Janji
.
A NejiTen Fanfiction
Perang Dunia Shinobi ke-empat telah usai dua tahun lalu, namun masih menyisakan luka dan nestapa bagi Tenten, yang harus kehilangan sosok kekasihnya, Hyuuga Neji, yang tewas karena melindungi adik sepupunya, Hinata dan juga sumber inspirasinya, Naruto. Tenten masih bisa menahan airmatanya dan terlihat tegar ketika perang, tetapi setelah perang usai dan Neji dimakamkan, seluruh hati dan perasaan Tenten remuk redam mengingat kejadian itu. Hampir setiap malam dia menangisi kepergian sang kekasih, walaupun ketika siang, dia bisa menutupi kedukaannya dengan keceriaannya di depan semua orang.
Suatu hari, dia mendapatkan undangan pernikahan Naruto dan Hinata dari Lee. Lee mengajak Tenten dan Guy untuk mempersiapkan kado dan pesan pernikahan sesuai dengan perintah dari Hokage keenam, Kakashi. Ketika membuat video pesan pernikahan yang direkam oleh Konohamaru, Lee dan Guy menaburkan pasir yang membentuk sosok Neji. Hal ini membuat hati Tenten merasa sakit, namun Tenten tetap berusaha menutupinya dengan tawa.
Lalu pada hari pernikahan Naruto dan Hinata, Guy dan Lee kembali melakukan hal gila dengan berjalan ke lokasi pernikahan menggunakan kedua tangan mereka. Tenten serasa nyaris mati dibuat malu oleh tingkah keduanya yang tidak normal itu. "Seandainya kau masih disini, Neji. Aku pasti tidak perlu semalu ini." Batin Tenten kesal.
Dan ketika melihat Naruto dan Hinata yang bersatu di altar, Tenten melihat pasangan itu terharu dan sekaligus sedih. Jika Neji selamat dalam perang, pasti saat ini mereka sudah menikah dan membangun keluarga yang bahagia, seperti janji Neji pada Tenten sebelum perang. "Aku tidak akan pernah memaafkanmu, Neji." Kata Tenten dalam hati, dengan putus asa.
.
.
Setahun setelah pernikahan Naruto dan Hinata, Lee mengajak Tenten pergi berdua dengannya ke lapangan tempat mereka biasa berlatih bertiga dulu. Di sana, Lee mengungkapkan perasaannya ke Tenten.
"Tenten, kau sudah cukup umur untuk menikah. Tidak kah kau ingin seperti Naruto dan Hinata? Aku bisa membantumu untuk membentuk keluarga dan memberimu keluarga yang selama ini tidak kau miliki Tenten."Kata Lee tulus.
Tenten hanya tertawa mendengar Lee dan berkata,"Lee, maafkan aku, tetapi aku tidak ingin menikah saat ini."
"Aku bisa menunggumu sampai kau siap menikah, Tenten." Balas Lee.
"Permasalahannya, aku rasa aku tidak akan pernah siap menikah dengan siapa pun, Lee. Jangan buang waktumu untuk menungguku, carilah wanita lain yang lebih baik dan lebih cantik daripada aku. Lagipula, kau tidak pernah memperlihatkan ketertarikan padaku. Bagaimana bisa kau tiba-tiba melamarku seperti ini?" tanya Tenten.
"Aku tidak tega melihatmu melajang terus, Tenten. Semua teman seangkatan kita yang perempuan semuanya sudah menikah, tinggal kau yang belum. Dan kulihat kau selalu menutup pintu hatimu untuk semua lelaki yang berusaha mendekatimu, bahkan kau menolak Shino dan Kiba yang merupakan anggota klan ternama di Konoha. Kau tidak bisa seperti ini terus untuk selamanya, Tenten. Kau butuh pendamping hidup." Kata Lee putus asa.
"Aku tidak masalah hidup sendiri Lee, daripada aku memaksa membuka pintu hatiku dan menjalin hubungan dengan orang yang tidak kucintai, justru malah akan menyakitiku dan orang yang bersama denganku."
"Apa ini semua karena kematian Neji, Tenten?" Tanya Lee serius.
Tenten hanya tersenyum simpul kepada Lee, lalu beranjak pergi dari tempat itu.
"Kau benar-benar mencintainya, Tenten." Kata Lee pada Tenten yang berjalan menjauh, sementara airmata mengalir deras di wajah Tenten.
.
.
Sepuluh tahun sejak pernikahan Naruto dan Hinata, para wanita dari Konoha 12, ditambah Temari dan Karui mengadakan arisan khusus wanita dan membicarakan banyak hal. Di antara mereka semua, hanya Tenten yang belum menikah. Tenten hanya tertawa dan tersenyum mendengarkan mereka membahas keluarga mereka.
"Tiba-tiba Ino bertanya pada Tenten,"Tenten-san, aku punya sepupu laki-laki dari klan Yamanaka yang seumuranmu dan dia juga belum menikah. Apa kau tertarik untuk berkenalan dengannya?"
Tenten tersedak dangonya dan segera meminum air untuk melancarkan tenggorokannya. Namun belum sempat dia menjawab pertanyaan Ino, Sakura sudah heboh 'menawarkan' temannya yang Ninja Medis ke Tenten.
"Atau kau mau dengan Yusaku, salah satu temanku Ninja Medis? Dia cukup ganteng lho."
Karui juga menyela,"Atau dengan Ninja dari Kumogakure, Tenten-san? Teman-temanku juga banyak yang masih lajang di sana."
"Terima kasih teman-teman, namun untuk saat ini aku masih ingin sendiri." Jawab Tenten.
Seluruh kawan wanitanya terdiam, kemudian Hinata menawarkan pria dari klan Hyuuga."Atau mungkin dengan sepupuku Shuichi dari keluarga utama Hyuuga, Tenten-san? Dia orang yang baik dan kuat seperti Neji-niisan."
Mendengar nama Neji disebut setelah sekian lama, membuat hati Tenten terasa seperti ditikam. Namun dia masih berusaha tersenyum dan menolak halus tawaran Hinata. "Tidak Hinata, aku tidak ingin menikah untuk saat ini."
Akhirnya Temari berkata,"Seleramu tinggi juga Tenten, kau bahkan menolak keluarga bangsawan seperti Hyuuga. Baiklah, apa kau mau mencoba menjalin hubungan dengan adikku, Gaara? Kulihat dia memiliki ketertarikan padamu setelah dirimu membantunya mencari kado untuk Naruto Hinata dan kau membantunya dalam menguasai senjata peninggalan leluhur kami. Aku merestui jika kau yang menjadi istrinya Gaara, Tenten. Kau baik, sabar, hangat, dan pengertian, cocok untuk Gaara yang dingin dan pendiam. Kau tidak mungkin bisa menolak Gaara, Tenten, dia seorang Kazekage lho. Banyak wanita yang antri untuk merebut perhatiannya, namun dia tertarik padamu. Ini kesempatan langka, Tenten. Jangan kau sia-siakan. Kau wanita yang baik, kau layak menikah seperti kami. Gaara juga sudah mengambil anak angkat, aku yakin kau bisa menjadi istri dan ibu yang baik bagi adikku dan anak angkatnya."
Tenten hanya tersenyum sedih memandang Temari, lalu berkata,"Terima kasih Temari-san dan semuanya atas kebaikan kalian, aku benar-benar terharu. Tetapi maaf, aku benar-benar tidak bisa menerima tawaran kalian. Aku masih ingin sendiri dulu."
Semua wanita yang ada disitu shock mendengar ucapan Tenten. Temari bahkan frustasi sampai berkata,"Astaga Tenten, kau bahkan tidak mau dengan adikku yang seorang Kazekage? Ini kehormatan besar bagimu bisa disukai oleh Gaara, kenapa kau menolaknya? Kau mencari laki-laki yang seperti apa sih?"
Tenten hanya tersenyum sedih, lalu Hinata bertanya,"Apa semua penolakan dari Tenten-san ini, berkaitan dengan kematian Neji-niisan?"
Tenten terkejut dengan pertanyaan dari Hinata, lalu berkata,"Apa maksudmu, Hinata?"
"Sejak Neji-niisan meninggal, Tenten-san tidak pernah sekalipun membuka hati dengan pria manapun. Shino dan Kiba juga cerita padaku, mereka dulu menyukai Tenten-san, namun Tenten-san menolak mereka. Apakah Tenten-san ada hati dengan Neji-niisan?" Tanya Hinata.
Tenten tidak menjawab, dia hanya berkata dengan suara tercekat,"Untuk saat ini aku tidak ingin menikah Hinata, aku rasa jawaban ini sudah cukup. Teman-teman, terima kasih atas kepedulian kalian padaku, maaf jika aku bersikap tidak sopan dengan menolak tawaran kalian. Ini uang dangoku, aku harus kembali ke toko-ku. Aku pulang dulu ya."
Para wanita disitu terkejut melihat reaksi Tenten dan sebelum mereka bisa mencegah Tenten pulang, Tenten sudah meninggalkan kedai dango. Para wanita itu hanya saling memandang dan mengerti, bahwa Tenten benar-benar mencintai pria yang sudah meninggal lama tersebut.
Selama perjalanan pulang, Tenten berusaha menahan airmatanya supaya tidak tumpah. Begitu dia sampai di toko senjata-nya yang tidak ada pengunjung, dia membuka lacinya dan mengambil foto dirinya bersama kekasihnya yang sudah menguning. Airmatanya tumpah begitu melihat foto tua itu.
"Neji..." ucap Tenten seraya memeluk foto itu dan menangis.
.
.
Mohon komentar dan sarannya ya gaes, ini pertama kali saya membuat fanfiction, terima kasih :)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Heavenly Promise
Fanfiction"Apa ini semua karena kematian Neji, Tenten?" Tanya Lee. "Apakah Tenten-san ada hati dengan Neji-niisan?" Tanya Hinata. "Aku tidak akan pernah memaafkanmu, Neji." Kata Tenten dengan putus asa. Perang Dunia Shinobi ke-empat telah usai dua tahun lal...