awal

0 0 0
                                    

Nounthen S. Spraklise

Sebuah Kota yang terletak di sebelah barat dunia, keberadaannya sangat jauh dari ibu kota negara, jalanan menuju kota tersebut sangat terjal karena harus melewati sebuah jembatan yang sangat panjang, dan di bawahnya jurang yang sangat amat curam, bahkan tak jarang dari mereka untuk lebih dahulu menyerah sebelum datang ke kota tersebut.

Konon, udara yang terasa di kota Nounthen itu sangat jauh berbeda dengan kota kota di negara Khalisnha, udara nya sangat segar hingga bunga dan buah buahan sangat subur di kota tersebut, hal itu lah yang kini menjadi masalah bagi Nounthen karena banyak kota kota yang ingin merampas kekayaan alam yang melimpah, bahkan mereka tak segan segan untuk mengambil alih kekuasaan Nounthen.

Ardhana Nounsea adalah pemimpin di kota itu. benar sekali, walaupun kota itu berada dalam kekuasaan Pemerintah Negara namun Nounthen jarang bahkan tidak pernah mendapat kebijakan dari Pemerintah, bahkan untuk akses jembatan pun sampai sekarang belum ada perbincangan lebih lanjut. Maka dari itu seluruh warga Nounthen bersepakat untuk membuat pemerintahan sendiri dengan mengangkat Ardhana menjadi Raja di Nounthen.

Mengapa Ardhana yang diangkat menjadi Raja?, diceritakan di dalam buku yang berjudul 'Heaven Nounthen' karangan Rasjava Akrasa sang kakek tua yang hidup nya hanya duduk di kursi kebesarannya, detik demi detik ia habiskan dengan membuat sebuah buku, buku nya terkenal jauh pesat berkeliaran di Nounthen, salah satu nya adalah buku Heaven Nounthen yang menceritakan tentang suatu peperangan di jaman dahulu karena memperebutkan suatu kekuasaan.

Dahulu kala diceritakan di dalam sebuah buku mengenai peperangan yang sangat sadis, karena pasal nya semua wanita yang ikut dalam peperangan itu diculik, hingga akhir nya dibunuh, pembunuhan wanita itu tidak mengenal ras maupun golongan darah, bahkan wanita yang tengah hamil tidak membuat penjajah segan untuk membunuh. Lantas bagaimana nasib wanita yang tidak ikut berperang?, masa itu kabar mengenai wanita yang dibunuh namun bukan pada masa perang sangat menyebar luas hingga sampai ke telinga wanita yang tidak ikut berperang, dengan kabar yang sangat mengejutkan itu mereka dengan keberanian yang ada melarikan diri dari Nounthen. Namun sayang, banyak wanita yang nasib nya tidak jauh dari wanita yang di culik, karena pada saat sekumpulan wanita tengah melewati jembatan dengan terburu buru sampai tidak sadar bahwasanya jembatan yang sedang dilewatinya sungguh curam hingga akhir nya banyak wanita yang terjatuh ke dalam jurang itu.

Ada satu wanita hamil yang masih bertahan di Nounthen kala itu, karena pada saat kabar itu menyebar luas hingga semua wanita melarikan diri, wanita bernama Oliveya Athasea itu sedang berjuang melahirkan putra nya, tanpa bantuan siapapun Oliveya melahirkan putra pertamanya dengan selamat, namun naas 30 menit setelah putra nya lahir, Oliveya mendapatkan kabar dari teman suami nya, bahwa suami nya telah gugur di medan perang. Oliveya hancur, seakan dunia tidak membiarkannya bahagia terlalu lama, Oliveya memeluk sang putra dengan membisikan beberapa kalimat kepada tubuh mungil putra nya yang sedang dalam gendongan "Anak ibu, ayah sekarang sudah tidak lagi di samping kita, ayah udah tenang disana, nanti putra ibu yang ibu sayangi harus bisa menjadi seperti ayah ya nak, ayah sangat baik, ibu memberi kamu nama Ardhana", setelah Oliveya memberi nama kepada anak nya, tak lama setelah itu bom di sebelah selatan Nounthen meledak hingga memunculkan getaran yang sangat kuat, Oliveya sangat tidak berdaya kala itu, hingga datang seorang kakek tua yang membantu menyelamatkan Oliveya dan bayi nya, mereka berjalan menjauhi rumah Oliveya, hingga sampai di sebuah gubuk yang sedikit rapuh, Oliveya menidurkan Ardhana dengan hati hati, namun ia dikejutkan dengan suara sang kakek tua itu yang berkata "Anak mu adalah anugrah bagi Nounthen, karena hari kelahirannya tepat pada hari kebebasan Nounthen, saya yakin anak mu kelak akan menjadi pemimpin bagi Nounthen. Namun, saya berpesan ketika kelak anakmu menjadi seorang pemimpin beri dia nama belakang Nounsea, seperti nama Nounthen dan namamu".

Hanya itu yang terdapat di buku Heaven Nounthen yang sampai saat ini masih bertebaran luas, mereka percaya bahwa Ardhana bisa menjadi seorang pemimpin yang baik untuk Nounthen. Keyakinan mereka menjadi kenyataan karena sampai saat ini dari mulai Ardhana menjadi raja tepat pada umur 19 hingga sekarang 28 tahun Nounthen makmur tanpa gangguan penjajah, semua warga Nounthen sangat gembira tanpa gangguan ekonomi, karena untuk makan sehari hari mereka bisa mengambil hasil bumi yang ada di sekitarnya, dan untuk kebutuhan lainnya Ardhana mempunyai program Ekspor hasil bumi seperti sayuran, ke luar Nounthen selama 1 bulan sekali, dan itu mampu membuat semua warga Nounthen sangat tercukupi.

NOUNTHEN'S (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang