AKU, TEMAN GANK KU & PARA TARUNA

36.6K 160 2
                                    

Aku mempunyai gank (perkumpulan) di kampus. Mereka sering berkumpul di tempat kosku hanya untuk mengobrol atau mengerjakan tugas. Salah satu dari mereka bernama Aji, dia anak asli kota Y*** (edited), tetapi rumahnya jauh, sehingga jarang sekali pulang dan sering tidur di tempatku. Aji orangnya ganteng dan mempunyai badan bagus, apalagi kalau dia memakai celana jeans yang ketat, pantatnya yang berisi dan tonjolan di antara kedua pahanya membuat hatiku berdebar-debar.

Seperti biasanya, dia memakai jeans ketat dan baju ketat. Badannya yang bagus terlihat jelas, apalagi tonjolan di antara kedua pahanya. Malam itu dia tidak pulang karena kecapaian sehabis mengerjakan tugas. Kami sama-sama tertidur pulas, namun tengah malam aku terbangun karena ingin pipis. Setelah dari kamar mandi, tanpa sengaja mataku tertuju pada tonjolan di antara kedua pahanya yang kelihatan besar. Aku jadi tidak bisa tidur, dengan hati-hati kuletakkan tanganku di atas tonjolan itu. Kuusap pelan-pelan karena takut dia terbangun. Aku belum berani bertindak lebih jauh lagi.

Dua hari setelah itu, dia tidur di tempatku lagi. Kupikir ini kesempatanku untuk lebih mengetahui, karena sebelumnya aku hanya mengelus dari luar saja. Setelah dia tidur, aku tidak bisa tidur dan kira-kira dia sudah pulas, perlahan kuraba lagi tonjolan itu dari luar. Aku merasakan tonjolan itu semakin membesar, aku semakin penasaran, dengan hati-hati kubuka resleting celananya. Kususupkan jari-jariku, aku lebih merasakan denyutan rudalnya dibandingkan dengan yang sebelumnya. Rupanya dia sudah terangsang. Aku semakin berani, perlahan kubuka CD-nya dan langsung saja rudalnya melesat keluar. Lama kupandangi batang kejantanan yang besar dan panjangnya 16 cm itu. Dengan perlahan dan hati-hati, kuusap ujung rudalnya karena takut dia nanti terbangun. Lama sekai kuusap-usap kepala batang kemaluannya, tiba-tiba dia terbangun karean kaget.

"Fi, lagi ngapain kamu?" tanyanya sambil menutupi batang kejantanannya dengan selimut.
Aku kaget sekali, "Ji, maafkan aku. Tolong ya jangan bilang siapa-siapa mengenai hal ini!" pintaku.
"Baiklah aku ngga akan ngomong-ngomong, tapi ada syaratnya!" katanya.
"Apa?" tanyaku.
Dia mendekat dan berbisik di telingaku, "Puaskan aku!"
Aku terkejut mendengarnya, "Apa?" tanyaku.
"Ya, buka bajumu dan puaskan aku sekarang!" katanya sambil melepas seluruh bajunya.
Tanpa menunggu perintahnya lagi, aku segera melepas bajuku dan langsung menciumnya.
Dia membalas ciumanku dan berbisik, "Lain kali ngomong dong, jangan seperti maling."
Aku hanya tersenyum saja.

Kami langsung mengambil posisi 69. Kulumat dan kuhisap batang kemaluannya yang besar itu. Dia melakukan hal yang sama pada senjata kejantananku. Lumatan dan hisapannya enak juga. Entah berapa lama hal itu terjadi sampai akhirnya aku merasakan cairan hangat melewati kerongkonganku. Nikmat sekali. Tidak berapa lama, aku juga mencapai puncaknya.
"Croot.. croot.. croot.." lahar panas kumuntahkan ke kerongkongannya.
Nikmat sekali, masih kulihat dia menjilati sisa-sisanya di ujung rudalku.
"Makasih Fi, kamu betul-betul hebat" katanya.
Aku hanya tersenyum dan akhirnya kami berpelukan dan tertidur pulas.

Akhirnya masa ujian selesai juga. Kami satu gank berencana jalan-jalan. Setelah berdiskusi, akhirnya kami sepakat untuk pergi ke Tawangmangu. Kupikir, wah asyik juga nih karena di sana kan dingin.
Aku berkata sama Aji, "Ji, di sana kan dingin, pasti enak buat main."
"Iya sih.." jawabnya, "Tapi kan banyak temen-temen." katanya lagi.
"Ya, sebisanya kita atur lah." kataku.
Akhirnya kami berenam berangkat ke Tawangmangu. Kebetulan di bumi perkemahan hanya ada beberapa tenda, itu pun berjauhan. Aku dan Aji sudah mempunyai rencana untuk ML (Making Love) di sana.

Malam harinya, setelah kami makan seadanya, kami buat api unggun. Udara malam itu cukup dingin, sampai akhirnya karena dingin sekali, kami sepakat untuk masuk ke tenda. Udara dingin itu membuat kami tidak bisa tidur. Kami bercerita, mulai dari cerita yang biasa sampai kepada cerita yang merangsang.
Hingga akhirnya, temanku Anto memotong, "Sayang ya.. ngga ada cewek, dingin-dingin gini enaknya sama cewek."
Si Agus membalas, "Iya ya.., tadi kupikir yang ada di sebelah sana tuh cewek, eh ternyata cowok semua."
Tiba-tiba Aji bicara, "Ngga usah mikirin cewek, kita juga bisa saling menghangatkan."
Aku terkejut mendengarnya. Begitu juga teman-temanku yang lain, namun mereka tidak protes.
Tiba-tiba Anto sudah membuka bajunya sambil berkata, "Ayolah, daripada ngga ada cewek."
Agus mengikutinya sambil berkata, "Iya.. anggap aja variasi, dari pada kita kedinginan."

Jangan Coli SendirianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang