PROYEK BIOLOGI YANG SUKSES

5.8K 24 0
                                    

Eddy dan saya tegang sekali ketika kami diundang untuk mempresentasikan proyek kami. Berhubung Eddy lebih mantap dalam berbicara dan tidak gugup, maka dia akan menjadi pembicara, sementara saya akan menjadi asistennya saja. Kami berdua agak gugup karena banyak orang yang menyaksikan kami. Entah kenapa, proyek kami memenangkan juara pertama, dan kami harus memperagakan penelitian kami di depan mereka. Anehnya, yang hadir di tempat itu adalah pria semua. Tempat pertemuannya pun tertutup, berlokasi di sebuah hotel terkenal.

"Baiklah, akan saya jelaskan tentang penelitian kami," kata Eddy, berdiri di mimbar, sementara saya bersiap di sampingnya.

Selama hampir setengah jam, Eddy menjelaskan panjang lebar tentang penelitian kami. Ketika sesi tanya-jawab dimulai, kami baru menyadari kenapa tidak ada perempuan yang hadir dalam acara itu. Seorang pria berusia 40-an berdiri dan mengajukan pertanyaan.

"Bagaimana cara kalian mengambil sperma? Apakah kalian saling mencoli kontol atau saling fellatio?" Tanpa malu, pria itu menggunakan kata 'kontol' dan 'coli'.

Eddy dan saya langsung terkejut dengan pertanyaan itu. Tapi dengan tenangnya, Eddy berkata.

"Kami saling bermasturbasi. Kami menemukan cara itu sangat santai dan menyenangkan. Ada pertanyaan lain?"

Seorang pria yang lain berdiri.

"Kalau kalian menganggap penelitian itu menyenangkan, itu berarti kalian berdua terangsang?"
"Ya, kami terangsang. Kalau tidak, kami takkan bisa menyemprotkan sperma kami," jawab Eddy, berusaha nampak tenang menjawab pertanyaan-pertanyaan aneh tersebut.

Diam-diam, kontolnya mulai ngaceng berat. Saya dapat melihat tonjolan di balik celananya dengan jelas dari tempatku berdiri.

"Kami menginginkan peragaan langsung saat kalian mengambil sampel sperma kalian," minta seorang pria.
"Peragakan bagaimana cara kalian saling bermasturbasi."

Mendadak, seluruh penonton menjadi antusias, memaksa kami untuk memperagakannya. Eddy dan saya akhirnya menuruti permintaan mereka, lagipula kami memang diharuskan untuk memperagakan sesuatu. Kami berdua sangat gugup. Dengan agak gemetaran, kami bergerak ke tengah panggung. Eddy mulai membuka celana panjangku. Saat celana panjangku merosot turun ke lantai, para hadirin bersorak ramai.

Acara yang tadinya formal kini mulai berubah seperti acara strip-tease homoseksual. Giliranku untuk melepas celana panjang Eddy, juga diiringi sorak meriah penonton. Demikianlah, pelan-pelan, kami menelanjangi tubuh kami. Entah kenapa, kami mulai berani dan percaya diri. Saat itu, Eddy dan saya sudah benar-benar telanjang bulat dengan kontol ngaceng. Kontol kami tertangkap kamera dan ditayangkan di dalam monitor raksasa di belakang kami. Penonton berdecak kagum sambil berbisik-bisik.

Beberapa di antara mereka mulai membuka pakaian mereka. Ada yang bertelanjang dada, ada yang merosotkan celana panjangnya, ada yang mengeluarkan kontol mereka, bahkan ada juga yang benar-benar bugil seperti kami. Eddy dan saya kini yakin bahwa kami telah diundang hadir dalam sebuah acara homoseksual berkedok penghargaan untuk penelitian ilmiah. Kami sama sekali tidak merasa tertipu. Bahkan kami merasa bangga sekali, dan sekaligus terangsang! 😉 Beberapa pria mulai menyemangati kami.

Rasa malu mulai meninggalkan kami. Saya sengaja meliuk-liukkan tubuhku agar para pria yang menonton kami terangsang. Kubungkukkan tubuhku dan memperlihatkan lubang anusku pada mereka. Serentak mereka bersorak sambil berdecak kagum. Di layar monitor raksasa terpampang jelas anusku yang berkedut-kedut. Eddy mendekatiku dan langsung menciumiku dengan bernafsu. Kusambut ciumannya dan penonton pun bersorak. Eddy sengaja memutar tubuhnya agar kamera dapat menangkap gerakan liar lidah kami. Eddy menciumku dengan penuh hasrat dan nafsu. Bibirku disedot-sedot dn lidahku dijilat-jilat. Air liur kami bercampur dan kami tidak merasa jijik sekalipun.

Jangan Coli SendirianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang