ANTARA JAKARTA DAN BANDUNG

6K 26 0
                                    

Aku sedikit tersadar karena desahan nafas menerpa wajahku, aku merasakan kecupan mesra di keningku dan selanjutnya di leherku. Ryan terus menciumi leherku dan terus ke bawah menjilati puting susuku yang membuatku menggelinjang di tempat tidur. Puting susuku bergantian dimainkan dengan lidahnya, kadang dihisap dalam-dalam dan kadang digigit. Dengan mata yang malas terbuka, aku melihat Ryan mulai melanjutkan serangannya, aku masih ngantuk karena semalam kami bercinta beberapa ronde, aku tidak ingat. Ryan terus membelaiku sambil menyibakkan selimut yang menutupi bagian bawah tubuhku. Kini tubuhku yang polos terlihat semua, karena sehabis bercinta semalam kami tidur tanpa mengenakan pakaian.

Ryan terus merangsangku dengan jilatannya di perut dan pusarku, kubelai-belai rambutnya. Tiba-tiba Ryan menjilati batang kemaluanku, dari kepalanya yang besar dia bergerak mengelilingi batang kemaluanku turun-naik beberapa saat, kemudian dia beralih ke daerah lipatan paha dan buah zakarku. Buah pelirku disedot, dilumat dan dimainkan dengan lidahnya, "Aaagghh.." aku semakin menggelinjang dan meregang sambil kuremas rambutnya. Sejurus kemudian Ryan telah memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya, "Ooocchh.. sstt.." kuangkat sedikit pantatku dan kakiku meregang karena nikmatnya. Ryan terus menghisap dengan lembut, memasukkan dan mengeluarkan batang kemaluanku dari mulutnya, semakin lama semakin cepat. Sementara itu tangannya mulai memainkan lubang pantatku, dan jarinya mulai dimasukkan ke dalamnya, "Ooogghh.. sstt.." aku menggeliat-geliat merasakan kenikmatan yang mulai naik ke ubun-ubun.

Kemudian Ryan mulai memutar tubuhnya ke posisi 69, kini batang kemaluan "Indo"-nya yang "XXL" berada di depanku, dengan bernafsu kujilati paha, daerah lipatan antar paha dan terus ke buah zakarnya, kurasakan bau khas laki-laki yang semakin merangsang birahiku. Kupegang dan kujilati kemaluan Ryan, mulai dari kepalanya yang besar, kumainkan lidahku di lubang kemaluannya, Ryan meregang, otot pantatnya mengeras. Kulanjutkan jilatanku terus ke bawah menyusuri batangnya sampai kantung buah zakarnya. Batang kemaluannya semakin membesar dan tegang, segera kuhisap dalam-dalam dan kurasakan denyutan uratnya keras tapi lembut, mulai kukocok keluar-masuk dari mulutku. Karena kemaluannya yang sangat besar, aku hampir tersendak dan pangkal batangnya yang tidak masuk di mulutku kukocok dengan tangan kananku. Ryan mengimbangiku dengan menggoyang naik turun pantatnya. Sementara itu Ryan juga sedang sibuk menghisap batang kemaluanku. "Ooocchh.." aku merasakan sensasi perasaan yang sulit kutuliskan, tubuhku meriang. Semua berlangsung dengan irama yang semakin cepat disertai erangan-erangan kenikmatan.

Ryan semakin ganas menjilat dan menggigit pantatku, memainkan anusku dengan lidahnya, aku hampir berteriak merasakan kenikmatan yang dahsyat, "Ooohh.." terasa geli dan nikmat yang belum pernah kurasakan, "Ooogghh.. fuck me.. fuck me.. please.." pintaku. Aku kemudian menggeser tubuhku ke pinggir ranjang. Ryan turun dan berdiri di pinggir ranjang, kuangkat kedua kakiku dan perlahan-lahan batang kemaluan Ryan dimasukkan ke anusku. "Aaacchh..," aku berteriak karena terasa sakit dan panas. Ryan berhenti sejenak, kukendorkan otot anusku dan akhirnya batang kemaluan besar itu menerobos ke lubang anusku. Ryan mulai menarik dan mendorong perlahan dan semakin cepat, aku mengimbangi dengan menggoyang pantatku, sementara tanganku terus mengocok batang kemaluanku sendiri, "Ooogghh.. sstt.." kami berdua melenguh nikmat bergantian. Setelah beberapa saat Ryan mencabut kemaluannya dari anusku, "Sekarang giliran kamu.." Ryan berkata sambil naik dan jongkok di atas batang kemaluanku, segera kubimbing kemaluanku ke lubang anusnya dan langsung kusodok, "Aaagghh.. oocchh.." kami melenguh bersamaan, kurasakan lubang anusnya hangat, menjepit dan meremas batang kemaluanku, sementara Ryan meringis kenikmatan.

Sesaat kemudian kami sudah dalam irama kenikmatan, aku terus manarik dan mendorong sementara Ryan mengimbangiku dengan menggoyang dan memutar pantatnya. "Aaagghh.. sstt.. aacchh.." aku mengerang dan mendesis kenikmatan. Tanganku yang tadi memegang pinggang Ryan sekarang membantunya mengocok batang kemaluannya yang besar.
"Ohh.. aku mau keluar.." teriakku.
"Aku juga.." balas Ryan.
Aku semakin mempercepat gerakanku dan Ryan juga mengocok batang kemaluannya semakin cepat dan "Ooocchh.. croot.. croot.. croot.." kami hampir bersamaan melenguh panjang disertai semburan sperma kami yang putih dan kental, sekujur tubuhku merinding, bergetar dan tegang. Kami berpelukan erat-erat, tubuh kami menegang sebelum akhirnya melemas perlahan. Aku melihat spermaku meleleh keluar dari anusnya dan sperma Ryan muncrat ke perut dan dadaku.
"I love you.." bisik Ryan.
"I love you too.." balasku sambil kukecup bibir, mata dan keningnya, dia pun melakukan hal serupa.

Jangan Coli SendirianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang