🌸~ S E M B I L A N ~🌸

21 3 0
                                    

⚠️ [PERINGATAN] ⚠️

Episode ini mengandung perkataan kasar/umpatan keras yang mungkin kurang cocok untuk sebagian pembaca. Adegan-adegan tersebut tidak layak untuk ditiru.

---

~•°TYPO BERTEBARAN°•~

*
*
*

°•' HAPPY READING '•°

🦗🦗🦗

"Bu, saya izin ke toilet," ucap Reona berdiri di depan Bu Mega yang mengajar di kelasnya.

"Silakan," jawab Bu Mega mengizinkan.

Reona pun bergegas keluar dari kelas.

"Finally~, gue terbebas dari kelas yang membosankan!" pekik Reona lega.

"Gue enaknya ke mana, yak?" Reona memegang dagunya berpikir keras.

Setelah berpikir agak panjang dikit, Reona akhirnya memutuskan ke mana ia akan membolos.

"Gue ke rooftop aja lah," gumam Reona dan berangkat menuju ke atap sekolah.

Di tengah-tengah perjalanan, Reona tiba-tiba disenggol dari belakang, sehingga membuatnya terkaget-kaget. "Weh, bangsat!" Reona mengumpat keras.

"Eh, maaf aku nggak liat ada kamu," sesal gadis itu berwajah sedih.

Reona membelalak lebar. "Ini kan Raya. oh, pantas nggak asing, dia juga yang nabrak gue kemaren ternyata," benak Reona baru sadar.

"Gue yang setinggi menara Eiffel ini Lo nggak liat? Punya mata nggak Lo!?" bentak Reona dengan suara cempreng-nya sehingga berhasil membuat Raya terlonjak kaget.

Berdasarkan pengalaman, Reona sudah mampu menebak kepribadian Raya yang seperti apa. Lihat saja sekarang, gadis itu tengah bersandiwara di depannya. Tidak mungkin dia tidak melihatnya yang segede gaban ini. Kecuali kalau Raya memang tidak punya mata.

"Fix, cowok yang jatuh cinta sama modelan kayak gini, otaknya cuma setengah," celetuk Reona dalam hati.

"Tapi, aku benar-benar nggak liat ada kamu," keukeh Raya dengan nada dibuat-buat.

"Tipi, iki binir-binir nggik liit idi kimi, BACOT!" cibir Reona dan berteriak di depan congor Raya.

Reona sangat benci tipe cewek macam Raya.  Andai ia punya kekuatan kegelapan, ia akan melenyapkan Raya dari planet ini. Kalau bisa, sampai anak cucunya sekalian.

"Minggir-minggir, Lo ngalangin jalan gue." Reona mengusir Raya dengan mendorongnya sedikit ke samping. Tapi, apa...

"Akh!" Raya malah menjatuhkan dirinya sendiri.

"Sumpah! Gue paling nggak suka cewek kayak Lo. Kebanyakan drama!" cerca Reona tidak habis pikir dengan kelakuan Raya yang seperti itu.

"Untung gue bukan di tubuh gue. Kalau iya, gue bisa di cap sebagai cowok kasar kalau kayak gini. Martabat gue sebagai cowok kalem bisa tercoreng cuma gara-gara cewek nggak jelas ini," benak Reona tidak bisa membayangkan jika dirinya yang asli berada di situasi ini.

"Mending gue pergi. Sebelum ada yang liat dan bikin salah paham." Reona akhirnya pergi meninggalkan Raya dengan langkah sejuta.

Raya berdiri dan menatap kepergian Reona. Ia merogoh saku bajunya. Ia pun langsung menelpon seseorang.

𝐒𝐮𝐝𝐝𝐞𝐧𝐥𝐲 𝐁𝐞𝐜𝐚𝐦𝐞 𝐚 𝐆𝐢𝐫𝐥  [ѕℓσω υρ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang