Setelah satu setengah gelas kopi dan majalah Harper's Bazaar edisi terbaru yang hampir selesai dibaca, Joshua Flanders akhirnya menampakkan batang hidungnya di kafe ini. Pemuda berdarah Indonesia-Belanda itu langsung tersenyum ke arahku ketika kedua mata kami bertemu pandang.
Dia mendaratkan sebuah ciuman di pipi kikirku sambil berbisik, "You look beautiful today."
Aku tersenyum. "News flash: I always look beautiful, Flanders."
Joshua menatapku selama beberapa detik dan mendesah. "Tidak perlu diragukan lagi. Kamu memang punya cara yang keren dalam bermain kata, Wanda Maximoff," tanggapnya sambil menarik kursi dan duduk berhadapan denganku.
"Tapi lebih suka Natasha Romanoff," selaku.
Lantas, jawaban yang Joshua berikan adalah: "But I don't want to be the Hulk," katanya sambil memanyunkan bibirnya."In spite of that, kamu juga memiliki kemampuan untuk menghipnotis dan memanipulasi pikiran orang lain ... with your beauty."
Aku hampir terkesan dan ingin mendengar penjelasannya lebih lanjut mengenai apa yang sedang dibicarakannya itu sebelum akhirnya mendengus saat sadar kalau aku tidak bisa berharap terlalu tinggi pada Joshua. Semua yang keluar dari bibirnya hanyalah godaan semata.
"Jadi, kamu lebih memilih untuk menjadi android? Well, hello, Mr. Vision?"
"Of course, he's way cooler," ujarnya dengan tatapan are-you-kidding-me-hell-yes!
Aku memutar mataku. Aku jadi penasaran, apa sebenarnya definisinya sendiri tentang kata keren. Dia kerap menggunakannya di dalam setiap kalimatnya. Seperti saat kencan pertama kami satu minggu yang lalu dan dia secara tak sengaja menumpahkan wine-nya ke pakaianku, lalu dia pun berkata dengan nada kesal, "Oh, keren."
Apakah itu sebuah kata yang memiliki arti yang bagus dalam kamusnya? Atau, dia sedang bersikap sarkastik? With him, there's a thin line between them.
Tatkala melihat gelas minuman kosong di hadapanku, Joshua melirik arlojinya dan berujar, "Kamu menunggu cukup lama, ya?" Matanya beralih menatapku bersalah. "I'm sorry, the traffic was unusually heavy."
Aku tertawa kecil. "It's fine. Aku sengaja mengajak bertemu denganmu di sini juga karena aku baru saja selesai meeting dengan klien."
Joshua menopang dagu dan menatapku. "So, what are the perks of dating you?"
Aku ikut menopang dagu dan menyahut, "Apakah kita akan membicarakan tentangku sekarang?"
"Yeah, yeah. I've told you every single little things about me on our first date. Now, it's your turn."
Aku tersenyum miring. "Aku punya daftar yang panjang, Tuan. Apakah kamu akan tetap mendengarkannya?"
Joshua mengerutkan hidungnya lucu. "Sejujurnya aku lebih ingin mendengar rentetan kata sumpah-serapahmu kalau di ranjang, Nona. So, make it quick," guraunya. Tetapi aku yakin 97% kalau dia memang sedang serius saat mengatakannya. Sisa 3%-nya ke mana, kau tanya? Mungkin juga dia memang sedang bergurau. You could never tell which one is what when it comes to him. Joshua Flanders itu abu-abu.
Aku kemudian manggut-manggut. "Okay."
"Okay," katanya menyalin ucapanku. Aku tertawa.
"Hmm ... ada banyak hal yang perlu kamu ketahui, sesungguhnya. But here's the sneak peek: I'll buy myself flowers once a week, so you don't have to. I'll play video games with you. I'll let you hang out with the guys, while I get wine drunk. When we are together, please don't answer to any phone call, or just turn off your phone in the first place. I hate being left out."
Joshua lantas mengeluarkan ponselnya dari saku dan mematikannya tepat di depanku. "Already did."
Aku mencibir. "And, one more. I laugh a lot at my own jokes, please bare with me. I also love cuddling," tambahku. Eh? Aku mengerjap satu kali. "Wait, that was actually two."
"I think I can cope with all of them. Especially, the cuddling one," Joshua menaikkan sebelah alis matanya, sementara bibirnya melengkung membentuk sebuah seringai yang mengingatkanku akan karakter Cheshire Cat di Alice in Wonderland.
"Oh, no, one more thing."
Pria beralis tebal di hadapanku ini tersenyum sambil memandangku intens. The kind of stare yang mampu melemaskan lututmu seketika. And, I'm not joking, you guys. "What else, Your Majesty?"
"I'm darkness and light. I'm the love song you slow dance to under the rain and the cheap-ass song you very much hate to be played on the radio. I'm cold like Winter; but I can be very warm like Summer, too. There's no in-between with me. Love me completely, or not at all."
***
Author's Note:
Aku nulis ini waktu tahun 2015 kayaknya. Now, I'm reposting this again just because 🥰
![](https://img.wattpad.com/cover/41155953-288-k45304.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart-Shaped Bruises
Romance[Permintaan pemesanan ditolak] Kami mohon maaf - hati yang Anda pesan hanya tersedia dalam satu ukuran utuh. Harap lihat keterangan berikut ini: CINTAI SEUTUHNYA, ATAU TIDAK SAMA SEKALI.