM emang sampah abis. Jadi, ngga usah didengerin. Cuek aja," ujar gadis berkuncir satu itu seraya menepuk pundak Irish.

"Oh, iya kenalin nama gue Ryana Delia. Lo bisa panggil gue Ana. Btw, nama lo siapa?"

Irish menatap tangan gadis berkuncir satu itu yang terulur kepadanya, "Irish Stella Naddira, panggil Irish," ujar Irish seraya membalas uluran tangan Ana.

Kepada seluruh siswa-siswi SMA Cendikia Muda diharapkan segera berbaris ke lapangan!

Sekali lagi, kepada seluruh siswa-siswi SMA Cendikia Muda yang sedang berada di kelas, kantin, jalan, perpustakaan atau gedung olahraga. Diharapkan segera berkumpul dan berbaris di lapangan upacara karena upacara akan segera dilaksanakan!

"Ayo ke lapangan," ajak Ana.

Irish menatap ragu ke arah Ana. Jujur saja, ini hal yang sedikit menakutkan untuk dirinya. Namun, apalah daya jika di hari pertamanya ia justru membuat masalah dan menyeret nama most wanted guy sekolah.

"Na, kayaknya gue bakalan mati deh."

"Haha ada-ada aja. Meskipun ciwi-ciwi CM mulutnya ganas, tapi percayalah mereka tuh aslinya manja dan anak mami semua. Jadi, gue jamin ngga akan ada yang berani bully lo," tukas Ana dengan sisa-sisa tawanya.

Baru kali ini Ana bisa tertawa selepas ini pada teman perempuan pertamanya. Biasanya ia akan sangat malas berurusan dengan salah satu siswi SMA Cendikia Muda. Mereka semua sangat memuakkan dan membuatnya bosan. Tapi, teman barunya ini benar-benar polos dan sepertinya asik.

Irish hanya mengangguk, ia pasrah saja saat Ana menyeretnya menuju lapangan upacara.

Tahu apa yang terjadi saat dirinya melangkahkan kaki di sana? Baru masuk ke lapangan saja ia sudah mendapatkan bombastic side eyes dari semua orang.

Untungnya ia terbiasa hidup dengan penuh percaya diri, jadi yang Irish lakukan hanyalah mengangkat dagunya dengan pandangan lurus ke depan. Memangnya apalagi?

Ia malu. Tapi, harus tetap terlihat keren agar orang-orang tidak tahu jika sebenarnya ia tengah menahan malu.

Bye bye kehidupan SMA yang normal!

--

Olaa!!
Akhirnya bisa update part terbaru di cerita ini xixi...
Semoga idenya semakin lancar. Aamiin!

Jangan lupa dukungannya guys 💞
Selamat membaca!!



Love From The Darkest Side Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang